GO TO THE FUTURE [HIATUS]

parte tres

Dua minggu setelahnya, terdengar berita bahwa Kaisar Kerajaan Bluearrow dikabarkan jatuh sakit dan itu membuat rakyat khawatir karena mereka takut Kerajaan Bluearrow akan terbengkalai jika tidak langsung ditangani oleh Sabirru.

Saat ini Sabirru terbaring lemah diatas ranjang milik mendiang Xaviena dengan tubuhnya yang masih panas. Sabirru berharap dia segera mati agar bertemu dengan istrinya lagi, yaitu Xaviena.

Para tabib sudah memberikan segala macam obat herbal, namun tubuh Sabirru tak bereaksi apapun pada obat herbal yang diberikannya.

Ketika Sabirru sedang melamun menatap atap-atap kamar milik Xaviena, terdengar suara seseorang.

"Kau bisa bertemu dengan Xaviena, Istrimu." Ucap seseorang dengan jubah hitam yang berada disudut ruangan yang mengejutkan Sabirru. Lantas Sabirru langsung duduk dan menatap orang tersebut.

"Apa maksudmu? Siapa kau?" Ucap Sabirru dengan bingung yang dibalas dengan senyuman tipis oleh orang itu dibalik dijubahnya.

"Pasti anda belum mengenal saya yaa, saya adalah Alexander Ynhx. Anda bisa bertemu dengan Xaviena, tapi di masa depan." Ucap orang tersebut dengan masih tersenyum tipis menatap Sabirru.

"Alexander Ynhx? Apa kau orang yang bisa memindahkan jiwa ke masa depan? Aku masih tak mengerti apa yang kau maksud." Ucap Sabirru bingung.

"Iya, Yang mulia. Aku bisa membuat jiwamu bertransmigrasi ke masa depan agar bertemu dengan istrimu, Xaviena. Tapi sepertinya percuma." Ucap orang tersebut dengan kalimat gantung yang membuat Sabirru tampak semakin penasaran sekaligus bingung tapi ia juga senang jika ada cara untuk kembali bertemu istrinya.

"Percuma apanya? Cepat katakan padaku!" Ucap Sabirru dengan tidak sabar pada orang berjubah hitam tersebut. Bahkan Sabirru langsung duduk dipinggir ranjang, bersiap akan mendatangi tempat orang itu berdiri yang berada di sudut ruangan, padahal sebelumnya tubuhnya terasa sangat lemas.

"Oh sabarlah, Yang Mulia. Aku akan memberitahumu." Ucap orang tersebut dengan terkikik geli melihat Sabirru yang sepertinya sangat tidak sabaran.

Sabirru pun menghela nafas lalu kembali menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang menatap orang berjubah hitam tersebut.

"Yang mulia permaisuri di masa depan sudah bertunangan dengan pria lain, sedangkan anda adalah ceo perusahaan ternama dimasa depan. Kalian berdua akan berjumpa lagi tapi dalam versi yang berbeda yaitu anda sebagai bos dan Xaviena sebagai asistenmu. Xaviena sama sekali tidak mengingat anda karena jika dijelaskan secara logis dia mengalami hilang ingatan. Tapi jangan khawatir, Yang mulia. Jika anda mengingatkannya secara perlahan, maka Xaviena akan ingat dengan cara dia akan bermimpi. Tapi resikonya adalah karena Xaviena telah memiliki tunangan, nama pria yang menjadi tunangan Xaviena adalah Albarra Harrison Adhyaksa." Ucap seorang berjubah hitam itu menjelaskan dengan rinci.

"Baiklah... Aku akan menerima segala resiko yang terjadi asalkan aku bertemu kembali dengan Xaviena, walaupun dimasa depan dia sudah bertunangan dengan pria lain." Ucap Sabirru setelah tadi terdiam sejenak mendengar penjelasan dari Alexander. Yang terpenting bagi Sabirru saat ini adalah ia ingin melihat permaisurinya, istrinya, Xaviena nya. Tak peduli dengan resiko yang akan terjadi dan yang akan ia tanggung ketika berpindah jiwa ke masa depan.

"Jika itu yang Anda inginkan akan saya lakukan, Yang Mulia."

"Baiklah kapan aku akan bisa berpindah jiwa?" Tanya Sabirru dengan nada tak sabaran.

"Sabarlah, Yang Mulia. Memindahkan jiwa manusia membutuhkan banyak energi dan mana agar tidak menjadi kelecetan ingatan pada Anda." 

"Tapi saya tidak menjamin takdir akhir anda dengan ratu, karena saya bukanlah dewa ataupun tuhan." lanjut Alexander menjelaskan.

"Yayaya terserah apa katamu, intinya lakukan saja." jawab Sabirru dengan menatap Alexander.