[12]

1.8K 205 12
                                    

Jaemin tidak tahu bahwa Jeno akan sangat terbuka untuk bersentuhan dengannya, pria itu meminta Jaemin untuk menemaninya tidur karena mengantuk setelah menangis hampir dua jam. Tetapi meskipun begitu, Jeno tampaknya benar-benar tidak bisa menutup mata dengan tenang, mungkin bibirnya membisu dan matanya memejam, namun air matanya tidak mau berhenti.

Jaemin menghela merasakan pergerakan Jeno yang beberapa kali berusaha menghapus air matanya, apa yang sudah terjadi sore tadi? Kenapa Taeyong terlihat sangat marah pada Jaemin? Jaemin tidak merasa telah melakukan sesuatu yang salah, ia selalu berada di sisi Jeno dan tidak melakukan hal lain selain mengunjungi Jisung.

"Rasanya... aku tidak akan lega jika belum mengeluh, Jaemin...."

Basah, kaus Jaemin basah di bagian dada hingga menembus kulit terluar, pria itu mengangguk meskipun Jeno tidak melihatnya, ia mengusap punggung sosok tersebut dan menepuknya beberapa kali. "Anda bisa mengeluh sekarang."

Jaemin tidak suka air mata, ia tidak suka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, ia tidak mau dianggap memanfaatkan kesempatan untuk menyentuh seseorang, Jeno tidak boleh bersikap baik padanya dalam jangka waktu panjang. Jeno harus terus menatap Jaemin seperti pedang, Jaemin tidak mau diberi harapan dan berharap pada siapapun.

Beberapa hari terakhir pria itu terus berusaha untuk tetap mempertahankan logikanya, Jaemin juga berusaha keras mengontrol perasaannya, ia tidak boleh terbawa alur. Niatnya di sini adalah bekerja, bukan membangun romansa yang hanya bertepuk sebelah tangan, apalagi dengan seorang pria.

Mungkin Jeno hanya ingin menunjukkan sifat manjanya pada Jaemin karena pria itu bilang akan terbuka jika Jeno memang ingin bersikap demikian.

"Kenapa... aku dimarahi saat aku mencoba menentukan siapa saja yang boleh masuk ke dalam hidupku? Aku mencoba egois dan aku telah memuji diriku sendiri karena berani melakukannya... tetapi rasanya aku dipandang sebagai penjahat karena telah mengatakan kebenaran."

"Jika anda senang dengan apa yang anda lakukan, maka anda tidak boleh menyesalinya hanya karena orang lain tidak suka. Kenapa memikirkan orang lain saat anda tidak melakukan kejahatan apapun pada siapapun?"

"Tapi kakakku bilang itu salahku jika manager Jeong terluka dan merasa rendah diri... Aku tidak menyesal perihal pria itu, aku menyesal perihal kakakku, dia sangat marah tadi...."

Jaemin sedikit melonggarkan pelukannya dan membawa wajah sembab Jeno untuk menatapnya. "Sebelum manager datang kemari, seharusnya dia sadar dengan konsekuensi yang harus dia terima. Bukan salah anda kalau dia merasa tidak terima, bagaimanapun juga dia harus menanggungnya."

Benar, Jaemin benar, sejujurnya hal seperti ini bukan sesuatu yang penting hingga Jeno perlu menangis hanya dengan memikirkannya, menyedihkan menyadari bahwa ia rela menanggalkan harga dirinya agar bisa menangis di dalam pelukan orang lain. Jeno tidak perduli siapa yang ia peluk, pria itu hanya butuh sandaran.

Bahkan bila itu Chenle... Jeno mungkin akan tetap memeluknya dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Hanya ada dua orang yang mampu membuat Jeno menangis semalaman, yaitu Lee Taeyong dan Zhong Chenle.

Dulu, Chenle dan Mark yang akan berada di garda terdepan saat Jeno mengalami kesulitan atau dimarahi oleh Taeyong karena berbuat salah. Dan ketika Jeno banyak membuat masalah di sekolah maupun universitas, mereka tetap membelanya.

Kini Jeno benar-benar merasa tidak punya siapa-siapa, ia terlalu tunduk pada Taeyong dan mengabaikan dua orang lainnya dengan begitu mudah. Bajingan kecil ini sedang tidak beruntung, orang-orang akan menatap dengan iba bila tahu bagaimana ia mencoba melawan dirinya sendiri.

Jeno tidak perduli siapa Jaemin, ia hanya butuh seseorang untuk menemaninya.

Saat Jaemin berhasil menghapus air mata Jeno, pria itu dibuat heran dengan sikap Sang boss yang tiba-tiba saja melepaskan pelukan mereka dan berbaring membelakanginya. Mood Jeno berubah dengan cepat. "Kenapa pula aku bersikap sangat menyedihkan di depanmu? Kau pasti berpikir bahwa aku sangat sensitif dan berlebihan."

TO BUILD A HOME || JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang