AA_18

233 9 0
                                    

HAPPY READING
....

Kamu ngajak aku kesini pasti ada yg mau diomongin kan?" pertanyaan polos dari gadis yg masih menginjak usia 11 tahun tersebut kepada seorang lelaki yg sepertinya memang sedikit lebih tua darinya

"aku mau putus Tha"perkataan lelaki itu membuat senyum cerah gadis itu yg tak lain adalah Agatha menghilang seketika, jangan menyalahkan umur mereka yg masih sangat dini untuk memulai suatu hubunga ini semua juga karena keluarga mereka yg berusaha menjodohkan Agatha dan lelaki itu

"maksud kakak gimana ya aku gak paham" ujar Agatha berusaha untuk menjernihkan pikirannya

"aku gak suka sama kamu Tha"

"tapi kakak udah janji buat nunggu aku lulus"

"ck cewek kayak lo gak cocok buat Fiko, cuman cewek cupu yg berusaha jadi populer biar dilirik tunangan gue" imbuh perempuan lain yg datang dari belakang Agatha, melangkah kearah lelaki yg bernama Fiko itu lalu menggandeng tangannya mesra didepan Agatha yg memandang tak percaya kepadanya

"maksud lo apa"

"maksud gue itu Fiko udah mau jadi suami gue, mungkin tinggal ngitung hari, dan keluarga lo gak bisa bersanding sama keluarga Fiko yg jelas-jelas punya segalanya, lo kaya sih tapi gak sebanding dengan keluarga gue, soo gue pemenangnya disini" perkataan gadis itu yg berhasil membuat Agatha tertawa sinis melupakan kesedihannya beberapa menit yg lalu, kalo kalian bingung kenapa gadis itu bisa mengatakan keluarga agatha gak sekaya keluarganya karena Agatha emang menutup rapat semua identitas aslinya dari siapapun bahkan Fiko hanya tau kalo keluarga Agatha hanya pengusaha menengah.

selain Agatha tak ingin mengumbar harta keluarganya ia juga tengah menyelamatkan dirinya dari musuh sang daddy yg kapanpun bisa menemukannya jika ia mengumbar jika ia adalah putri satu-satunya keluarga Brinkley jadi wajar aja sih teman-teman sekolah Agatha gak tau kalo gadis itu merupaka anak perempuan satu-satunya dari keluarga paling tersohor

"kalian lucu deh, murah sama murah ketemu, baik-baik deh nanti kalian dikira pasangan diskonan loh, yaudah deh kalo kalian mau nikah berarti gue sama cowok matre ini udah gak ada hubungan kan jadi jadi gue udah bebas" ujar Agatha sambil meninggalkan pasangan yg sangat memuakan itu.

Mata indah Agatha terbuka secara perlahan saat deringan alarm menggangu tidurnya, setelahnya ia mulau duduk dari berbaringnya dan melamun mengingat mimpi tersebut, tak terasa air mata mengalir bebas dari sudut matanya tanpa diketahui oleh Agatha, dan yah gadis itu mulai terisak, mungkin waktu itu ia bisa mengatakan hal tersebut dengan lantang kepada lelaki yg sudah menyakitinya tapi tak ayal hatinya sangat sakit diperlakukan seolah-olah wanita murahan yg bisa didapatkan dengan mudah dan dilepaskan dengan mudah, wajar saja anak umur 11 tahun memang masih sangat awam jika medapatkan masalah seperti itu apalagi harus dituntut dewasa oleh keadaan, dan semenjak saat itu sikap Agatha yg manis perlahan hilang dan digantikan dengan sifatnya yg tak tersentuh, bahkan saat ia memasuki jenjang junior high school banyak lelaki yg mengejarnya tetapi tak ada yg benar-benar bisa mendapatkan perhatian bahkan hati Agatha, seolah hati gadis itu beku bersama dengan sifatnya yg kian hari kian dingin terhadap siapapun

bahkan mata indahnya yg selalu menatap berbinar kepada siapapun sekarang hanya mengeluarkan tatapan datar tanpa ekspresi

saat gadis itu semakin terisak pintu kamarnya dibuka oleh Vano yg terkejut melihat adiknya yg kacau seperti ini, sudah tidak heran jika Agatha tiba-tiba seperti ini, karna ini sudah terjadi beberapa kali dan yah Vano sepertinya harus cepat-cepat menghilang kan lelaki itu dari fikiran Agatha

Ice Prince Of SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang