quinta parte

5.2K 258 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah wanita yang sering dipanggil dengan nama Ena tersebut selesai membantu Jia, dia berjalan kembali menuju keruangannya. Tapi, ketika dia akan masuk ke dalam ruangannya ia mendengar suara pekikan karyawan wanita dari lorong. Tapi, dia juga yang saat ini sedikit sibuk karena harus mengurus berkas perusahaan pun akhirnya masuk kedalam ruangannya.

Setelah beberapa menit kemudian saat ia akan bersantai setelah siap mengurus berkasnya, dia mendengar suara ketukan dari arah pintu luar ruangannya.

"Masuk saja." Ucap wanita yang kerab dipanggil Ena oleh teman maupun sahabat karibnya di Bluessy D'Xanthone Company.

Lalu seorang wanita masuk kedalam ruangannya lalu berkata.
"Ena, kau dipanggil oleh Tuan muda."

"Huh? Tuan muda? Maksudmu anak dari pemilik perusahaan ini?" Ucap wanita yang dipanggil Ena itu.

Wanita itu mengangguk sebagai jawaban lalu berjalan keluar dari ruangan wanita yang kerab dipanggil Ena tersebut.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Beberapa menit setelahnya, wanita yang dipanggil Ena tersebut pun berjalan keluar dari ruangannya menuju ruangan bos nya yang berada disebelah ruangannya itu.

Ketika sudah sampai didepan pintu ruangan bosnya, dia menarik nafasnya lalu mengetuk pintu ruangan bosnya tersebut.

"Permisi, Pak..?" Ucap Ena dari luar sambil mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk." Terdengar suara berat dan serak basah sebagai balasan dari dalam ruangan.

Ena pun berjalan masuk kedalam ruangan bos nya setelah diizinkan dengan sedikit menunduk.

Sabirru yang sedang duduk dikursinya dengan memegang beberapa berkas pun terhenti melihat wanita yang masuk. Dia menaruh berkasnya diatas mejanya dan menatap wanita tersebut.

"Angkat kepalamu, jangan menunduk saat melihat bosmu." Ucap Sabirru dengan nada datarnya.

Ena pun mengangkat kepalanya dan menatap wajah bos nya itu.

Setelah Ena mengangkat kepalanya dan menatap wajah bosnya yaitu Sabirru, dia melihat perubahan secara signifikan dari raut wajah Sabirru. Keduanya terdiam selama beberapa menit.

"Xaviena...." Ucap Sabirru tanpa sadar menatap dalam dan juga sendu secara bersamaan pada wanita didepannya.

Ekspresi Ena sedikit terkejut melihat bos barunya mengetahui namanya padahal dia belum memperkenalkan dirinya.

"Maaf... Pak..? Bagaimana bapak bisa mengetahui nama saya?" Ucap wanita yang bernama Xaviena tersebut dengan ekspresi bingung sekaligus terkejut.

Namun Sabirru tidak merespon ucapan Xaviena, dia malah berdiri dari kursinya dan berjalan menuju tempat Xaviena berdiri. Dan ketika dia sampai didepan Xaviena, dia memeluk tubuh Xaviena dengan erat dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Xaviena.

"Maafkan aku, sayang. Maafkan aku... Maaf..." Gumam Sabirru pelan ketika memeluk erat Xaviena.

Xaviena terkejut ketika bos barunya itu memeluknya erat seperti ini sehingga tubuhnya terdiam kaku. Apalagi mendengar gumaman pelan dari bos nya yang menggumamkan kata maaf padanya dan bosnya itu memanggilnya...sayang? Dia yang tadinya terdiam kaku mulai merasa nyaman dengan pelukan bos nya itu, seperti dia merasa pernah berada diposisi ini sebelumnya padahal ia merasa tidak pernah melakukan pelukan erat ini. Xaviena yang awalnya hanya terdiam kaku kini mulai terbuai dengan pelukan hangat dan nyaman dari Sabirru.

Namun, dia menyadari sesuatu. Tidak seharusnya dia dipeluk seperti ini apalagi dia dipeluk oleh bosnya sendiri. Setelah beberapa menit dia langsung melepaskan secara paksa pelukannya lalu melihat kearah bosnya itu.

"Maaf? Bapak... Kenapa?" Ucap Xaviena dengan menatap bingung setelah melepaskan pelukan dari Sabirru.

"Xaviena... Ini aku, Sabirru... Suamimu, sayang." Ucap Sabirru yang masih menatap dengan penuh kerinduan pada Xaviena.

Xaviena tanpa sepatah kata apapun langsung keluar dari ruangan bos nya itu dengan perasaan campur aduk. Dia seperti merasakan kerinduan pada seseorang tapi juga merasakan hatinya sangat sakit. Ntah kenapa Xaviena merasa dirinya seperti merasakan kecewa pada bos nya itu padahal sepertinya dia baru mengenal bahkan menemui bos nya.

"Hahh! Ada apa ini?! Kenapa aku merasakan seperti merindukan seseorang namun hatiku sakit? Ughh! Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku?!" Ucap Xaviena dengan pelan ketika berjalan dilorong untuk menuju ruangannya sendiri.

"Kenapa aku menjadi kepikiran dengan Pak Sabirru? Kenapa aku merasakan perasaan yang aneh. Dan.. kenapa melihat wajah Pak Sabirru, aku menjadi teringat seseorang tapi aku tidak mengetahui wajahnya! Ugh! Pak Sabirru bos mu! Sadarlah Xaviena!!" Ucap Xaviena menggeleng lalu dia menampar pelan pipinya dan kembali masuk kedalam ruangannya sendiri.

Sedangkan Sabirru masih terpaku melihat kepergian sang istri, ah lebih tepatnya sekretaris nya itu.

"Aku tidak akan melepaskan mu, istriku."

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang