23. I'll Paint A Sun

1.8K 245 129
                                    


Utada Hikaru — First Love

Chapter 23

Acara hari ini berjalan cukup lancar menurut Natta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara hari ini berjalan cukup lancar menurut Natta. Kendati sempat ragu akan kemampuan diri dan berpikir akan berpotensi merepotkan teman-teman satu kelompoknya, rupanya tidak begitu. Ia benar-benar diterima baik bahkan diberikan kata-kata penyemangat untuk mematenkan langkah kakinya. Banyak dari mereka yang kagum pada Natta karena masih berkenan untuk mengikuti acara hingga akhir meskipun kondisi fisiknya tidak bugar.

Sejak menerima perintah pertama, mereka telah lulus sensor dan mendapatkan benda-benda yang harus mereka kumpulkan agar memenuhi syarat untuk menjadi anggota BEM yang baik dan benar dan tidak membuat kelompok mereka mendapatkan ganjaran di acara api unggun malam nanti.

Dari post satu, kakak-kakak panitia membagikan pertanyaan hingga jebakan yang cukup mudah. Apalagi itu bagi Dion yang sudah terbiasa hidup penuh perjuangan ditambah Corri yang kecerdasannnya di atas rata-rata umat manusia. Natta sejak tadi tidak banyak berperan, ia selayaknya Natta yang biasa, tidak bersemangat, datar, jutek dan kesan-kesan tidak ramah lainnya diperparah lagi dengan badannya yang tetap pegal linu. Untungnya teman-teman seperjuangannya tidak mendepaknya dari barisan.

Natta bersyukur sebab ia satu kelompok dengan warga universitas yang luar biasa ambisius hingga membuat semangatnya yang sempat loyo akibat sakit mendadak disuntik tenaga besar. Tidak terasa bahwa ia kuat trekking hingga telah terlewat jarak 1,5 kilometer jauhnya meski diiringi napas yang pendek karena medan jalan yang berliku dan naik-turun ekstrim sampai Dion menggantikan posisinya untuk berjalan di belakang Natta. Jaga-jaga apabila teman cantiknya mendadak runtuh lalu diboyong Genderuwo ketika di pertengahan rute. Kan seram.

"Berapa lama lagi ya, Ra?" tanya Natta pada Sara yang berjalan di depannya.

"Tiga puluh menit lagi sih harusnya, Natta. Sabar ya, jangan tumbang dulu." Kata Sara melirik kondisi Natta yang terengah-engah setelah menaiki batu undakan tinggi. Mereka yang berada di kelompok tiga itu betul-betul akan menjadi teman baik Natta di BEM nantinya terlihat bagaimana mereka banyak membantu Natta yang kesusahan. Natta menarik napas panjang untuk mengumpulkan sisa tenaganya di kaki. Please God, kali ini Natta tidak mau merepotkan siapapun, doa Natta dalam hatinya agar bisa menyelesaikan agenda tanpa drama.

Kelompok Natta yang terdiri dari tujuh orang itu tampak berbicara ngalor-ngidul demi membunuh rasa sepi dan ketakutan mereka yang harus berjalan di tengah belantara Puncak di saat mentari telah tenggelam di ufuk barat. Sesekali Natta menimpali, hal ini juga cukup efektif mengurangi fokus Natta pada rasa sakit yang betah di tubuhnya. Setelah sekian menit, akhirnya tarikan napas lega mendarat di tiap baru-paru anggota melihat ada satu titik benderang yang menunjukan adanya aktivitas manusia. Mereka semua yakin bahwa tugas melelahkan sekaligus menguji mental ini akan segera berakhir sebab telah menemukan post nomor empat sekaligus post terakhir.

AVOIDED CLICHE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang