sexta parte

4K 206 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah kejadian dimana Bos besarnya itu memeluknya didalam ruangannya, Xaviena langsung keluar tanpa berkata apapun. Xaviena bergegas pergi dari ruangan bos nya yang mengaku sebagai suaminya. Huh ntahlah, kenapa bos nya itu mengatakan bahwa dia adalah suaminya padahal dia belum menikah. Memikirkan itu saja, Xaviena sudah pusing sekaligus bingung dibuatnya.

Xaviena mendudukkan dirinya diatas kursinya didalam ruangannya untuk menenangkan pikirannya sejenak. Tapi tunggu, kenapa dia menjadi kepikiran dengan bos nya itu?

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Sedangkan Sabirru saat ini juga sedang duduk dikursi kebesarannya yang berada didalam ruangan pribadinya. Sabirru menggeram frustasi karena dia ingin mengingatkan kembali ingatan Xaviena tentang dirinya, tapi apa Xaviena-nya itu mau memaafkan semua kesalahannya dimasa lalu? Dia merasa sangat bersalah karena sering berbuat kasar kepada istrinya dimasa lalu.

-flashback on (dimasa lalu)-

Xaviena sedang berjalan menuju ruang kerja Sabirru dilantai ke 4 didalam kastil. Dia juga membawa teh hangat untuk suaminya itu dengan berhati-hati. Ketika dia sampai didepan pintu ruang kerja suaminya, dia tanpa mengetuk langsung masuk kedalam ruang kerja suaminya itu.

Ketika masuk, dia melihat Sabirru yang sedang membuka surat surat kiriman dari kerajaan lain. Dia menaruh teh yang ia bawa di atas meja. Sabirru menatap tajam istrinya yang masuk kedalam ruang kerjanya tanpa izin darinya.

"Kenapa kau masuk tanpa mengetuk dan izin dariku?" Ucap Sabirru dengan nada dingin dan menusuk pada Xaviena. Xaviena yang awalnya sedang bahagia karena dia mendengar berita bahwa kakaknya yaitu Xavier memenangkan perang melawan Kerajaan Furstenberg kini menjadi murung ketika mendengarkan nada dingin dan menusuk dari suaminya itu.

"Bisa tidak, sehar-" Ucap Xaviena dengan nada protes pada Sabirru tapi langsung dipotong oleh ucapan menusuk dari Sabirru.

"Ingat, Xaviena. Kau jangan menjadi orang yang terlalu berani menentang ucapanku. Aku menikahimu karena surat wasiat terakhir dari kakekmu dan kakekku. Jadi, jangan berharap lebih. Kau hanya wanita murahan yang mengharapkan cinta dariku." Ucap Sabirru dengan menekan setiap kalimatnya pada Xaviena.

Xaviena terdiam mendengar ucapan menusuk dari Sabirru. Walaupun dia sudah sering mendengar ucapan menusuk dari suaminya, dia tak masalah dengan itu asalkan dia tidak mengkhianatinya. Xaviena memang sepolos itu karena mencintai seorang pria yang sudah sering berujar kasar padanya. Mungkin jika wanita lain berada di posisi Xaviena, wanita itu akan menyerah tapi tidak dengan Xaviena. Dia tidak menyerah sama sekali untuk meluluhkan hati suaminya itu meski sudah sering menghinanya. Lagipula Xaviena sudah kebal dengan ucapan menusuk dari suaminya meskipun terkadang dia merasakan sakit hati.

-flashback end-

"Seharusnya dimasa lalu aku tidak berkata kasar padamu. Harusnya aku tidak mengatakan kalimat-kalimat tajam dan menusuk itu padamu, sayang. Maafkan aku..." Ucap Sabirru dengan menggeleng frustasi sambil memegangi kepalanya bahkan sesekali membenturkan kepalanya dimeja nya sendiri.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Suara langkah kaki terdengar jelas dilorong istana yang sepi. Semakin lama suara tersebut semakin terdengar jelas hingga langkah tersebut itu terhenti didepan kamar sang permaisuri.

Suara decitan pintu terbuka, yang menjadi pemandangan orang tersebut adalah sang permaisuri yang tengah tertidur diatas ranjang dengan selimut yang membalut tubuhnya.

Orang tersebut yang tak lain adalah Kaisar itu pun berjalan mendekat kearah ranjang. Tatapan sayu itu tak pernah lepas memandang sang permaisuri yang sedang tertidur nyenyak.

Kaisar tersebut langsung berbaring disebelah tubuh istrinya lalu dengan secepat kilat memeluknya erat, menenggelamkannya pada tubuh atletis dan kekarnya.

Sang istri pun terbangun merasakan ada pergerakan. Namun ketika ia bangun, ia malah melihat dada bidang yang berlapis jubah. Selain itu dia dapat mencium aroma bir dari tubuh sang suami.

Saat wanita itu akan melepas pelukannya, terdengar suara berat yang penuh dengan nada protes.

"Kumohon jangan lepaskan pelukannya. Biarkan dulu seperti ini, sayang." Pelukan itu terasa semakin erat dan hangat.

"Kenapa saat seperti ini saja sifatmu nampak berbeda, aku juga ingin merasakannya setiap hari tanpa ada kepura-puraan sama sekali." Gumam wanita itu pelan sambil mencari posisi ternyaman pada dada bidang milik suaminya.

"Aku sudah mencintaimu, Xaviena. Aku hanya terlalu gengsi ingin mengutarakan nya, sayang. Kau bukan wanita murahan, kau adalah istriku. Maafkan aku.." Rancau tak jelas Kaisar dengan menutup matanya dan terlelap.

"Huh! Apa itu tadi? Kenapa aku bermimpi seperti itu." Ucap Xaviena dengan nada terengah engah karena terbangun. Tadi dia tanpa sadar ketiduran didalam ruangannya, tetapi dia terbangun karena bermimpi aneh.

"Kenapa... mimpi itu terasa nyata?" Lanjutnya dengan mengusap keringat dingin di pelipisnya.

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang