"Kakak kapan sampainya?" Ucap Xaviena dengan nada yang ceria ketika melihat Zayn yang duduk santai menonton televisi diruang tengah.
Zayn yang melihatnya pun, terkekeh kecil. Adiknya terlihat semakin cantik dan dewasa setelah ia tinggal selama beberapa bulan ini.
"Aww... Adik kecilku.. Ayo kesini dan peluk kakakmu ini." Ucap Zayn sambil merentangkan kedua tangannya.
Xaviena yang melihat kakaknya merentangkan kedua tangannya pun langsung berlari menuju tempat sang kakak duduk. Ia memeluk dengan erat sang kakak untuk melampiaskan rasa rindunya selama ini karena dia ditinggal sendirian.
"Aku sangat merindukanmu, kak." Ucap Xaviena pada Zayn dengan semakin mengeratkan pelukannya ditubuh tegap milik Zayn.
Zayn kembali terkekeh kecil melihat tingkah laku sang adik. Pria membalas pelukan sang adik dengan sesekali mengecup kepalanya dengan lembut.
"Kau sudah dewasa namun masih terlihat seperti anak anak, Xaviena." Ucap Zayn pelan namun mengeratkan pelukannya pada tubuh sang adik. Ketika dia merasakan tak ada balasan apapun, dia menundukkan kepalanya melihat wajah adiknya. Ternyata adiknya sudah tidur, pasti adiknya ini sangat lelah akibat bekerja.
Tapi apa boleh buat, itu adalah keputusan adiknya yang mengatakan bahwa ingin mempunyai penghasilan sendiri padahal tanpa bekerja pun, Zayn dapat memenuhi semua kebutuhan adiknya. Xaviena benar-benar keras kepala sama seperti sifat mendiang ibunya.
Zayn memutuskan untuk membopong tubuh sang adik menuju ke kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamar Xaviena, aroma lavender menyeruak masuk kedalam indra penciumannya. Ia meletakkan tubuh adiknya itu diatas kasur lalu tak lupa pula menyelimutinya. Sebelum keluar dari kamar sang adik, dia melihat ada siluet tubuh seseorang dari luar balkon.
Akhirnya Zayn memutuskan untuk mengecek balkon kamar sang adik untuk memastikan bahwa apa itu benar-benar orang atau tidak. Ketika Zayn mengecek balkon Xaviena, tidak melihat siapapun. Dia kembali masuk dan mengunci pintu balkon dari dalam lalu sebelum keluar dari kamar sang adik, dia mengecup pelipis Xaviena pelan dan keluar dari kamar adiknya.
Tanpa Zayn sadari, sesosok tersebut masih berada di balkon kamar Xaviena. Sesosok yang mengenakan pakaian serba hitam tersebut bersembunyi dibalik pot bunga dan tak lama ia menyeringai dibalik tudung jaket hitam yang dikenakannya. Sesosok tersebut menyelinap masuk kedalam kamar Xaviena. Padahal kamar Xaviena sudah dikunci dari dalam, namun dia mempunyai kunci cadangan dari luar. Sesosok itu berjalan menuju kasur tempat Xaviena yang masih tertidur pulas.
Dia mengusap lembut pelipis Xaviena lalu mengecup singkat bibir Xaviena dengan pelan agar Xaviena tidak terbangun. Lalu sesosok tersebut duduk ditepi kasur milik Xaviena. Dia juga menatap lamat-lamat wajah Xaviena yang terlihat damai dalam tidurnya.
"Kau milikku, Xaviena... " Gumam sesosok itu dengan menyeringai lebar dibalik tudung jaket berwarna hitam yang dipakainya.
Setelah hari sudah menjadi gelap, akhirnya sesosok tersebut keluar dari kamar Xaviena dengan pelan karena takut Xaviena terbangun. Namun sebelum sesosok itu pergi, dia kembali mengecup pelan bibir Xaviena. Lalu ia keluar dan dalam sekejap dia menghilang dari balik pintu balkon kamar Xaviena.
(´∩。• ᵕ •。∩')
Disisi lain, seorang pria paruh baya dengan anak kedua laki-lakinya sedang duduk diruang tengah di apartemen miliknya yang berada di luar negeri. Mereka adalah ayah dan kakak kedua dari Xaviena yaitu Hendricks Gustave Cecilio dan Zephyr Nathaniel Cecillio.
"Apa papa yakin untuk meneruskan pertunangan Xaviena dengan Albarra? Aku merasa Xaviena tidak bahagia dengan pertunangannya itu." Tanya Zephyr dengan nada sedikit khawatir pada sang ayah.
"Berhentilah untuk menentang pertunangan adikmu, Zephyr. Xaviena tampak bahagia ketika bertunangan dengan Albarra waktu itu." Ucap tegas Hendricks kepada anak keduanya.
"Lagipula jika dia berani menyakiti Xaviena, papa tidak akan segan-segan untuk membunuhnya." Lanjut ucapan Hendricks pada Zephyr.
"Tapi kan Xaviena baru mengenal pria itu, Pa. Dan... Memang aku melihat ketulusan dan keseriusannya atas Xaviena, tapi aku masih merasa tidak yakin dengan itu, Papa." Ucap Zephyr kembali pada sang ayah.
"Bagaimana jika papa memutuskan pertunangan Xaviena dengan Albarra, lalu menjodohkan Xaviena dengan Sabirru? Lagipula keluarga Sabirru dulu pernah menjodohkan Xaviena dengannya saat masih kecil, kan?" Lanjut Zephyr pada sang ayah. Ia merasakan firasat yang buruk tapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi.
Zephyr merasa bahwa Sabirru lebih baik dari Albarra yang notabenenya adalah orang baru bagi Xaviena. Lagipula Zephyr mengenal jauh Sabirru, dan juga ia dulu tak sengaja mendengar percakapan antara mendiang ibunya dan mendiang ibu dari Sabirru yang berniat menjodohkan mereka berdua saat ibunya masih mengandung Xaviena dan Sabirru yang baru memasuki umur dua tahun.
Hendricks pun menghela nafas berat melihat anak keduanya yang sepertinya tidak menyukai pertunangan anak bungsunya dengan Albarra. Padahal Hendricks juga mengenal baik keluarga Albarra maupun keluarga Sabirru. Baginya sama saja yang terpenting putri kecilnya tidak protes dan malah menerima pertunangannya dengan Albarra.
Lagipula Hendricks terakhir kali melihat anak dari mendiang sahabatnya yaitu Georgios Samaras Da Xanthone saat masih berumur 16 tahun, sebelum Georgios dan istrinya mengalami kecelakaan pesawat saat akan menuju ke luar negeri.
Hendricks memang belum mengetahui berita yang cukup gempar tentang kemunculan anak dari sahabat karibnya, Georgios. Apalagi Hendricks tidak tahu bahwa putri semata wayangnya bekerja di perusahaan Bluessy D'Xanthone. Yang ia tahu hanya Xaviena sebagai sekretaris pribadi dari seorang pemilik perusahaan.
"Nanti papa akan memikirkan ulang, kita lihat saja kedepannya pertunangan mereka." Ucap Hendricks lalu berjalan menuju ruang kerjanya.
"Kuharap dia berubah pikiran dan memutuskan pertunangannya." Batin Zephyr lalu membuka ponselnya untuk mengabari seseorang.
(´∩。• ᵕ •。∩')
"Sialan! Hampir saja rencana ku gagal. Sepertinya pria itu ingin bermain-main denganku." pria itu menyeringai lalu tak lama suara pecahan kaca terdengar.
"Pengawal! Panggil pria itu kesini." Suruh pria itu pada pengawal yang berada disudut ruangannya.
Tak lama setelah pengawal itu pergi, terdengar suara pintu terbuka dan masuklah seorang pria jangkung yang berjalan dengan sedikit menunduk.
"Kau harus bisa membawa Cillia ku kembali kedalam pelukanku. Aku tidak akan membiarkannya direbut kembali oleh pria itu. Sudah cukup dimasa lalu aku mengalah dan terjadi salah paham yang membuat kesayangan ku sakit hati." Ujar pria itu dengan penuh ambisi.
"Baik, Tuan. Saya akan mengusahakan nya agar nona Xaviena kembali pada pelukan anda."
"Kupegang ucapanmu, Albarra"
(´∩。• ᵕ •。∩')
hohoo what are u thinking abt this chpt? bingung atau alurnya ketebak? wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO TO THE FUTURE [HIATUS]
Teen FictionBerpindah jiwa ke masa lalu? Tentu saja tidak! Kisah ini menceritakan seorang Kaisar terdahulu yang bertransmigrasi jiwa ke masa depan demi meminta maaf kepada istrinya dan kembali lagi dengannya tapi dalam posisi yang berbeda. PERINGATANN‼️ INI HAN...