19. Push Me Away

2.1K 226 129
                                    

Westlife — More Than Words

Chapter 19

Sebenarnya banyak kendala yang memusingkan kepala Giri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya banyak kendala yang memusingkan kepala Giri. Ia tidak tahu penyebab inti namun yang pastinya hidupnya terasa berantakan akhir-akhir ini. Nattala, satu nama pemuda berparas bak penghuni surga yang berbaik hati memberinya sensasi sayang hingga mengacak-acak kewarasannya sampai sekarang.

Tidak henti bibir Giri bergumam lirih hingga mengumpati Natta. Meskipun selepasnya ia tahu dan mewajarkan tindakan sang istimewa yang memintanya untuk pergi. Namun mengapa banyak titik egois yang berlari mendahului logikanya hingga membuat Giri menjadi pribadi tidak tahu diri?

Tepukan di kepalanya menyadarkan Giri dari alam khayalan merenungi kelakuan Natta. Kehadiran tubuh kekar pria tua yang berjasa membuatnya ada di dunia tidak juga mampu meraih akal sehat Giri. Tenang saja pemuda itu menghisap batang rokoknya sembari menyesap satu botol Smirnoff.

"Tumben kagak mabok ke diskotek, bang." komentar babah lalu mengambil botol bir besar yang berada di atas meja. Giri menghembuskan asap dari bibirnya lalu tertawa tipis mendengar pertanyaan babah. Kendati bercitra sebagai pemuda yang taat pada jadwal kuliah di depan umi dan adik-adiknya, namun di hadapan pria penuh pengalaman seperti babah, Giri tidak cakap menyembunyikan kebiasaannya yang pulang larut malam disebabkan pergaulan di jalanan. Selagi tidak mengacaukan ternak warga, babah akan membiarkan Giri bebas berekspresi mengisi masa mudanya dengan berbagai pengalaman khas remaja asalkan bisa mempertanggung jawabkannya di akhir cerita.

"Nggak punya duit, bah." Keluhnya yang sepenuhnya dusta. Babah tertawa kecil lalu meraih dompet di dalam celananya dan meletakan sepuluh lembar pecahan seratus ribu di atas meja.

Siapa yang tidak suka uang? Jika saja babah sedarmawan ini sebelum Giri dikacaukan Natta, maka dengan senang hati ia akan meraih uang jajan tambahan yang diberikan padanya secara cuma-cuma. Namun sosok Giri yang ada sekarang adalah Giri yang bahkan enggan menarik napas untuk membantunya tetap hidup. Ia sefrustasi itu.

"Yaudah kalau kagak mau. Babah bagi ke Galin sama Nanda," Raut babah terkesan tidak peduli dan memunguti lebaran uangnya. Sebetulnya beliau luar biasa sadae bahwa si sulung dalam keadaan tidak sehat dalam psikisnya. Giri yang minum sendirian bukan pemandangan yang lumrah.

Suasana hening pun betah melingkari aktivitas menikmati kesenduan duniawi pasangan bapak dan anak itu. Giri dengan pikirannya sendiri, sementara babah menantikan curahan hati anak pertamanya ini. Hembusan asap rokok babah juga turut menyesakan udara di rooftop rumah mereka di malam tersebut. Giri maupun babah adalah perokok aktif sehingga tidak ada satupun dari mereka merasa terganggu saat menghirup polusi.

"Bah.." panggil Giri setelah batang penyakit di tangannya habis dilahap api.

"Masalah cinta apa gimana, bang?" tanya babah langsung tembak ke inti. Giri menarik napasnya kepayahan. Bagaimana menjelaskan pada babah bahwa benar permasalahan yang merumitkan kepalanya disebabkan oleh kisah cinta yang berantakan akibat karma?

AVOIDED CLICHE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang