parte siete

4K 219 7
                                    


Saat ini sudah pukul enam sore, yang menandakan bahwa sudah jam pulang kantor. Xaviena pun bersiap-siap untuk pulang sembari membersihkan ruangannya sendiri. Tapi ketika Xaviena sedang menyusun beberapa berkas diatas mejanya, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar.

"Masuk saja." Ucap Xaviena dengan singkat lalu kembali fokus pada berkas-berkas yang sedang dirapikan nya. Tanpa dia sadari, yang masuk kedalam ruangannya adalah Sabirru.

Sabirru menatap dalam wajah Xaviena yang saat ini sedang fokus pada berkas-berkas yang dirapikan nya. Hingga akhirnya Xaviena mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang. Ketika dia mendongakkan kepalanya, dia melihat tatapan yang dalam dari Sabirru yang tertuju kearahnya.

"Uhukk!" Xaviena pura-pura batuk agar Sabirru berhenti menatapnya seperti itu. Ntah apa yang terjadi padanya, hingga wajahnya sedikit memerah ketika melihat tatapan yang dalam dari Sabirru untuknya.

Sabirru yang tertangkap basah ketika dia sedang menatap pada Xaviena pun tersenyum canggung. Lalu dia berusaha untuk mencairkan suasana.

"Xaviena, besok kau harus ikut denganku untuk rapat yang diadakan diluar kantor. Tidak ada penolakan karena kau adalah sekretaris pribadi ku." Ucap Sabirru dengan nada yang seperti tidak mau dibantah sama sekali.

"Baiklah, besok saya akan menemani bapak untuk rapat diluar." Ucap Xaviena dengan sedikit menunduk hormat, karena dia harus mempertahankan sikap nya yang sopan didepan bos nya agar dia tidak dipecat.

"Ternyata masih sama, Xaviena-ku masih sangat patuh padaku meski di zaman ini dia tidak mengingatku sama sekali." Gumam Sabirru pada dirinya sendiri dan menatap Xaviena dengan senyum tipis.

Lalu tanpa sepatah kata apapun, Sabirru berjalan keluar dari ruangan pribadi Xaviena.

Xaviena yang melihat bos nya sudah keluar pun, menghela nafas panjang. Kenapa dia jadi kepikiran tentang mimpinya tadi? Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Kenapa juga dia seperti merindukan seseorang tetapi dia tidak ingat sama sekali? Padahal dia sudah memiliki tunangan tapi kenapa perasaannya masih saja terasa aneh? Huh memikirkan itu saja kepalanya sudah dibuat pusing.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Saat ini Xaviena sedang berdiri didepan halte sembari menunggu jemputan dari tunangannya, yaitu Albarra Harrison Adhyaksa. Seorang pria yang juga memiliki sebuah perusahaan yaitu Adhyaksa Dault Company. Kenapa Albarra mengizinkan tunangannya bekerja di Bluessy D'Xanthone Company padahal dia sendiri mempunyai perusahaan? Jawabannya adalah karena Xaviena berkata dia ingin mandiri dengan bekerja. Padahal Xaviena sebenarnya anak orang kaya, namun dia mengatakan pada Ayah dan kedua kakak laki-laki nya yang sedang berada diluar negeri untuk bekerja sendiri dengan mandiri.

Ayah Xaviena juga cukup terkenal dikalangan bisnis, yaitu Hendricks Gustave Cecillio, kakak laki-lakinya yang bernama Zayn Vincente Cecilio dan kakak laki-laki nomor dua nya yang bernama Zephyr Nathaniel Cecillio.

Ketika Xaviena sedang menunggu tunangannya, sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat berhenti didepan Xaviena. Lalu tak lama kaca mobil tersebut terbuka, dan menampilkan wajah Sabirru dari dalam mobil.

"Apa kau ingin tumpangan?" Tanya Sabirru dari dalam mobil pada Xaviena yang masih berdiri dipinggil halte.

Belum sempat menjawab pertanyaan dari Sabirru, sebuah mobil yang tak kalah mewah berwarna putih berhenti dibelakang mobil Sabirru. Lalu pintu mobil tersebut terbuka menampilkan seorang pria berjas kantoran yang berjalan menuju tempat Xaviena berdiri. Xaviena tersenyum melihat siapa yang menjemputnya yaitu Albarra, tunangannya.

Sabirru menatap Xaviena yang tersenyum melihat kearah pria yang sedang berjalan dibelakang mobilnya menuju arah Xaviena berdiri.

Ketika Albarra sampai didepan Xaviena, dia menatap pria yang terdiam dari dalam mobilnya. Albarra terkejut melihat ternyata pria tersebut adalah Sabirru, teman semasa kuliahnya.

"Loh? Sabirru? Ngapain lo disini?" Ucap Albarra pada Sabirru dengan non formal.

"Dia itu bos ku, Albarra. Dia anak dari pemilik Bluessy D'Xanthone Company." Jawab Xaviena pada Albarra. Albarra dibuat terkejut dengan pertanyaan Xaviena.

"Seriously?! Why i don't know? Apa ini alasan lo untuk menyembunyikan identitas asli lo biar lo gak didekati orang lain yang bakal manfaatin lo?" Tanya Albarra dengan nada terkejut pada Sabirru. Sabirru hanya menganggukkan kepalanya.

"Bisakah kamu tidak usah memakai logat lo-gue? Malu lah dengan umurmu yang sudah dewasa. Itu tidak cocok denganmu."

"Kalo begitu saya pamit duluan, ada urusan." Lanjut Sabirru dengan singkat setelah menganggukkan kepalanya. Lalu mobil mewah berwarna hitam milik Sabirru pergi meninggalkan sepasang kekasih tersebut dihalte.

Albarra hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Xaviena masih sedikit terkejut mendengar penuturan Sabirru.

"Yaudah ayo kita masuk ke mobil." Ajak Albarra pada Xaviena setelah melihat mobil Sabirru yang perlahan-lahan menjauh.

Tanpa siapapun sadari, seseorang yang tak jauh dari sana menyeringai menatap ketiganya. ah lebih tepatnya mobil Sabirru yang sudah perlahan hilang dari pandangan.

"Akan kupastikan kau tidak akan bisa kembali dengannya, Sabirru." Ucap orang tersebut dengan senyum seringainya dibalik tudung kepala berwarna hitam.

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang