3. Naja's Brother

2.8K 234 25
                                    

Happy reading

      

       
Mark melangkahkan kaki keluar dari mobil. Seraya bersenandung riang ia melangkahkan kaki dengan mantap. Beberapa murid tampak menyapanya. Dan Mark menjawabnya dengan ramah.

Memasuki gedung sekolah, Mark melihat ada kerumunan di depan ruang kepala sekolah yang berada di sebuah sudut. Para siswa dan siswi nampak mengintip dari balik jendela ruangan tersebut. Mark mengerutkan kening.

'Ada apaan sih?' batinnya.

Ia hendak mendekat untuk mencari tahu. Namun bel masuk berbunyi. Maka Mark memutar badannya dan segera beranjak menuju kelasnya di lantai 2.

       

°°

       

Teeett!

Bel tanda istirahat berbunyi. Mark membereskan buku fisikanya. Tepat setelah guru meninggalkan kelas, Hendery menghampirinya.

"Kantin?" tanya pemuda itu.

Mark mengangguk. Ia menoleh ke belakang, mencari sosok Naja. Namun pemuda itu tak ada di tempat. Mark mengernyit. Cepat sekali hilangnya kawannya satu itu. Ia mengedarkan pandang sekeliling kelas. Didapatinya sosok Naja tengah berjalan tergesa-gesa keluar kelas.

"JA! KEMANA?" pekiknya.

"BENTAR! KETEMU DI KANTIN AJA!" teriak Naja seraya berlalu.

Setelah itu Mark dan Hendery pun melangkah menuju kantin. Di depan kelas mereka, kedua kawan mereka, Devan dan Lucas telah menunggu. Berjalan beriringan menuju kantin yang berada di lantai 1 gedung sekolahan. Saat berada di sisi kantin, keempatnya menemui pemandangan tidak biasa. Dimana banyak siswa dan siswi berkerumun mendekat pada satu titik. Keempatnya menatap heran.

"Ada apaan sih? Dari tadi gue liat-liat koq banyak kerumunan gini?" tanya Mark seraya merangkul pundak Hendery.

"Katanya ada anak baru," jawab Devan.

"Oya? Kelas berapa?" kali ini Hendery yang bertanya.

"Kelas X deh kalo gak salah," jawab Devan lagi.

"Sampe dikerumunin gitu emangnya cakep?" ucap Hendery penasaran.

"Gue jadi pengen ta-" Kalimat Lucas terpotong oleh sebuah teriakan.

"PERGI GAK LO PADA!"

Keempat sekawan menoleh. Mereka mengenali suara itu. Suara Naja. Segera mereka mendekat, membelah kerumunan. Dan benar saja, Naja berada disana bersama seorang cowok yang tidak dapat mereka lihat wajahnya karena posisi duduknya yang membelakangi mereka.

"Naja?" seru Mark.

Pemuda itu menoleh.

"Ah, kalian dateng. Kemana aja sih lama banget!?" omel Naja.

Lucas dan Hendery segera mengurai kerumunan begitu tahu yang mereka kerumuni adalah sahabat mereka. Dan keempat sekawan dibuat terkejut kala sosok di sebelah Naja menoleh. Terutama Mark.

Surai abu-abu yang walaupun ditata agak acak-acakan namun tetap terlihat bagus, mata sipit namun tajam seperti elang, hidung mancung dan bibir kemerahan yang bergaris lurus pada wajah putih pucatnya, membuat pemuda tersebut nampak sempurna. Sungguh tampan pemuda ini. Membuat ketiga teman Mark tertegun.

Neighbour | MarkNo (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang