AA_9

309 8 0
                                    


ternyata kita berada di dua fakta yg tidak bisa ku hindari, kamu yg mudah membuat ku luluh, dan aku yg sulit membuat mu takluk.
@qr_smi.

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
D
I
N
G

***

Sekarang yg berada di kamar Alva hanya ada Agatha dan si pemilik kamar, orang tua Alva sudah tertidur, karna tadi Agatha sudah sempat bangun, dan sekarang tengah tertidur karna efek obat yg sempat ia minum.

Dan Alva sedari tadi tidak ada memejamkan matanya, ia terus duduk di sofa yg tepat di depan kasurnya, terus memandang Agatha yg tengah terlelap, jujur saja, Alva tidak merasa mengantuk sekarang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.30, yg menandakan sudah sangat larut untuk tetap terjaga, padahal ia dari kantor tadi sangat ingin beristirahat di kamarnya, saat sampainya dirumah dan disugukan oleh kejadian tadi, entah lenyap kemana rasa lelahnya, matanya tidak pernah lepas dari wajah Agatha yg terlelap, disinari oleh lampu tidur karna memang Alva mematikan lampu kamarnya tadi.

Dirasa sudah cukup lama duduk di sofa nya, ia berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, karna dari pulang kantor tadi ia tak sempat untuk membersihkan badannya.

Tak butuh waktu lama Alva sudah keluar dari kamar mandi dengan keadaan yg lebih segar, tentunya dengan baju oblong dan celana pendek si atas lututnya.

Saat ingin mengambil handphone nya yg terletak di atas nakas samping kasurnya, belum sempat tangannya menyentuh handphone itu, suara lenguhan yg berasal dari Agatha membuat pergerakan Alva terhenti.

"Enghh, mommy sakit"lirihan keluar dari bibir yg terlihat lebih pucat dari biasanya, "dingin, abang, hiks dingin"ujarnya lagi, yg membuat Alva berfikir keras, sekarang sudah pukul 2 dini hari, dan tentunya kedua orang tua Alva sudah tertidur, lagian dia juga tak tega untuk membangunkan mereka, AC di kamarnya juga sudah dimatikan, dan tubuh Agatha sekarang di tutupi oleh selimut Alva yg tebal, masa iya gadis itu masih merasa kedinginan, itulah pikiran Alva sekarang.
Saat melihat pergerakan Agatha semakin resah, Alva membuka kaos oblongnya, dan menaiki tempat tidur, masuk kedalam selimut yg dipakai oleh Agatha, persetan masalah ketauan, yg penting Alva hanya ingin memberikan kehangatan kepada gadis yg entah sejak kapan mulai membuatnya penasaran.

Meraih tubuh Agatha lalu memeluknya, menyalurkan hangat dari tubuhnya yg tidak terlapisi apapun, menyamankan posisinya, lalu ikut merebahkan diri dengan Agatha yg telah tertidur pulas di dalam pelukannya, walaupun Alva merasakan hawa yg lumayan panas dari tubuh Agatha, tapi saat mendengar lirihan dari bibir gadis itu Alva tidak tega membiarkan ia merasakan tidak nyaman semalaman, maka dari itu Alva melakukan hal tersebut.

Baru beberapa menit tubuhnya menyentuh kasur, mata Alva mulai meredup, seakan kelelahan yg ia rasakan tadi kembali menyerang tubuhnya, dan tak ingin mengulur waktu lagi, ia mulai mengarungi dunia mimpi dengan tangan yg masih memeluk tubuh gadis yg cepat atau lambat akan memasuki hatinya, mungkin saja bukan?.

....

Kicauan burung yg disertai dengan cahaya matahari yg mulai memasuki celah ventilasi kamar yg bernuansa gelap, menyinari dua insan yg dari semalam mereka tak pernah mengubah posisi tidurnya, entahlah mungkin posisi itu terlalu nyaman.

Tok.... Tok.... Tok.

"Al, bangun nak, udah pagi loh ini, kamu gak mau ke sekolah?"tanya sang bunda, sambil memasuki kamar anaknya, dan  hal yg pertama kali ia lihat adalah anaknya yg tengah tertidur dengan Agatha yg berada dalam pelukannya.

Ice Prince Of SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang