3. Your Attention

2.2K 282 141
                                    

BGM: Akon - Be With You

Chapter 3

Denting arloji di tangan kanan Natta sudah mulai beringas membungkus sang kala seakan terlewat hanya dalam sekali tarikan napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Denting arloji di tangan kanan Natta sudah mulai beringas membungkus sang kala seakan terlewat hanya dalam sekali tarikan napas. Natta terdiam menghela napas beberapa kali perkara tumpangan untuknya kembali ke apartemen kakaknya tidak juga tiba. Berkali-kali bibirnya mengerucut sembari berkata dalam kepala kemana pula abangnya yang rupawan itu pergi.

Sudah jam enam ya ini tolong! Lewat sedikit saja aspal-aspal hingga gang pasti macet parah. Meski belum genap sebulan tinggal di Jakarta, Natta yang gemar memperhatikan sekitar sudah bisa menyimpulkan bahwa Jakarta memang sepadat itu untuk sebuah kota.

"Erwin tolol! Kemana pula si kimak itu!" umpat bibir cantik itu kian kesal. Tak lupa lidahnya mencuap kata kasar yang ia pelajari dari Alen. Tahu kalau telat begini, lebih baik ikut Dion naik MRT. Natta sudah lelah luar biasa hampir kehilangan nyawa. Perkuliahan yang sudah berat dan penuh persaingan meskipun baru mulai di minggu pertama.

Tidak heran. Natta menempa pendidikan di salah satu kampus bergengsi di mana orang-orang dengan otak cemerlang digabung dari berbagai daerah lalu menguarkan raut ambisi tingkat tinggi yang sekental cairan sperma.

Natta melirik ke sebelah kanan di mana kendaraan dari orang-orang mulai berkurang. Matanya menangkap satu mobil necis khas anak muda berwarna putih kinclong milik kakaknya. Dahinya bertaut makin tajam. Natta meraih ponsel di saku celana dan kembali menghubungi Erwin untuk yang ke lima kalinya, namun lagi-lagi nada sibuk yang menyambutnya.

Kalau telat pulang, minimal briefing dulu Erwin!masa dia tega membiarkan Natta selayaknya bocil paud yang tak dijemput orangtua? Kalau pulang sendiri, dia khawatir Erwin mencarinya, kalau ditunggu, Natta tidak tahu sampai pukul berapa dia harus diam di parkiran penuh debu ini.

"Bodo amat Erwin Babi! Pulang sendiri aja lah." Pikir Natta dalam kepala lalu mulai melangkah pergi dan memesan Grab seperti kebisaan dia. Memang agak ekslusif pemuda satu ini, mana sudi dia pakai ojek motor, takut pantat indahnya beruntusan katanya.

Belum jauh kaki Natta melangkah, mendadak suara knalpot ngeber menganggu kenyamanan telinga Natta yang melewatinya begitu saja. Si pengendara membunyikan klakson beberapa kali membuat Natta bertambah kesal. Natta melirik sepintas si pengendara yang berhenti di depan seorang mahasiswi yang juga asing untuk Natta. Sedikit penasaran pemuda satu ini sebab motor itu satu-satunya motor sok gagah karena suara berisiknya sudah setara pengumuman kemenangan Presiden baru di Stadion Gelora Bung Karno.

Natta melihat dengan lekat si pengendara dengan jaket denim hitam dipadukan dengan celana chino hitam. Tak lupa sepatu Adidas berwarna putih yang kini sudah coklat. Natta sepet sendiri setelah menilai si pengendara. Tipikal mahasiswa pada umumnya yang kurang memperhatikan grooming. Naik turun mata bulat Natta memberi penilaian jelek terhadap si pengendara motor Yamaha XSR itu agar ia puas menghujat kalau-kalau perlu penyaluran rasa kesal.

AVOIDED CLICHE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang