Selamat membaca
•
•
•
•
•
"A... Aslan," ucap Reygan kaget saat melihat wajah pemuda tersebut, lalu langsung memeluknya.Sedangkan Aslan masih saja terdiam dengan tatapan kosongnya.
"Hiks... hikss... lepasin gua, gua mau ketemu sama bang Lucas... hiks," tangis Aslan.
"Sutt, udah, anggap aja gua abang lu. Gak usah aneh-aneh sampai mau mati segala. Lu mati bukan berarti abang lu balik," ucap Reygan, yang membuat Aslan menatap marah ke arahannya.
"GAUSAH NGAKU-NGAKU, LU BUKAN ABANG GUA. ABANG GUA CUMA BANG LUCAS! LEPASIN TANGAN GUA!" teriak Aslan sambil menangis dan memberontak dari pelukan Reygan.
Reygan hanya diam saja dan masih memeluk Aslan hingga anak itu sedikit tenang.
"Udah enakan? Ayo duduk dulu di sana," ucap Reygan sambil menarik tangan Aslan untuk duduk.
"U... udah, makasih ya," tanya Aslan, anak tersebut sudah mulai tenang tadi.
"Iya, sama-sama. Lu jangan berpikiran pendek mau bunuh diri. Lu kira langsung bisa ketemu abang lu? Lagi pula, masih banyak yang sayang sama lu. Kalau lu mati, apa mereka gak sedih?" tanya Reygan dengan sedikit menasihati.
"Gua gak punya abang lagi... abang gua udah di surga sama mama sama papa. Sekarang gua sendirian doang," gumam Aslan. Tapi karena suasana hening, Reygan dapat mendengar jelas ucapan Aslan.
Reygan langsung membawa Aslan ke pelukannya dan mengusap kepala Aslan seperti yang dulu ia sering lakukan ketika Aslan sedang sedih.
"Hikss... kenapa Tuhan gak adil... hikss... Dia ngambil semua sumber kebahagiaan gua... hiks," tangis Aslan pecah kembali saat mendapatkan perlakuan lembut dari Reygan, seperti yang abangnya dulu lakukan.
"Tuhan maha adil, dek. Gak usah salahin Tuhan, ini semua takdir," ucap Reygan masih memeluk Aslan.
"Lu gak tau rasanya kehilangan keluarga lu," ucap Aslan lirih.
"Gua tau, dek, karena gua Lucas abang lu," batin Reygan.
"Udah ya, nangisnya. Merah tuh matanya," ucap Reygan mencairkan suasana.
"Ihhh... Oh ya, nama abang siapa?" tanya Aslan, masih sesegukan karena tangisannya tadi.
"Panggil aja bang Reygan. Nama kamu siapa?" tanya Reygan balik.
"Kayanya Aslan udah mulai nerima gua deh. Kalau waktunya udah tepat, baru gua kasih tau kalau gua Lucas," batin Reygan.
"Nama abang Reygan, panggil aja bang Reygan," ucap Reygan tersenyum.
"Oh ya, udah malam. Lu gak mau pulang?" tanya Reygan lagi.
"Oh iya, gua pulang dulu ya, bang. Sampai ketemu lagi," ucap Aslan lalu pergi dengan motornya.
Setelah itu, Reygan segera menaiki motornya dan pulang ke mansion.
**Di rumah**
"Maa, ini martabaknya," ucap Reygan menemui mamanya di ruang tamu.
"Oh, makasih, Rey. Kok kamu lama tadi?" tanya sang mama.
"Oh, tadi yang jual martabak tutup, jadi aku carinya agak jauh," ucap Reygan berbohong.
"Oh yaudah, kamu bersih-bersih dulu. Habis itu baru tidur," ucap sang mama.
Reygan pun segera pamit dan masuk ke kamarnya.
**Di kamar Reygan**
"Hah... ternyata ini bukan dunia novel, ini dunia nyata?" ucap Reygan kebingungan.
"Untung aja tadi gua nemuin Aslan. Kalau nggak, udah mati kali tu anak gara-gara loncat ke sungai," ucap Reygan melanjutkan perkataannya.
"Nanti gua hubungin Aslan lagi kali ya. Kalau ini memang dunia nyata, harusnya nomor telepon Aslan masih sama kan?" ucap Reygan lalu mengambil teleponnya.
Adek cengeng
P
Ini Aslan kahIya ini saya sendiri
Ini siapa yaGua bang Reygan
Oh bang reygan
Tau dari mana bang nomor guaGua kan hacker
wkwkIh abang mah ada ada aja
Oh ya ada apa bang ngubungin
gua.Mau nanya keadaan lu doang
udah enakan belumUdah bang makasih ya tadi
Iya sama sama
Udah tidur sono besok sekolahIya bang
good night 🌃Night mimpi indah✨
Setelah itu Reygan pun menyimpan hpnya dan segera tidur
To be continued...
Update kalau udah 225 vote/2000 views ya ...jangan lupa vote sama komen
KAMU SEDANG MEMBACA
The invisible brother
Teen Fiction[SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE YA !!!] Lucas Gabriel Alexander, kakak dari Aslan Argantara Alexander, adalah seorang penggemar novel. Suatu hari, ia membeli sebuah novel berjudul "The Unvalued Sibling". Novel tersebut bercerita tentang Reygan Raymon...