parte uno

7.6K 400 2
                                    


Setelah beberapa hari kematian Xaviena yang dihukum penggal berlalu, saat ini Sabirru sedang duduk sendirian dirumah kaca milik Xaviena dengan perasaannya yang tidak karuan setelah mendengarkan kebenaran tentang Xaviena dari seseorang yang tak dikenalinya.

- Flashback On -

Sabirru saat ini sedang menuju ke festival rakyat sendirian dengan menggunakan kereta kuda nya. Ketika sampai di festival tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya dan seorang pria yang masih tampak muda menghampirinya.

"Salam, Yang mulia. Saya ingin mengungkapkan suatu kebenaran tentang mendiang Permaisuri anda, yaitu Yang mulia Xaviena." Ucap wanita paruh baya tersebut dengan menunduk hormat, sedangkan pria disebelahnya nampak pucat pasi.

Sabirru yang baru ingin berjalan pun langsung berhenti lalu menatap wanita paruh baya tersebut bersama pria disebelahnya.

"Apa maksudmu? Cepat katakan!" Ucap Sabirru dengan nadanya yang dingin seperti biasa.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Sebenarnya nyonya Rebecca, selir anda yang meminum sendiri racun tersebut lalu menyuruh saya untuk menaruh bekas botol racunnya ke kamar Permaisuri. Alasan nyonya Rebecca adalah ingin memfitnah Permaisuri. Bukan hanya itu saja, Yang mulia. Nyonya Rebecca juga menjebak Permaisuri agar terlihat seolah-olah Permaisuri berselingkuh dibelakang anda, Yang mulia." Ucap wanita paruh baya tersebut dengan nada sedikit bergetar dan penuh penyesalan pada Sabirru.

Sedangkan Sabirru menatap tak percaya kearah wanita paruh baya tersebut setelah mendengarkan semua ucapannya dengan jelas.

"Dan...pria yang disebelah saya ini adalah putra saya, sekaligus pria yang bersama Permaisuri saat berada didalam ruangan waktu itu, Yang mulia." Ucap dengan jelas wanita paruh baya tersebut.

Sabirru yang mendengarkan kalimat terakhir dari wanita paruh baya itu, langsung membogem mentah wajah pria yang disebelahnya. Semua prajurit terpekik kaget lalu dengan cepat memisahkan antara Sabirru dan pria yang dihajarnya dan juga ibu dari pria itu.

"KAU!! KENAPA KAU TIDAK MENJELASKAN SEMUANYA KEPADAKU DARI AWAL?!!" Ucap Sabirru dengan berteriak emosi pada wanita paruh baya tersebut dan anaknya. Rakyat yang menghadiri acara festival pun menjadi takut akibat kemarahan sang Kaisar.

"Aku tidak akan memaafkanmu. Bawa dua orang ini ke penjara bawah tanah!" Ucap Sabirru dengan penuh penekanan, lalu Sabirru kembali masuk kedalam kereta kudanya menuju istana.

Setelah sampai dihalaman istana, Sabirru masuk dengan tergesa-gesa kedalam istana sehingga menimbulkan rasa penasaran dari para prajurit istana karena melihat ekspresi sang Kaisar tampak emosi.

Ketika sampai didepan pintu kamar selirnya yaitu Rebecca, tanpa segan Sabirru menendang pintu kamarnya lalu menatap penuh kemarahan pada Rebecca dan pelayan pribadinya yang saat ini sedang seperti merayakan kemenangan dengan menyediakan bir dikamarnya.

Sedangkan Rebecca menatap terkejut kearah Sabirru yang tiba-tiba datang dan menendang pintu kamarnya hingga terbuka lebar.

"Ada apa, Yang mulia? Kenapa anda terlihat sangat emosi hari ini?" Ucap Rebecca dengan mendayu lembut pada Sabirru.

Sabirru yang sudah muak dan terlanjur emosi pun langsung berjalan kearah Rebecca yang sedang duduk di sofa nya lalu mencengkeram kuat lengannya dan menariknya agar berdiri, tak lupa pula tatapan Sabirru semakin menajam menatap Rebecca.

"Kau! Kau yang sudah memfitnah istriku, Rebecca!" Ucap Sabirru dengan semakin menguatkan cengkramannya pada lengan Rebecca.

"A-apa maksudmu, Yang mulia?" Ucap Rebecca dengan nada terkejut dan juga sedikit takut. Rebecca meringis melihat lengannya yang sudah membiru akibat cengkraman kuat dari Sabirru.

"Kau akan menerima hukuman yang setimpal atas perbuatanmu, Rebecca Zavana." Ucap Sabirru lalu menyeret Rebecca keluar kamarnya menuju ruang penjara bawah tanah, tempat mendiang Permaisurinya dulu yaitu Xaviena.

Setelah mengurung Rebecca dipenjara bawah tanah, Sabirru menyuruh asisten pribadinya Deon untuk mengumpulkan seluruh rakyat Kerajaan Bluearrow ditempat eksekusi. Deon yang mendengarnya pun terkejut karena menurutnya siapa yang akan dieksekusi lagi setelah mendiang Permaisuri?. Tapi Deon tak berani bertanya akibat ekspresi Sabirru yang masih tampak emosi. Deon pun menjalankan perintah dari Sabirru dengan mengumpulkan rakyat ditempat eksekusi.

- Flashback Off -

Ketika Sabirru duduk termenung menatap hamparan kebun bunga dari dalam rumah kaca, salah satu prajurit datang.

"Salam, Yang mulia. Hamba diberitahu oleh tuan Deon untuk mengatakan bahwa seluruh rakyat telah terkumpul ditempat eksekusi" Ucap prajurit tersebut dengan menunduk.

"Baiklah, aku akan datang kesana." Ucap Sabirru membalas ucapan prajurit tersebut lalu berdiri dan keluar dari rumah kaca untuk ke tempat eksekusi.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Setelah sampai ditempat eksekusi, Sabirru berdiri didepan tepat didepan para kerumunan.

"Aku sebagai Kaisar Kerajaan Bluearrow akan menghukum langsung selir ku yang bernama Rebecca Zavana didepan kalian semua." Ucap Sabirru dengan jelas didepan para rakyatnya. Sedangkan seluruh rakyatnya tercengang mendengar penuturan dari Sabirru.

"Rebecca selama ini telah memfitnah mendiang Permaisuri, yaitu Xaviena Cecillia Delana. Selama ini Xaviena difitnah dengan kejamnya oleh Rebecca, tapi dengan bodohnya aku mempercayai ucapannya." Ucap Sabirru dengan tersenyum pedih dikalimat terakhir.

Seluruh rakyat Kerajaan Bluearrow menatap tak percaya pada pernyataan yang disampaikan oleh Sabirru.

"BAGAIMANA MUNGKIN ITU TERJADI, YANG MULIA?" Ucap salah satu rakyat yang masih tak menyangka.

Belum sempat Sabirru membalas ucapan rakyat tersebut, tiba-tiba seorang remaja perempuan membalas ucapan salah satu rakyat tersebut dari tengah kerumunan.

"KAU SANGAT BODOH, YANG MULIA! KAU TIDAK MEMPERCAYAI ISTRIMU SENDIRI DEMI SELIR BARUMU! KAU AKAN MENYESAL SEUMUR HIDUPMU!" Ucap remaja perempuan tersebut dengan kuat dan berlinang airmata karena remaja perempuan tersebut juga tak sengaja melihat bagaimana liciknya Rebecca dengan menuduh Xaviena ketika dipusat kota. Ia ikut merasakan sakitnya hati Xaviena yang difitnah kejam oleh Rebecca.

Seluruh rakyat terkejut termasuk orangtua dari remaja perempuan tersebut, tapi Sabirru hanya menanggapi ucapan remaja tersebut dengan tersenyum sendu.

"Iya, aku sudah menyesal sekarang. Oleh karena itu aku ingin membalas perbuatan Rebecca dengan hukuman yang sama seperti Xaviena." Ucap Sabirru menatap remaja tersebut. Lalu Sabirru memerintahkan prajuritnya untuk membawa Rebecca ke tempat eksekusi juga agar ia bisa langsung memenggal kepalanya.

Setelah Rebecca sampai ditempat eksekusi, suara teriakan hinaan terlontar untuknya dari para rakyat.

"DASAR WANITA HINA"

"KAU MENJIJIKKAN"

"AKU MENYESAL KARENA DULU BERSIMPATI PADAMU"

"DASAR WANITA IBLIS TAK PUNYA HATI"

Rebecca menatap kearah kerumunan dengan tatapan takut, bukan karena dia dihina tapi karena dia akan dipenggal oleh Sabirru.

Lalu Sabirru mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan langsung saja menebas leher Rebecca sehingga kepalanya terlepas dan jatuh menggelinding di tanah. Sedangkan para rakyat merasa lega namun mereka juga merasa bersalah akibat mempercayai tuduhan tersebut hingga Xaviena tiada.

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang