parte once

1.7K 123 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"

I Miss you so bad, My Princess" Ucap Zephyr dengan suara bass nya.

"I Miss you too, My Heroo" Jawab Xaviena dengan membalas pelukan dari sang kakak.

"Ekhemm."

Pelukan keduanya terlepas ketika terdengar suara deheman lumayan kuat dari seseorang.

"Bagus ya kalian, papa nungguin dibawah tapi kalian ngelepas rindu sendirian dikamar." Ucap yang tak lain adalah Zayn, dia menatap sinis adik laki-laki nya itu yang telah berani memeluk adik kesayangannya tanpa mengajaknya.

"Udah ayo turun kebawah, kasian si tua itu udah nunggu dibawah." Ajak Zayn pada kedua adiknya.

"Kakak jangan tidak sopan begitu dong, bagaimana pun itu adalah papa." Ucap Xaviena menatap wajah Zayn dengan sedikit tajam.

"Haha mampus Lo." Ucap Zephyr dengan tak bersuara menatap mengejek pada sang kakak.

Zayn menatap balik dengan wajah sinis kepada Zephyr lalu menatap adik bungsunya.

"Iya-iya. Yaudah ayo kebawah." Zayn lalu menggenggam tangan Xaviena lalu mengajaknya keluar dan mengabaikan Zephyr yang tertinggal dikamar.

"Ck! Sialan. Awas saja kau kak!" Segera Zephyr mengejar keduanya dan berjalan disebelah kiri Xaviena.

Saat ini posisi Xaviena berada ditengah-tengah kedua kakaknya. Dengan posisi Zayn disebelah kanan serta Zephyr disebelah kiri.

Hendricks tersenyum melihat ketiga anaknya berjalan beriringan menuju kearahnya. Apalagi melihat anak bungsu tersayangnya yang berada ditengah-tengah kakaknya.

"Papaa!"

Xaviena langsung berlari meninggalkan kedua kakaknya dan berlari menuju tempat sang ayah duduk.

"Ck, menyebalkan sekali pria tua itu." Ujar Zephyr dengan menatap sengit sang ayah yang sudah memeluk Xaviena.

"Dasar pria tua, padahal aku kan ingin seperti itu juga." Saut Zayn yang berada disebelah Zephyr.

Mereka berdua kompak melayangkan tatapan sengit kepada sang ayah yang dibalas dengan senyuman mengejek.

"Oww, anak papa ternyata sudah sebesar ini." Ucap Hendricks kepada anak bungsu yang berada dipelukannya itu.

"Yaiyalah, mana mungkin aku terus menjadi anak kecil." Jawab Xaviena dengan sedikit cemberut.

Tak lama setelahnya Zayn dan Zephyr duduk di sofa tempat Hendricks dan Xaviena duduk. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia walaupun tidak ada seorang ibu yang mendampingi.

Namun, tetap ada Hendricks yang melakukan dua peran sebagai ayah dan juga ibu untuk anak anaknya.

"Kau pasti melihat keluarga kecil kita dari atas sana kan, sayang? Lihatlah mereka bertiga sudah dewasa." Batin Hendricks dengan tersenyum menatap ketiga anaknya itu.

Wajah Zayn yang copy paste dari wajahnya, wajah Zephyr perpaduan antara Hendricks dan Luna-istrinya, serta wajah Xaviena yang sangat mirip seperti Luna, istrinya.

"Aku berharap Tuhan tidak mencabut nyawaku sebelum anak anakku menemukan kehidupannya masing-masing, sayang. Walaupun saat ini aku sudah sangat ingin bertemu denganmu diatas sana." Ucap kembali batin Hendricks.

"Permisi Tuan, ini minumannya." Ucap bi Fira yang memegang nampan dengan berisi 4 gelas minuman, tiga gelas kopi serta segelas coklat panas.

"Terimakasih bi." Ucap Xaviena dengan tersenyum.

"Iya non, sama-sama. Kalo begitu saya pamit ingin kebelakang mengerjakan tugas yang belum selesai." Ucap bi Fira yang ditanggapi dengan anggukan oleh keluarga kecil Hendricks.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

"Syukurlah jika dimasa depan ini dia sangat bahagia dengan keluarganya, aku berharap dia tak lagi menderita seperti dimasa lalu. Tunggu aku, Sayang."

Pria tersebut menatap kearah layar kamera yang menampilkan keluarga kecil Hendricks yang sedang tertawa bercanda ria diruang tamu mansionnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah memikirkan cara untuk menyingkirkan pria bodoh itu?" Tanya pria itu pada asisten pribadinya.

"Sangat sulit untuk membunuhnya, Tuan. Dan juga, Zephyr sepertinya tidak terlalu suka dengan saya yang notabenenya adalah tunangan adiknya. Jika dia terus menerus menghasut ayahnya, maka rencana kita akan gagal." Jelas pria itu yang tak lain adalah Albarra, Ya Albarra. Albarra Harrison Adhyaksa.

"Sialan."

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Malam ini mansion keluarga kecil Hendricks lebih berwarna karena Hendricks dan Zephyr telah pulang dari luar negeri.

Makan malam kali ini dihiasi canda tawa oleh Xaviena dan Zayn sedangkan Zephyr hanya menyimak saja tanpa berniat bergabung dalam obrolan. Ia hanya terfokus pada makanan miliknya saat ini tetapi tetap mendengarkan obrolan adik dan kakaknya itu.

Sesekali Hendricks ikut turut menjahili anak bungsunya itu hingga raut wajahnya berubah menjadi cemberut ditambah mulutnya yang sedang mengunyah makanan.

"Oh iya, kapan Xaviena akan diperkenalkan sebagai anak papa didepan umum?" Tanya Zayn pada sang ayah.

"Dua minggu lagi, di acara pembukaan cabang perusahaan milik papa yang berada di pusat kota." Jawab Hendricks dengan santai.

Xaviena yang mendengarnya hanya menganggukkan kepalanya saja. Zephyr yang mendengar itu menjadi sedikit merubah raut wajahnya menjadi serius.

"Papa sudah yakin? Bagaimana dengan rival bisnis papa yang selalu mengincar keluarga kita?" Tanya Zephyr dengan ekspresi serius diwajahnya.

"Papa sudah yakin, dan keamanan Xaviena akan diperketat untuk itu." Jawab Hendricks dengan tersenyum tipis menatap Zephyr lalu menatap Xaviena dan Zayn secara bergantian.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Didalam kamar terdapat kakak beradik yang sedang bersandar pada kepala ranjang. Mereka berdua sedang menonton film aksi kesukaan sang adik.

Mereka adalah Zayn, Zephyr dan Xaviena. Zayn berada disebelah kanan Xaviena serta Zephyr berada disebelah kiri Xaviena.

"Kak, aku seperti merasakan perasaan yang aneh." Ucap Xaviena pada kedua kakaknya.

"Maksudnya?"

"Akhir-akhir ini aku... bermimpi aneh. Aku bermimpi seperti berada dimasa lalu. Dan juga ada pria yang disebut Birru itu memanggil namaku." Ucap Xaviena.

"Mungkin itu hanya bunga tidur." Jawab Zayn dengan mengusap lembut kepala sang adik.

"Iya, jangan terlalu dipikirkan. Nanti adikku ini bisa sakit." Saut Zephyr dengan tersenyum tipis, sangat tipis.

"Ternyata mimpi untuk mengembalikan ingatannya sudah mulai muncul secara perlahan. Tapi, aku berharap dia tidak mengingat Sabirru lagi sampai kapanpun." Ucap batin seseorang.

"Sudah cukup yang mulia permaisuri menderita selama dimasa lalu, aku tidak akan membiarkannya menderita lagi dimasa ini. Sebagai balas jasa nya dulu, aku akan selalu melindunginya dimasa ini."

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

udh ketebak ga sii?? Atau masih bingung??
btw janlup vote yaa-!!😃

*sengaja up nya malem hehe

up lg klo ceritanya rame, jgn dibaca doang la
cape ak buat nya tp g di vote huhuu🥲

MAKASII KARNA UDH SETIA SAMA CERITA INI😭🫶🏻

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang