[11]

2K 223 8
                                    

Jeno dengan sangat ogah-ogahan mempersilahkan salah satu manager dari Luminary Ventures, Jeong Jaehyun, masuk ke penthouse miliknya dan duduk, untuk apa pria itu datang kemari? Bahkan mereka tidak dekat sama sekali, Jeno memang pernah beberapa kali bertemu dengan Jaehyun, tetapi itu karena ia menemani Taeyong.

Membicarakan tentang pekerjaan pun rasanya Jeno sudah tidak memiliki tanggungjawab untuk bicara tentang hal tersebut, seharusnya yang Jaehyun datangi itu Mark, bukan dirinya. Tetapi kenapa manager Jeong malah di sini? Apa pria itu tidak tahu kalau Jeno tidak bekerja lagi?

Jeno menghampiri Jaemin yang sedang hobi di dapur, entahlah katanya ia ingin membuat kue karena sudah lama sekali rasanya tidak makan, Jeno menawarkan untuk membeli kue saja, namun Jaemin menolak. Ya sudah, lagipula Jeno tidak perlu membantu apapun.

Jaemin menoleh, tangannya yang sedang mengaduk adonan perlahan berhenti.

"Jaemin, bisa tolong buatkan teh atau kopi?"

"Tentu, apa lagi yang anda butuhkan? Jika anda ingin membicarakan hal penting, saya bisa masuk ke kamar terlebih dahulu."

Jeno menggeleng, "Tidak, lakukan apa yang ingin kau lakukan, jangan perdulikan kami. Aku juga tidak perduli kau mendengarnya atau tidak."

Jaemin mengangguk dan membiarkan Jeno kembali menghampiri tamu-nya, ia sempat bertatapan dengan pria tadi, mata mereka bertemu dan Jaemin segera berbalik, tatapan itu agak mengancam.

Jaehyun tersenyum saat Jeno kembali, berusaha mengabaikan sosok lain di antara mereka berdua. Namun ada satu hal yang ia heran kan, Taeyong bilang Jeno sangat tidak suka jika rumahnya kotor bahkan jika itu dapur sekalipun, tapi lihat sekarang... Jaehyun bisa melihat tepung berceceran di meja dapur, serta air yang tumpah, kenapa Jeno membiarkan orang lain merusak dapurnya?

Tidak mungkin kekasih Jeno, bukan? Jeno tidak suka pria cantik, Jeno suka pria yang tampan dan berwibawa seperti Zhong Chenle.

"Aku tidak tahu jika ada seseorang yang selangkah lebih maju dariku."

Atensi Jaehyun teralihkan pada Jeno yang duduk di hadapannya, angkuh seperti biasa. "Apa yang membawa anda kemari, manager?"

"Saya dengar kamu akan mendaftarkan busana yang kamu buat, saya hanya ingin memberikan ucapan selamat karena kamu berhasil menyelesaikannya."

"Jadi anda tahu bahwa sebelumnya saya tidak berhasil menyelesaikan satupun? Dari siapa anda tahu? Taeyong?" Daripada menunggu jawaban, Jeno dengan cepat mencecar Jaehyun dengan pertanyaan yang menyudutkan, sebab ia tahu betul bagaimana pria itu sangat penasaran dengan dirinya hingga berani bertanya pada Taeyong.

Tetapi reaksi terkejut yang ia harapkan ternyata kandas, alih-alih menyangkal, Jaehyun malah mengangguk, mengkonfirmasi. "Benar, dan dengan kabar ini, kamu telah menunjukkan bahwa kamu bisa, Jeno. Sejujurnya saya juga ingin mengusulkan hal ini kepada CEO, tetapi sepertinya tidak bisa."

"Yang sebenarnya terjadi adalah anda sangat ingin busana dari brand Luminary terdaftar ke dalam list karena anda telah menganggap pameran ini sebagai ajang promosi, tetapi tidak bisa karena perusahaan dari brand itu sendiri sedang diselidiki oleh kejaksaan. Itulah kenyataannya."

Rumor itu benar, Jeno memang bermulut pedas. Sejujurnya Jaehyun cukup terkejut, ia sudah tahu tentang sifat dan karakter Jeno, namun belum benar-benar menghadapinya. Ternyata bukan hanya pedas, kalimat Jeno sangat menyinggungnya.

"Anda punya cukup banyak waktu ternyata, apa anda juga sedang diliburkan? Saya rasa sebentar lagi kita akan sama-sama pengangguran, manager Jeong."

Jaehyun marah, sangat marah, tetapi pria itu berusaha untuk tetap tenang, sebab Jeno mengatakan semua hal itu tanpa emosi, ia seperti melempar batu ke kepala Jaehyun. Matanya tidak tajam kali ini namun tetap dingin, Jaehyun menganggap itu sebagai penghinaan.

TO BUILD A HOME || JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang