prólogo

8.5K 410 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Disebuah penjara bawah tanah yang lembab, dingin, gelap dan kotor terdengar suara isak tangis seorang wanita dengan tubuhnya yang kurus dan putih itu memakai pakaian kumal. Namun walau keadaannya begitu, wanita itu masih terlihat cantik. Wanita itu duduk disudut penjara dengan mengusap pelan perutnya yang tampak masih rata.

Samar-samar terdengar suara derap kaki menggema di lorong penjara bawah tanah yang sangat minim pencahayaan itu. Suara langkah kaki itu terdengar semakin jelas lalu berhenti tepat didepan pintu sel yang berisi suara isak tangis sang wanita tadi.

Terdengar suara pintu sel dibuka lalu nampaklah seorang Kaisar Kerajaan Bluearrow yang perlahan masuk, menatap jijik dan penuh hina wanita yang masih terisak itu dengan tangannya yang terus mengusap lembut perutnya.

Wanita tersebut menyadari ada yang masuk lalu mendongakkan kepalanya menatap Kaisar tersebut. Lalu ia perlahan-lahan berdiri dari duduknya dilantai penjara yang kotor itu.

"Yang mulia, tolong bebaskan aku dari sini. Aku sungguh tidak mengetahui apapun, aku tidak pernah berselingkuh dengan pria lain dibelakangmu. Bahkan aku tidak tahu kenapa botol racun itu berada dikamarku." Ucap wanita tersebut dengan suara serak nyaris tak terdengar, terus menatap permohonan kearah suaminya yang tak lain adalah Kaisar Kerajaan Bluearrow yang bernama lengkap Sabirru Leonardo Da Xanthone.

'plakk'

Suara tamparan yang diberikan oleh Kaisar kepada istrinya yang bernama lengkap Xaviena Cecillia Delana terdengar menggema di sel tersebut sehingga prajurit yang menjaga dipintu utama penjara dapat mendengar dengan jelas.

Xaviena tertoleh kesamping akibat tamparan dari suaminya. Tamparan tersebut mengakibatkan sudut bibirnya berdarah dan pipinya menjadi lebam. Xaviena lalu kembali menatap Sabirru dengan tatapan yang dalam namun tatapan tersebut menyimpan banyak kesedihan yang sangat mendalam.

"Jangan berkata apapun lagi, jalang. Aku sudah muak denganmu. Bahkan untuk menyebut nama mu saja, aku tidak sudi." Ucap Sabirru, menatap penuh hina pada Xaviena dengan nada dingin dan penuh penekanan.

Sedangkan Xaviena menunduk dan semakin terisak sembari mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya. Lalu setelah beberapa saat Xaviena mendongakkan kepalanya menatap wajah Sabirru dengan tersenyum tipis dengan airmata yang masih mengalir.

Sabirru yang melihatnya pun ntah kenapa menjadi sedikit terganggu melihat tatapan dan senyuman tipis Xaviena padanya. Namun dengan cepat mengenyahkan pikirannya yang merasa sedikit terganggu atau mungkin merasa aneh.

"Prajurit! Cepat bawa wanita ini ke tempat eksekusi!" Ucap Sabirru pada prajurit yang berjaga didepan pintu sel.

"Baik, Yang mulia" Ucap dengan serentak dua orang prajurit tersebut, lalu membawa Xaviena menuju tempat eksekusi yang dimaksud oleh Sabirru.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Saat Xaviena telah sampai ditempat eksekusi, terdengar suara sorakan rakyat yang menggema dengan nada penuh hinaan terlontar untuk Xaviena.

"HUKUM WANITA ITU"

"DASAR WANITA KEJAM"

"BUNUH DIA"

"PENGGAL KEPALANYA"

"DIA SUDAH MERACUNI SELIR KAISAR DAN MELAKUKAN PENGKHIANATAN"

"IYA BENAR, BUNUH WANITA ITU"

Xaviena menatap kearah kerumunan yang berada didepannya dengan tatapan dan senyum tipis yang terlihat sendu. Lalu netranya tak sengaja menatap kearah suaminya, Sabirru Leonardo Da Xanthone. Sabirru saat ini duduk dipanggung bersama selirnya yang bernama lengkap Rebecca Zavana juga duduk disebelahnya.

Sabirru membalas tatapan Xaviena dengan tatapan dingin sedangkan Rebecca menatap Xavierra dengan senyum penuh kemenangan tanpa diketahui oleh Sabirru sama sekali. Xaviena menatap nanar kearah Sabirru lalu menatap algojo yang sudah siap ingin memenggal kepalanya.

Setelah itu, algojo tersebut menutup kepala Xaviena dengan kain hitam lalu algojo itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan memenggal leher Xaviena hingga kepala nya menggelinding jatuh ditanah. Seluruh rakyat bersorak riang karena wanita yang menurut mereka jahat telah mati dihukum.

Setelah acara pemenggalan kepala Xaviena, satu persatu rakyat mulai bubar termasuk Kaisar Kerajaan Bluearrow dengan selirnya.

Tanpa Sabirru ketahui, titik penyesalannya akan dimulai setelah peristiwa ini.

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang