27.

14.9K 645 17
                                    

27.


🙌🦋

~~~~

"Om Lony ayok main ama Biya ama Balaa" ajak Bira sambil menarik lengan Rony.

"Iya Bira, sayang aku main dulu di depan yah" pamit Rony sambil mengelus lengan Salma.

"Iya mas"

Rony dan budak kembar itu pun melangkahkan kaki nya menuju halaman belakang. Sedangkan di ruang tamu Salma bersama mama Yati, bu Dewi dan tentu nya ada Putri anak nya.

"Umur berapa kamu Salma?" tanya bu Dewi dengan muka sok nya.

"Umur sembilan belas tante" balas Salma tersenyum.

"Masih muda" balas bu Dewi lagi."Anak saya nikah nya umur dua empat, udah pas benget bagi perempuan nikah nya umur segitu"

"Ini kan perjodohan Dewi, mungkin impian Salma pun tidak umur segini nikah nya" jawab mama Yati membela Salma.

"Sama aja mba, harus nya kamu menjodohkan ketika umur Salma sudah matang, kalau masih kecil mana bisa ngurus rumah tangga" ucap bu Dewi yang terus memojokan Salma.

"Sejauh ini Salma udah sempurna banget ngurus rumah tangga nya, kalau ada masalah pun gak pernah melibatkan orang tua nya dan juga mba sebagai mertua nya" balas mama Yati lagi.

"Salma udah nikah hampir lima bulan yah?" tanya Putri, Salma pun mengangguk untuk menjawab, "Udah isi?" tanya nya lagi yang membuat Salma sedikit sensitive.

"Doain aja mba" jawab Salma. Mama Yati yang mengetahui raut wajah Salma yang seperti itu pun mengelus lengan Salma.

Salma yang sedari tadi mendengar bu Dewi pun semakin panas, karena wanita paruh baya ini selalu saja memojoki Salma. Mulai membahas penampilan salma, umur 19 sudah menikah dan masi banyak sekali pembahasan tentang salma sampai sampai pembahasan soal kehamilan pun yang membuat salma sensitive.

Sudah tidak kuat lagi mendengar nya, Salma pun berniat untuk pergi dari sini.

"Mamah, salma izin ke atas ya. Mas Rony juga lagi main sama si kembar, nanti kasi tau aja salma ada di kamar" pamit Salma pada mama Yati.

"Iya sayang, istirahat aja sana" balas mama Yati sambil mengusap punggung belakang Salma.

"Disini kan lagi ada tamu Salma, kenapa di tinggal?" ucap Putri anak nya Bu Dewi.

"Kan ada mama saya, gak sendirian kan?" balas Salma yang sudah kesal.

"Setidak nya hargai kita di sini"

"Saya hargai mba Putri dari tadi, saat ini waktu nya saya pamit dari obrolan yang entah kemana arah nya." ucap Salma menatap mata Putri.

"Ini yang kamu maksud dengan menantu idaman mba?" tanya bu Dewi tak santai."Gak nyesel mba milih menantu?"

"Dewi, stop mengomentari tentang menantu saya. Kalau kamu tidak suka dengan dia, pergi dari sini!" ucap tegas mama Yati.

"Ini ada apa?" tanya Rony yang muncul dari luar dengan menggandeng si Bira dan Bara.

"Istri mu ini loh Ron, gak bisa menghargai tamu" kompor bu Dewi.

"Gimana maksud nya tan?"

"Tante dengan anak tante kan sedang bertamu di sini, tapi dia dengan lantang nya Salma ingin masuk ke kamar" ucap bu Dewi.

"Memang nya bu Dewi dan mba Putri sedang bertamu pada saya?,enggak kan?!" tanya Salma yang sudah kesal.

Rony yang heran pun mengernyitkan dahi nya, memang apa salah nya jika Salma masuk ke dalam kamar, pikir Rony.

"Salma emang mau istirahat, tapi tadi ada Bira yang langsung masuk kamar Rony dan membangunkan salma dan Rony tan. Jadi apa salah nya istri Rony kalau masuk kamar?" bela Rony pada istri nya.

"om lony ndak boyeh omelin nenek Biya" ucap Bira yang berada di gandengan Rony.

"Biya, diam ajaa, ndak boyeh ikut campul olang tua" balas Bara kembaran nya.

"Rony, ajak Salma naik ke kamar sana" ucap mama Yati.

"Om Lony cini aja, main lagi cama Biya yahh" ucap Bira menahan lengan Rony.

"Tante Salma nya lagi capek, udah dulu ya main nya" balas mama Yati.

"Iiicch yaudah deh, dasarll ante jaat" kata Bira pada Salma.

"Biya ndak boyeh ceperlti itu, ndah baikh tauu" jawab Bara, kembaran nya.

Rony pun langsung melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Salma, lalu ia kaitkan lengan nya dengan lengan Salma.

Didalam kamar Salma langsung merebahkan tubuh nya pada ranjang, ia tiduran dengan posisi memunggungi Rony.

Rony yang melihat pun langsung memeluk tubuh Salma dari belakang, wajah Rony tepat pada leher belakang Salma. Rony mengendus aroma tubuh Salma sampai ke telinga.

"Mas Rony jangan mulai deh, Salma capek banget" ucap Salma yang langsung memberhentikan kegiatan Rony.

"Iya maaf" balas Rony yang langsung mengubah posisi rebahan nya menjadi terlentang.

Salma yang sadar jika Rony langsung menurut ketika ia menyuruh untuk berhenti kegiatan nya tadi, Salma langsung membalikan posisi nya menghadap Rony. Ia menatap mata Rony yang lurus ke arah langit kamar.

"Mas Rony, maaf Salma belum bisa ngasih anak buat mas Rony" ucap Salma lirih. Rony yang mendengar ucapan istri nya pun langsung menatap Salma.

"Ngomong apa sih?"

"Maaf Salma bel-"

"Sayang jangan ngomong gitu lagi ya?, disini yang berusaha buat bikin anak kan bukan kamu doang Sal. Jangan dengerin omongan apapun tentang rumah tangga kita lagi yah" kata Rony yang memeluk Salma dari arah samping.

"Tapi semua orang udah nungguin kita punya anak mas, mama sama papa aku, mama sama ayah kamu, mereka kayak nya udah gak sabar banget deh" jawab Salma yang membalas pelukan Rony.

"Mereka nuntut kamu cepet cepet hamil?" tanya Rony yang langsung mendapatkan gelengan dari Salma,

"Yaudah jangan terlalu di pikirin sayang." ucap Rony yang membuat Salma bingung apa yang dimaksud kerja.

"Ya gimana gak kepikiran mas. Sedangkan dari orang tua kita masing-masing kayaknya udah gak sabar gitu."

"Yaudah, intinya kita jalanin yang didepan dulu ya Sal. Dan buat kamu nya juga jangan di jadikan pikiran terus."

"Iya mas."

****
(

*Teks masih dalam revisi.


)
*****

maap ya malem ga jadi up🙌

ENDS WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang