9. Vice Versa

2.2K 287 142
                                    

BGM: Dua Lipa - New Rules

Chapter 9

Natta sudah tidak mampu untuk membangun rasa hormatnya pada Giri sebagai seorang kakak tingkat pemilik prestasi cemerlang yang dimulai semenjak matanya menangkap bayangan perempuan muda yang tergolek pasrah menyandar di meja dengan pucuk payudara ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natta sudah tidak mampu untuk membangun rasa hormatnya pada Giri sebagai seorang kakak tingkat pemilik prestasi cemerlang yang dimulai semenjak matanya menangkap bayangan perempuan muda yang tergolek pasrah menyandar di meja dengan pucuk payudara yang berada dalam mulut Giri. Rasanya Natta mau meledak sehingga hanya kata kutukan untuk Giri yang tersambat dari bibirnya pada detik penuh drama itu.

Reaksi Dion agak berbeda karena sempat denial dengan mata kepalanya. Pemuda dominan itu menepuk-nepuk pipinya dengan tujuan ingin membangunkan dirinya dari bunga tidur. Padahal apa yang ia saksikan bersama Natta di gudang kampus tadi benar-benar terjadi. "Sialan! Kesan hanya anak alim yang jadi Presma yang di dalam bayangan lugu gue hancur seketika."  Seloroh Dion tidak membuat Natta tertarik untuk memberi reaksi. Karena hal yang Dion ucapkan benar-benar sama dengan pikiran Natta.

Bagaimana dengan prestasi-prestasi yang dimiliki Giri di kampus? Bagaimana dengan kampanyenya mengenai anti free sex yang kini sudah terpasang di mading-mading kampus? Dara sebagai humas yang membantunya kan? Apakah perempuan itu tidak tertawa saat mencetak dan menyusun banner kampanye untuk Giri yang benar-benar kontradiktif dengan kelakuan Giri?

Natta tidak tahu apakah Giri sampai menerapkan gaya hidup sex bebas atau hanya petting-petting dan foreplay kecil karena Dion terlanjur manariknya pergi sebelum sempat menyaksikan tahap inti. Maha baik pemuda asal Semarang itu yang telah melakukan berbagai bentuk antisipasi agar teman cantiknya ini tidak trauma berkepanjangan. Meski tidak tahu secara pasti bagaimana biadabnya Giri, tetap saja jijik terasa hingga tidak mampu berkata-kata. Natta berusaha meredam sensasi ingin menusuk leher Giri menggunakan caci maki yang sudah tertumpuk di ujung lidahnya karena sadar bahwa sebenarnya ia tidak memiliki hak apapun akan Giri.

Natta marah, entah marah karena gaya hidup Giri yang tidak mencerminkan seorang 'pejabat mahasiswa' atau marah karena ekspektasinya akan Giri benar-benar berantakan. Ia pikir Giri hanya sekadar pemain kecil, rupanya sudah berada di level yang berbeda.

Jika benar demikian, mengapa orang-orang seakan tutup mata dengan hal yang ada pada Giri. For real? Gavin Mahagiri Bramantya? Calon Presma mereka? Pemuda yang baru menginjak usia dua puluhan itu sudah banyak bertingkah dengan menyia-nyiakan masa depannya. Apakah selama ini Giri berhasil menutup rapat identitasnya sebagai pemain hebat dengan gagasan-gagasan canggih yang ia miliki sehingga kelakuan kemarin itu mendapat permakhluman besar dari orang sekitar?

Meskipun benar, pemuda itu tetap tidak layak mengisi posisi apapun di organisasi mahasiswa akibat tidak memiliki akhlak yang berlandaskan iman dan ketuhanan sebagaimana Sila pertama pada dasar negara mereka. Bagaimana orang-orang kampus ini membiarkan satu racun dunia untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia? Organisasi ini akan hancur di tangan Giri. Pikir Natta kesal.

Natta masih dilingkari emosi yang berlari mendahului logika hingga mendidihkan larutan darah dalam venanya.

Padahal ia juga telah mendapat ratusan peringatan sejak awal cerita bahwa Giri bukanlah seseorang yang patut untuk diberi perhatian. Tetap saja Natta kena mental setelah dijatuhi adegan. Kini ia paham mengapa Erwin sampai tidak segan membentaknya sebagai peringatan awal agar tidak memiliki sentimental yang berlebihan pada Giri. 

AVOIDED CLICHE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang