parte quince

1K 78 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



- flashback on (dimasa lalu) -

Evander saat ini sedang menikmati pemandangan yang berada dihalaman belakang istana nya yang sangat tertutup dan tidak diketahui oleh siapapun, bahkan para pelayan dilarang masuk ke taman tersebut. Taman itu juga dilapisi perisai yang tidak akan bisa ditembus oleh siapapun kecuali dirinya sendiri.

Ditaman itu terdapat patung seorang wanita yang sangat cantik dan indah yang sedang duduk dipinggiran kolam ikan. Patung tersebut adalah replika dari Xaviena. Ya, Evander menyewa tukang pahat yang ahli untuk membuat patung replika Xaviena didalam tamannya itu.

Replika patung tersebut sangat mirip dengan Xaviena. Hanya saja yang membedakannya adalah patung tersebut terbuat dari batu putih yang sangat mahal.

Evander mendekati patung tersebut dan menangkup pipi patung tersebut dengan tangannya.

"Jika kau tak menikah dengan pria itu, akan kupastikan kau adalah wanita yang sangat bahagia tanpa ada kesedihan sedikitpun."

"Aku sangat merindukanmu, sayang."

"Jika sedikit saja pria itu menyakiti mu, aku akan langsung menebas kepalanya didepanmu." Ucap Evander dengan menatap dalam patung tersebut seolah-olah patung tersebut adalah Xaviena.

Setelah berlama-lama menatap patung tersebut, Evander mencium pipi patung tersebut dengan lembut.

"Aku akan kembali lagi nanti." Evander tersenyum pada patung tersebut sembari mengusap kepalanya lalu pergi.

Setelah hampir tiga jam dalam taman tersebut dan menghayal pada patung replika Xaviena, Evander akhirnya keluar dan tak lupa pula mengunci taman tersebut.

"Salam hormat untukmu, Yang Mulia. Saya membawa berita buruk untuk anda." Ucap salah satu prajurit yang menunduk didepan Evander.

"Kabar buruk apa maksudmu? Cepat katakan padaku." Jawab Evander dengan raut wajah datar.

"S-saya mendengar kabar dari Zhask si ahli pemberitahu berita bahwa nona Xaviena telah meninggal dunia."

"Apa maksudmu, sialan?! Tidak mungkin Xaviena-ku mati!" Ekspresi Evander berubah menjadi sangat dingin.

"S-saya juga sudah membuktikan kebenarannya, Yang Mulia. Semua rakyat sudah mengetahui bahwa nona Xaviena telah tiada karena dihukum penggal oleh suaminya sendiri." Ucap prajurit tersebut dengan sedikit terbata-bata karena sangat ketakutan.

'dug'

Evander meninju wajah prajurit tersebut lalu pergi dengan ekspresi yang sangat marah.

"Sialan."

"Aku tidak akan mengampuni mu, Sabirru."

Evander terus berjalan menuju ruangannya dan tak lupa menyuruh seorang pelayan memanggil tangan kanannya.

Setelah beberapa menit Evander menunggu diruangannya, pintu terketuk dan masuklah tangan kanannya tersebut.

"Aku ingin kau menyiapkan pasukan yang sangat banyak untuk menyerbu Kerajaan Bluearrow. Siapkan seluruh pasukan dalam satu minggu tanpa terkecuali."

"B-baiklah, Yang Mulia." Ekspresi wajah pria tersebut tampak memucat karena ketakutan akan aura dan ekspresi kemarahan dari Evander.

"Dan juga, malam ini aku akan pergi ke Bluearrow dengan menggunakan teleportasi dan penyamaran. Aku ingin kau sementara untuk menjaga kerajaan ini."

"Baiklah, Yang Mulia."

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Sepuluh menit yang lalu, Evander telah sampai di dalam kastil kerajaan Bluearrow. Evander menelusuri isi kastil tersebut dengan jubah hitamnya yang menutupi kepalanya.

Saat sudah berada didepan pintu kamar milik Sabirru, tiba-tiba Evander mendengar suara orang yang sedang berbicara. Ia pun tidak jadi untuk membuka pintu dan mendengarkan percakapan tersebut dari luar.

Hingga saat mendengar topik yang sedang dibahas, Evander yang awalnya terkejut pun akhirnya tersenyum miring dibalik jubah hitamnya itu.

"Pasti anda belum mengenal saya yaa, saya adalah Alexander Ynhx. Anda bisa bertemu dengan Xaviena, tapi di masa depan." Ucap orang tersebut dengan masih tersenyum tipis menatap Sabirru.

"Alexander Ynhx? Apa kau orang yang bisa memindahkan jiwa ke masa depan? Aku masih tak mengerti apa yang kau maksud." Ucap Sabirru bingung.

"Iya, Yang mulia. Aku bisa membuat jiwamu bertransmigrasi ke masa depan agar bertemu dengan istrimu, Xaviena. Tapi sepertinya percuma." Ucap orang tersebut dengan kalimat gantung yang membuat Sabirru tampak semakin penasaran sekaligus bingung tapi ia juga senang jika ada cara untuk kembali bertemu istrinya.

"Percuma apanya? Cepat katakan padaku!" Ucap Sabirru dengan tidak sabar pada orang berjubah hitam tersebut. Bahkan Sabirru langsung duduk dipinggir ranjang, bersiap akan mendatangi tempat orang itu berdiri yang berada di sudut ruangan, padahal sebelumnya tubuhnya terasa sangat lemas.

"Oh sabarlah, Yang Mulia. Aku akan memberitahumu." Ucap orang tersebut dengan terkikik geli melihat Sabirru yang sepertinya sangat tidak sabaran.

Sabirru pun menghela nafas lalu kembali menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang menatap orang berjubah hitam tersebut.

Tanpa Sabirru sadari sama sekali, ia akan mengalami kesusahan untuk mendapatkan Xaviena-nya kembali dimasa depan.

- flashback off -

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

heyyooo🤸🏻‍♀️

kira-kira masi ada yg nungguin cerita ini ga ya? [cry]

GO TO THE FUTURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang