AA_48_End?

257 4 0
                                    

Hallo semuanya, maaf banget nih lama gak up, ini aku belakangan ini lagi ngajuin kontrak ICE PRINCE OF SCHOOL, tapi karna beberapa kesalahan jadi aku revisi dulu keseluruhannya, makanya aku gak sempat up di sini, tapi alhamdulillah sekarang kontraknya udah selesai, doain aja ya semoga lancar gitu.

Happy reading all🌷

...

Pagi ini dikediaman Brinkley didatangi oleh keluarga Pradipta, mereka datang bermaksud menjelaskan semuanya kepada keluarga itu, walaupun keluarga Brinkley sudah tau perihal Alva namun gadis yg sekarang tengah duduk disebelah Alva masih butuh penjelasan yg harus dijelaskan

" Dewa masih tidur Tha?" tanya mommy kepada Agatha yg sekarang tengah duduk di meja makan sambil mengoles selai kepada dua lembar roti, bermaksud membuat roti bakar untuk sarapan kali ini
" belum mom, tapi habis ini nanti Thata liat ke kamar" ujarnya sambil memasukkan roti tersebut ke pemanggangan
" trus Dewa hak asuhnya jatuh kemana Tha, ke mommy kamu atau ke siapa?" tanya bunda menimpali
mereka sekarang memang masih berada dimeja makan namun setelah sarapan berlalu mereka masih menikmati buah-buahan yg sempat dipotong oleh mommy Agatha tadi
Agatha dan Alva bangun sedikit telat hari ini karena memang mereka baru sampai pukul 12 malam tadi, karena perjalanan yg lumayan itu mungkin menguras tenaga mereka bedua membuat kedua anggota keluarga itu memakluminya

"Thata si maunya  adopsi Dewa, dokumennya masih di urus sama kak Thalita, udah bicarain juga sih sama yg lain"
"tapi kenapa gak mommy kamu aja yg ngadopsi?"

" awalnya aku juga mikir gitu, tapi waktu kita bicarakan ini akhirnya Thata mutusin buat adopsi Dewa karena kalo untuk mommy mungkin udah gak cocok lagi kalo punya anak seumuran Dewa" penjelasan Agatha yg  akhir kalimatnya membuat tawa mereka pecah

" kamu ini bisa aja, udah sana liat Dewa nya di atas, nanti dia bangun loh"

setelah selesai menyantap rotinya Agatha pamit untuk melihat Dewa, apakah anak itu sudah bangun atau belum, namun saat dibuka pintu kamarnya yg ia lihat adalah Dewa yg menangis di atas kasur dengan meremas jemarinya

"eh sayangnya bunda kok nangis hmm?"

" bun... da Dewa pikir bunda ninggalin Dewa" isakan kecil yg keluar dari bibir anak itu,  membuat Agatha gemas sendiri

" gak mungkin dong kan bunda udah janji, yaudah Dewa cuci muka dulu yuk, baru kebawah ada oma sama eyang loh"

saat berjalan menuju meja makan, lokasi itu hanya terlihat Alva yg sepertinya masih asik menikmati beberapa cemilan untuk menemani kopi susu yg tadi sempat dibuat oleh Agatha, sepertinya anggota keluarga yg lain sudah berada diruang keluarga
" Dewa mau makan apa?"

"nasi"

" lauknya apa sayang?"

" ayam tepung, boleh?"

" tentu boleh dong, ok tunggu ya bunda bikin dulu"
sepeninggalan Agatha, Dewa dan Alva sepertinya asyik berdua, dengan Dewa yg sesekali melihat apa yg ditonton oleh Alva di ponselnya

........

1 Bulan kemudian

hotel yg sudah disulap sedemikian rupa itu kini sudah dipenuhi oleh tamu undangan, dimulai dari rekan bisis dari keluarga Brinkley dan juga Pradipta, jangan lupakan teman dari kedua orang yg menjadi pusat perhatian malam ini juga ikut hadir
yap,

setelah kepulangannya dari rumah Luna hari itu, seminggu  setelah itu Alva langsung melamar Agatha dan sekarang tepat sebulan setelahnya mereka melangsungkan pernikahan, memang terkesan terburu-buru namun mereka sudah merasa yakin dan Alva juga sudah bisa bertanggung jawab terhadap Agatha, mereka memilih untuk menjalankan kehidupan baru nya

setelah pernikahan yg digelar kemaren sekaligus dengan beberapa acara pelengkap yang lainnya, sekarang adalah acara bebas, yaitu acara yg mengundang teman-teman mereka semua, dari Dara dan Reyhan yg tentunya hadir karena ini adalah pernikahan adiknya, juga Clarisa yg juga membawa Haikal bersamanya dan jangan lupa kedua teman Agatha yg lainnya, siapa lagi kalo bukan Jasmine dan Alexa yg tengah berpeluan sekarang, mereka tidak menyangka jika semuanya akan seindah ini, takdir Agatha benar-benar indah dan menyakitkan
bayangkan saja mereka yg dipertemukan dan dipaksa terlepas dengan alasan yg menyakitkan akhirnya takdir mengalah dengan mempertemukan dan menyatukan mereka kembali
proud of you guys

" bundaaa!!! om Athalla nakal, makanan Dewa diabisin" teriakan dari Dewa itu mengundang beberapa mata untuk menatap kearah mereka

sekarang mereka sekeluarga tengah duduk dimeja yg memang tersedia untuk keluarga besar
" duh, lo kenapa sih suka banget bikin anak gue nangis, heran" gemas Agatha dengan menjewer telinga Athalla yg membuat tawa Dewa lantas meledak, jika ia dijahilin seperti ini ia selalu senang saat dimana sang bunda selalu membelanya dari kelakuan random dan gak ada akhlak om-om nya yg ada dirumah

" elah Tha, bejanda juga"
" bercanda sayang, ih gemes deh udah tua juga'' cubitan kecil dihadiahi oleh Arabella kepada lelaki itu yg megundang gelak tawa mereka

malam ini menjadi bukti bahwa takdir bisa membolak balikkan hati manusia, siapa yg menyangka lelaki dingin dan cewek pindahan itu bisa menjadi seperti ini di masa depan, tidak ada yg menyangka kesakitan yg dirasakan Agatha kemaren adalah awal dari kebahagiaannya, Agatha tak tau apa yg harus ia ucapkan kepada tuhan, bahkan terimakasih rasanya terlalu sedikit untuk mengungkapkan betapa Agatha bahagia nya sekarang karena selain keluarga nya menajadi lengkap, ia bisa berkumpul lagi dengan orang-orang yg ia sayang juga dengan kehadiran Dewa yg membuat hari-hari Agatha menjadi jauh lebih bahagia

End guys🥳🥳

Sebenarnya aku gak mau bikin AA end di bab segini, cuman aku kayak mikir, ini kan cerita pertama yg aku bikin. Jadi takutnya nanti kalian bosan alurnya gini-gini terus, jadi daripada kebanyakan baba ampe 50 an nanti.

Kalo kalian masih pengen liat kelanjutannya, rencananya nih ya, baru rencana, aku mau bikin sequel nya  tapi ya gitu aku gak bisa jamin ini bakalan bagus atau sesuai ekspetasi kalian lah

Tapi kalo kalian mau baca nanti jangan lupa ya mampir di sequel IPOS
Judulnya "After Married"

Jangan lupa vote and comment guys, love you

See you the next story🤍🤍

Ice Prince Of SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang