chapter 23 🔞

11K 98 3
                                    

Meli sedang fokus mengerjakan soal-soal latihan di meja belajarnya. Ia mendengar suara pintu kamarnya yang sengaja tidak dikunci itu terbuka, dan tetap tidak bergeming untuk melihat siapa yang datang. Seseorang dengan wangi parfum yang amat ia kenal masuk ke dalam, dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Meli.

"Sibuk banget lo", ucap Danny.

"Iya, bentar lagi UTS", ucap Meli tanpa menoleh sedikit pun.

Danny melepaskan tangannya, lalu duduk di pinggir ranjang

"Jangan lupa dateng malam minggu", ucapnya.

Meli menutup bukunya, lalu menoleh ke arah Danny, "Maaf, Dan. Aku ngga bisa".

"Kenapa? Lo perlu tebengan?"

"Ngga, bukan itu", Meli menggeleng. "Aku…"

Danny menepuk kasur di sampingnya, memberi perintah agar Meli segera naik ke atasnya.

Sekarang mereka sudah sama-sama bersebelahan merebahkan diri di kasur itu, dan memandang ke arah plafon.

"Kenapa lo ngga dateng", ucap Danny menunggu alasan Meli yang sempat ia potong tadi.

"Aku ngga punya costum, Dan. Maaf ya", ucap Meli dengan pasrah.

"Kan gue udah bilang, kalo lo perlu sesuatu tinggal ngomong".

Meli mengangguk pelan. Ada benarnya. Semestinya ia tinggal minta saja, toh Danny sendiri yang mengatakan ketersediaannya.

"I… Iya. Nanti deh. Tapi, Dan…"

"Hm?"

"Kamu ngga keberatan kalo aku datang?"

Danny menyeringai, "Lo kan tugasnya emang muasin gue, ya lo harus datang lah".

Meli tersenyum getir, sejujurnya sedikit miris karena ia hanya dibutuhkan untuk hal-hal seperti itu.

"Oh ya, Mel…"

"Iya, Dan?"

"Sejauh ini, lo cuma berhubungan sama gue kan?"

Meli menoleh, dan mereka saling berpandangan.

"Aku ngga pernah ngelakuin sama orang lain. Bahkan kepikiran pun engga", ucap Meli.

Danny tentu percaya itu. Bahkan tanpa ditanyakan pun, ia yakin Meli tidak akan melakukan itu dengan orang lain. Walaupun selama ini ia menyembunyikan apa yang ia lakukan dengan Grace dan Avril beberapa waktu lalu.

"Dan, seandainya aku masih perawan, kamu bakalan tetep ngelakuin itu ngga?"

Danny terdiam. Sebenarnya ia sendiri berprinsip untuk tidak menyetubuhi gadis perawan. Ia tidak ingin dilabeli sebagai 'perusak'. Tetapi meskipun Meli juga mengakui ia tidak perawan dari awal, namun Danny tetaplah orang pertama berhasil menikmati 'surga dunianya' setelah sex toys terkutuk itu. Karena inilah ia punya jawaban lain.

"Gue bakal ngerayu lo sampai lo mau sama gue", ucapnya tersenyum.

"Apa kamu bakal ngerayu orang lain juga, kalo kamu pengen dapetin itu?"

Danny mengernyitkan dahi, pertanyaan Meli semakin ke sini semakin memusingkan dirinya. Seperti ingin mengetahui lebih dalam tentang apa yang ia lakukan di belakang gadis itu selama ini.

"Lo bisa ngga sih, ngga usah nanya hal konyol begini?!", ucap Danny seraya membangunkan tubuhnya.

Meli yang merasa bersalah dengan pertanyaan itu, ikut membangunkan tubuhnya.

"Dan, maaf… aku ngga bermaksud", ia hendak merangkul lengan Danny.

Tetapi Danny langsung menepisnya dengan kasar, lalu turun dari ranjang. Segera beranjak pergi dan masih mengabaikan Meli.

The Doll Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang