16. A Dazzling Haze

2.2K 257 101
                                    

Ed Sheeran — Photograph

Chapter 16

Gemerisik suara di telinga mampu membangunkan Natta pada waktu yang terlalu dini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemerisik suara di telinga mampu membangunkan Natta pada waktu yang terlalu dini. Hentakan kekesalan mendadak tiba di kepalan tangan Natta sehingga dibawanya benda kotak pipih dari nakas ke dalam dekapannya. Dengan mata yang terpejam, Natta menekan sembarang perintah pada layar sentuh. Akhirnya berhenti, pikir Natta bersiap kembali ke alam pembaringan, namun suara seorang wanita dengan intonasi tinggi menyalakan nyawa Natta sepenuhnya. Rupanya Natta salah menekan perintah pada gawai pintarnya.

"Kamu dimana!?" bentakan itu nyata terdengar sampai merusak komponen ketenangan di kepala Natta. Kedua iris cantik itupun terbuka sepenuhnya setelah menyadari bait nyanyian siapa yang tiba.

"Mami.." terdengar parau nada bicaranya, namun agaknya si penelpon tidak berkenan memberi siraman rasa pengertian pada Natta yang mungkin belum sadar sepenuhnya sehingga tetap melanjutkan cercaan yang dilapisi ayat-ayat kutukan.

Natta terdiam sendu tidak mampu menyahut. Ia dengan setia menyediakan telinga menyambut umpatan demi umpatan yang terdengar menikam nadi sejak Natta paham apa arti kata 'mama' untuk nyawa seorang anak.

"Kamu ya, Natta! Pernah mami ajarkan kamu jadi liar begini? Kamu di mana sekarang? Mami cari ke apartemen Erwin katanya ngerjain tugas, tapi sampai pagi begini nggak balik-balik! Mau jadi pelacur?!"

Luka kemarin masih basah namun kini ada cedera baru lagi yang maminya tusuk ke dasar sanubarinya. Dengan wajah kurang rapi, air mata Natta turut menetes membasahi sisa-sisa harapannya akan kasih sayang yang dia pintakan pada wanita yang melahirkannya.

"Jangan nyontoh laki bejat seperti dad kamu itu, Nattala! Pulang! Dasar anak nggak guna! Bisanya bikin malu saja!"

Cukup, Natta tidak lagi mampu bertahan menampung desah-desah mengerikan yang selalu maminya gunakan jika Natta melanggar aturan seperti sekarang. Tanpa pikir panjang, ia mematikan sambungan teleponnya dan kembali menenggelamkan tubuhnya ke dalam lipatan selimut. Tidak peduli bagaimana murkanya mami Ria dengan kelakuan Natta yang tidak beretika. Namun saat ini, Natta merasa harus melindungi sisa persemayaman kebahagiannya agar tidak menggelap sepenuhnya.

Natta tidak mampu lekas lupa bagaimana mami yang ia banggakan selalu demikian. Sehingga tanpa mempedulikan lingkungan sekitar, Natta menyambung rintihan melodi sendu guna meraih simpati angin subuh yang bertukar di sekitar kamar yang ia tempati. Dadanya sesak, merasa paru-parunya telah diisi oleh darah duka yang bertahun-tahun merenggut senyum di belah bibirnya. Tak hentinya kedua mata Natta kian basah dengan hidung bangir yang memerah.

Beginilah yang Natta takutkan jika ia bertingkah urakan tanpa alasan, setitik pelanggaran yang Natta lakukan maka maminya selalu sedia dengan berbagai untaian kasar bahkan tidak segan memberinya hukuman kejam yang membuat Natta menjadi pribadi tertutup dan lekas cemas pada suatu peristiwa yang menurutnya tidak pas.

AVOIDED CLICHE - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang