parte diez

2.9K 226 4
                                    



"Jangan harap kau mendapatkan cinta dan perhatian dariku."

"Kau hanya wanita murahan yang berusaha untuk mendapatkan cinta ku."

"Sepertinya aku sudah mulai.. mencintaimu, Xaviena."

"Mulai malam ini kau tidur di kamarku, tidak ada penolakan sama sekali. Ingat itu, sayang."

"Aku sangat menyayangimu lebih dari apapun."

"Sayanggg, Aku ingin dipelukkk!!"

"Disini Birru berjanji akan selalu menjaga Viena."

"Jangan tinggalkan Birru sendirian, Birru takut Viena meninggalkan Birru."

"Birru berjanji tidak akan menikah lagi dengan wanita manapun."

"Tolong jangan tinggalkan aku."

"Permaisuri-ku, Istri-ku, Xaviena-ku.."

"Maaf, aku harus menikahi Rebecca."

"Maaf, Rebecca saat ini sedang sakit jadi aku harus bermalam dikamarnya untuk memastikan dia baik baik saja."

"Rebecca membutuhkanku, jangan egois."

"Rebecca sudah hamil, hamil anakku."

"Kau berubah, Xaviena. Kau tidak seperti Xaviena yang kukenal."

"Apa salah Rebecca hingga kau membuat gosip buruk tentangnya dipusat kota?!"

"Kenapa kau mendorong Rebecca ditaman bunga?!"

"Aku membencimu, Xaviena."

"Kau, wanita jalang. Bahkan lebih dari jalang."

"Aku menyesal karena telah mencintaimu."

"Harusnya sedari awal aku tidak menikah denganmu."

"Maafkan aku.."

"Aku merindukanmu, Xaviena. Tolong kembalilah padaku.."

"Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau sedang mengandung anakku."

"Aku menyesal... Xaviena, tolong kembalilah..."

"Xaviena... Maafkan Birru..."

"Huhhh! Apa itu tadi? Kenapa mimpi itu aneh dan terasa nyata?" Xaviena terduduk diatas kasurnya dengan keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Ia menghela nafas lalu berdiri dan berjalan menuju kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Setelah selesai mengganti pakaiannya dengan piyamanya, dia duduk dipinggir kasurnya dan terdiam sejenak memikirkan mimpinya yang aneh tadi.

"Siapa itu Birru? Dan kenapa nama wanita itu sama seperti namaku?" Setelah beberapa menit dia terdiam, dia memutuskan untuk turun kebawah menuju dapur karena dia merasa lapar.

Ketika dia baru saja sampai dilantai bawah, dia melihat kakaknya yaitu Zayn sedang duduk disofa ruang tengah dan menonton televisi.

Zayn yang menyadari seseorang menatapnya, dia mengalihkan pandangannya dari televisi menuju adiknya yang masih berdiri didekat tangga.

"Mau ngapain, dek?" Tanya Zayn menatap adiknya dari ruang tengah yang masih berdiri didekat tangga.

"Aku merasa lapar, kak." Jawab Xaviena pada sang kakak. Lalu Zayn hanya mengangguk sebagai jawaban dan Xaviena pun berjalan menuju dapur.

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang