"Semua informasi akan digali sedikit demi sedikit, jika orang dalam yang bicara dalam sebuah wawancara maka minat publik akan meningkat. Atau jika kau mau sesuatu yang lebih panas, buatlah rekaman amatir dan seret nama direktur Oh serta beberapa orang terdekatnya."
Taeyong menghisap nikotin miliknya lalu menghembuskan asap tersebut ke udara, rasanya menyenangkan untuk menciptakan sebuah skandal yang tidak akan pernah mendapatkan serangan balik meskipun yang bersangkutan tahu siapa pelakunya.
Taeyong yakin bila direktur Oh tidak mau repot-repot mendaratkan kaki di meja kejaksaan dan melaporkan dirinya atas kasus pencemaran nama baik, sebab mengambil jalur politik tentu akan sangat merugikan bila pimpinan Luminary Ventures itu kalah di persidangan pertama.
Tidak akan ada bukti yang tersebar, Taeyong bermain bersih. Brand Luminary Ventures akan segera diboikot bila skandal ini tak kunjung tenggelam.
Dan Taeyong adalah sosok yang bertanggungjawab atas keputusan yang Jeno ambil, ia mengatakan pada Jeno bahwa Luminary tidak akan berguna lagi bagi mereka sebab saham yang mereka punya bahkan tidak sampai 2%. Taeyong bahkan menyuruh Jeno menjual sahamnya, karena dirinyalah yang berencana untuk menjatuhkan saham Luminary.
"Aku tidak butuh hal seperti itu, aku hanya ingin dia diturunkan pangkatnya atau bahkan dipecat."
"Oh? Dan kau berharap segera diangkat menjadi direktur eksekutif setelah pria itu pergi?"
"Tentu saja, itu tujuanku. Jika hal itu tidak terjadi, maka sia-sia saja aku meminta bantuanmu." Pria itu, Jeong Jaehyun, menaikkan kedua kakinya di atas meja dan menyandar pada punggung kursi.
Sejujurnya skandal ini bukan tuduhan semata, beberapa korban telah bicara dan benar adanya, dan Jaehyun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjatuhkan direktur Oh. Namun, belum ada izin dari bagian direksi Luminary bagi orang-orang mereka untuk bicara di hadapan publik dan media.
Tidak ada izin wawancara dan para wartawan diusir dengan keji di bawah sana. Jaehyun yakin para direksi sedang sibuk menentukan arah perusahaan dan membuat tujuan jangka panjang. Huh... dan Jaehyun justru berada di ruangannya bersama Taeyong.
"Akan ada rapat dadakan besok, untuk membahas strategi yang dibuat oleh direksi, tidak ada yang boleh angkat bicara untuk saat ini sebelum akhirnya diimplementasikan."
Jaehyun memijit pelipisnya, tidak bisakah direktur Oh segera dipecat dan skandal ini segera berakhir agar tidak ada lagi yang saling mencurigai?
"Mereka lebih cepat dari yang kukira. Mereka juga tidak memberikan kesempatan pada media untuk meraup keuntungan," ujar Taeyong.
"Masalah ini menjadi sangat serius sekarang, perusahaan akan diselidiki oleh kejaksaan dan ditutup untuk sementara waktu. Itu bagus untukku tapi buruk untuk nama brand."
"Huh... bagaimana aku bisa membiarkan orang licik dan tidak tahu diri sepertimu mendekati adikku, hm?" Taeyong mematikan rokok dan meletakkan ke asbak.
Jaehyun terkekeh. "Adikmu itu keras kepala, bukan tipe yang mudah didapatkan. Tapi mengingat dia dulu hidup seperti anjing yang senang menginjak orang lain ketika dia sadar bahwa dirinya dilindungi, aku senang karena sekarang dia sendirian akibat ulahmu."
"Sendirian? Tidak, kau salah besar. Masih ada orang lain di belakang punggungnya, yang rela mati untuknya."
"Huh? Siapa?"
"Mark Lee, dan Zhong Chenle."
——o0o——
"Kau sedang apa pagi-pagi begini?" Jeno mengusak rambutnya yang basah dengan handuk kecil, lalu menyampirkan benda tersebut ke lehernya, pria itu baru saja mandi, ia mengenakan pakaian casual karena kemungkinan besar ia akan berada di rumah seharian. Jeno menghampiri Jaemin di dapur, entah apa yang sedang laki-laki itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO BUILD A HOME || JAEMJEN [✓]
Fanfic[BXB] [M] [Ft. DongMark] "It's not the stab in the back that kills you, it's when you turn around and see whose holding knife." Inspired by manhwa 'The Pizza Delivery Man and the Gold Palace'. ©aksaratunggal_