chapter 70 🔞🔞🔞

6.5K 128 60
                                    

Disclaimer : pada hakikatnya ini adalah cerita orang gila, jika kalian ingin membaca cerita orang waras, bukan ini tempatnya 😔😔😔

****


"Huekkk hueeekk"

Kris segera berkumur dengan air wastafel setelah memuntahkan sarapannya tadi pagi. Sementara Nicho yang berdiri di luar toilet hanya mengalihkan wajahnya karena merasa jijik mendengar suara itu.

Setelah membersihkan mulutnya dan menyapu tepi bibirnya dengan tisu, Kris lalu keluar dari ruangan itu sambil memijat kepalanya yang masih terasa pusing.

"Masih pusing lo?", tanya Nicho.

"Gapapa, gue udah lama ngga minum aja", ujar Kris sambil menggeleng pelan.

Tadi malam, Kris benar-benar ikut party bersama Nicho dan teman-temannya. Rey juga hadir di sana. Mereka berpesta seperti biasa untuk menghilangkan beban di bangku kuliah. Biasanya mereka akan berpesta di sabtu malam, tapi kadang juga di malam tertentu yang hari esok tidak ada jadwal kuliah.

Dan di tengah pesta, Kris mabuk berat karena melampiaskan keinginannya yang sudah lama tidak meminum miras bersama Danny, Theo, Zayn dan Sony. Efeknya membuat ia pusing dan muntah-muntah sampai pagi.

"Sejak kapan lo bisa mabok?", tanya Nicho.

"Sejak temenan sama anaknya Om Bryan... Dan yang lain".

Nicho hanya mengangguk pelan. Lagi-lagi ia bingung harus merespon apa. Perasaan waktu SMA, Nicho tidak sampai begini. Ia baru bisa minum miras setelah kuliah di Amerika, itupun karena negara ini miras dijual bebas.

"Pesawat lo take off berapa jam lagi?"

"Satu setengah jam lagi", ujar Kris sembari melirik jam tangannya.

"Gue ada urusan di kampus. Sorry ya ngga bisa nemenin lo sampai berangkat", ujar Nicho seraya menepuk pelan pundak Kris.

"Oke".

"Hati-hati ya, salam buat Mami, Papi sama Rio".

Setelah itu, Nicho dan Kris berjabat tangan. Nicho berjalan keluar bandara, sementara Kris tetap menunggu di waiting room sampai keberangkatan pesawat nanti.

****

Sony yang sudah datang sejak dua hari lalu dari Singapura, hanya menghabiskan waktu di rumah seharian. Ia hanya duduk di balkon yang terhubung langsung dengan kamarnya. Sambil menghisap rokok dan memainkan game online di ponsel.

"Sony!!"

Liana langsung membuka pintu kamar Sony yang tidak dikunci dan melangkah menuju balkon untuk menghampiri anaknya itu.

"Kamu ngapain?"

"Main game, mah", jawab Sony - tanpa berkutik sedikit pun dari layar ponsel itu , walaupun Liana kini sudah duduk di sebelah dirinya.

"Son, mama sama papa udah berumah tangga selama 18 tahun".

"Hmm?"

"Walaupun mama sama papa ngga seharmonis dulu, tapi kami ngga pernah mengurangi rasa sayang kami buat kamu", ujar Liana dengan suara lirih.

Mendengar hal itu, Sony lantas menghentikan permainannya. Lalu mematikan rokoknya yang masih tersisa setengah batang. Sepertinya Liana ingin berbicara lebih dekat dengannya.

"Dulu waktu awal nikah sama papa kamu, dia baru aja lulus kuliah setelah 2 tahun tertunda. Mama pikir, setelah dia lulus, dia bakalan dapat kerjaan yang layak. Terus hidup berkecukupan", sambung Liana.

The Doll Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang