Bab 2 (Keluarga baru)

3.2K 225 4
                                    

Selamat membaca




"huhh*Helaan nafas yang kesekian kalinya dari Reygan karna masih bingung dengan situasi sekarang.(Sekarang panggilan Lucas kita ganti menjadi Reygan)

"Ingatan sih udah dikasih tau sama Reygan, tapi gua males mikirin rencananya, belom lagi urusan nenek lampir si Evelyn itu," kesal Reygan.

"Hmmm... apa gua ubah aja kali ya penampilan gua dulu biar lebih keren, kalau kaya gini cupu banget, jirr," kata Reygan geli sendiri dengan penampilan Reygan asli.

"Okeyy, minta uang dulu lah sama mama sama papa buat pergi ke mall," semangat Reygan.






Flashback

Saat Lucas terbangun dalam tubuh Reygan, ia sudah berada di dalam kamar yang sangat mewah.

"Apa ini kamar Reygan ya? Bagus banget," batin Lucas.

"Cklek." Tiba-tiba ada 2 orang yang masuk ke dalam kamar Reygan.

"Rey, kamu dah baikan?" tanya sang mama, Grista Xaviera Dirgantara, dengan khawatir.

"Rey udah baikan, Ma. Mama sama Papa ga usah khawatir," ucap Reygan. Ia mengetahui bahwa itu adalah mama dan papa Reygan dari ingatan yang diberikan Reygan.

"Rey, Papa mau tanya, tapi kamu jawab jujur ya. Kamu dibuli ya sampai asma kamu kambuh?" tanya sang papa, Bagaskara Denrick Dirgantara.

"Haduhh, gimana ya jawabnya? Apa gue jujur aja kali ya?" batin Reygan bingung.

"Iya, Pa. Tapi Papa sama Mama ga usah khawatir, Rey bakal berubah kok biar ga dibuli lagi sama mereka," jawab Reygan dengan yakin.

"Hmm... Papa percaya sama kamu, tapi jangan diem aja ya kalau dibuli, cerita ke Mama sama Papa," tegas sang Papa.

"Siap, Pa," jawab Reygan.

"Xavier ga bantuin kamu ya? Soalnya tadi yang bawa kamu pulang bukan Xavier, tapi temen kamu," tanya Mama dengan menyelidik.

"Tadi Xavier ga ngeliat kali, Ma," ucap Reygan berbohong.

"Yaudah, kamu istirahat aja. Papa sama Mama pergi dulu," ucap sang Mama menyuruh Reygan istirahat.

"Okee, Ma," jawab Reygan.

Flashback off




Reygan mengganti pakaian nya lalu turun ke bawah untuk izin sekalian meminta uang untuk membeli outfit barunya nanti.

"Ma, Pa, aku izin ke mall ya," ucap Reygan meminta ijin.

"Yaudah, nanti Mama nyuruh supirnya nyiapin mobil dulu," ucap sang Mama.

"Maaa... ada motor ga? Aku mau pake motor aja," pinta Reygan.

"Kamu bisa emang?" tanya Papanya dengan ragu karena selama ini yang ia tau adalah Reygan belum bisa mengendarai motor dengan baik.

"Bisaa, Pa," jawab Reygan dengan semangat.

"Yaudah, ni motor Papa satu buat kamu aja, Papa juga udah ga pake lagi," kata Papa nya memberikan motornya kepada Reygan.

"Ohh, okey Pa. Makasih. Oh ya, Xavier ke mana?" tanya Reygan.

"Xavier kumpul biasa sama temennya," jawab sang Mama.

"Oh okey, Ma, Pa, aku ke mall dulu ya," ucapnya lalu mencium punggung tangan orang tuanya.

Tidak lama kemudian, Reygan kembali lagi ke rumah.

"Kenapa balik lagi, Rey?" tanya sang Papa bingung.

"Hehehe... uangnya belom, Pa," ucap Reygan dengan cengengesan.

"Ada-ada aja kamu, yaudah ni," ucap sang Papa sambil menyerahkan black card.

"Okey, makasih Ma, Pa. Bye," ucap Reygan lalu pergi ke luar rumah.

"Hati-hati, Rey dijalan!" teriak sang Mama dari dalam rumah.

To be continued...

The invisible brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang