Chapter 52 (part 2) 🔞🔞🔞

8.2K 160 42
                                    

Disclaimer lagi : Guys jd cerita ini hanyalah tempat aku menyalurkan kegabutan, jadi jangan heran alurnya panjang bett, agak nyeleneh dan ngalor ngidul WKWKWKW

Kadang jg perchapter alurnya pendek, kadang panjang HAHAHA

Harap maklum yaw 🙏🏻🤣😭

Makasihhh yaa untuk teman-teman semua yg udah antusias nunggu setiap kelanjutan cerita ini 🥰✨️✨️

Btw chap 52 emang panjang yaa, terbagi dalam beberapa part 😌

Happy reading guys 😘😘😘

****

Meli menggoyangkan kedua pipinya yang telah penuh berisi air, lalu membuang air itu ke wastafel. Kemudian menyapu pinggiran bibirnya yang basah dengan tisu yang tersedia di ruangan itu.

Tenggorokannya terasa amat lengket, lidahnya juga terasa asin namun juga sedikit pahit. Sejak keluar dari bus dan berlari kemari, ia merasa mual karena itu.

Danny yang tengah memandangi Meli hanya bersandar di tembok yang dilapisi keramik itu sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Pengen lagi ngga di keluarin di mulut?", ujarnya dan diikuti oleh tawa renyah tanpa dosa.

Meli mengerutkan kening dan menoleh ke arah Danny, "Emang rasanya emang gini ya?"

Danny hanya tersenyum geli, "Memek lo juga rasanya asin kok".

"Apa?!"

Meli sedikit terkejut saat Danny mengatakan itu. Jelas saja, seumur hidupnya mana pernah ia merasakan atau menjilat sendiri lendir yang keluar dari vaginanya itu.

Danny tengah cengengesan itu berjalan mendekat dan berdiri di samping Meli, ia menumpukan telapak kedua telapak tangan pada meja wesfatel yang terbuat dari keramik. Melihat paras dirinya yang terpantul di kaca lebar itu.

"Makanya, sering-sering nelen dong", ujarnya sembari tersenyum miring.

Meli memutarkan bola matanya dengan malas. Ia masih merasa kesal karena Danny memuntahkan cairan sperma di dalam mulutnya saat ia tengah mengulum penis pria itu. Bukannya merasa bersalah, Danny malah memaksanya menelan seluruh cairan kejantanan itu tanpa sisa.

Tring - Danny segera mengambil ponselnya dari saku celana, lalu membukanya dan terlihat sebuah notifikasi pesan masuk.

Sony : Pesenan lo udah dateng nih

Danny kembali meletakkan ponselnya pada saku celana, lalu memandang sebentar ke arah Meli yang masih membilas area sekitar bibir dan dagunya.

"Gue duluan".

Meli hanya mengangguk, ia tahu meskipun Danny memperlakukannya dengan baik, tetapi pria itu jelas tak ingin terlihat berduaan dengan dirinya. Jarak itu masih harus ia jaga sampai saat ini. Kadang ia pun merasa sedih karena hal ini. Ia memang tidak berharap menjadi kekasih Danny. Namun, ada kalanya ia ingin Danny menyapanya seperti pria itu menyapa gadis-gadis lain.

"Iya, duluan aja", sahut Meli sambil tersenyum tipis.

Danny langsung melangkah keluar dari kamar mandi itu sendirian - Ia berjalan menghampiri teman-temannya yang sudah duduk lebih dulu di meja makan yang ada di tempat itu. Lengkap dengan hidangan yang sudah mereka pesan.

"Lama banget lo! Kemana sih?", ujar Sony saat Danny baru saja duduk di sebelahnya.

"Habis 2 ronde", jawab Danny seraya berbisik di telinga Sony dan mengedipkan sebelah matanya.

The Doll Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang