Bab 14(IRI)

1.9K 185 5
                                    

Selamat membaca




**Keesokan paginya**

"Pagi, Ma, Pa," sapa Reygan saat sampai di ruang makan.

"Pagi, Reygan," ucap Mama dan Papanya membalas sapaan Reygan.

"Makan dulu, Rey, sini," ucap sang Mama.

"Gak usah, Ma. Aku makan di sekolah aja. Hari ini ada tugas juga, jadinya aku mau lebih cepat berangkatnya. Oh ya, si Xavier mana, Ma?" tanya Reygan.

"Xavier sudah pagi tadi ke sekolah, dijemput sama teman-temannya," jawab sang Mama.

"Oh yaudah, kalau gitu aku pergi dulu ya, Ma, Pa," ucap Reygan berpamitan, lalu mencium tangan Mama dan Papanya.

"Iya, hati-hati," ucap Mama dan Papanya.

Lalu Reygan mengambil motornya dan melajukan motornya ke sekolah.

Sampai di sekolah, Reygan pun memarkirkan motornya dan segera menuju ke kelasnya.

"Reygan, baru datang lu," ucap Leo saat melihat Reygan masuk ke kelas.

"Iya, kesiangan gua tadi," jawab Reygan.

Tidak lama kemudian, bel berbunyi dan mereka duduk di tempat masing-masing bersiap memulai pelajaran.

"Pagi, anak-anak," ucap guru tersebut.

"Pagi, Bu," jawab serentak para siswa.

"Tugas yang kemarin ibu berikan, apakah kalian sudah kerjakan?" tanya guru tersebut.

"Sudah, Bu," jawab para siswa.

"Baik, jadi hari ini kalian bisa presentasi kan tugas kalian, jelaskan cara pembuatannya," ucap guru tersebut.

Setelah itu, satu per satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, dan hasilnya cukup memuaskan.

**Kringg... kringg...** 
Suara bel istirahat berbunyi.

"Baik, anak-anak, pembelajaran hari ini cukup sampai sini ya. Sampai ketemu lagi minggu depan," ucap guru tersebut lalu keluar dari kelas.

"Geo, Reygan, ke kantin yuk, laper gua!" ucap Leo setelah guru tersebut keluar kelas.

"Yaudah, ayo," ucap Reygan.

Setelah itu, Reygan dan Geo ikut ke kantin dengan Leo.

Di kantin, mereka memesan makanan dan segera mencari tempat duduk yang kosong.

"Huaa, Xavier ganteng bangett!"

"Angkasaaa, jadikan aku pacarmuuu!"

"Aska sama Arka ganteng bangettt, woi!"

"Vanoo cool bangett, jadi makin keren!"

"Itu yang bareng mereka murid baru ya? Gak kalah ganteng juga."

Tidak lama kemudian terdengar pekikan histeris dari para siswi yang ternyata Xavier dan kawan-kawan datang ke kantin dengan satu anak baru yang tidak kalah tampan dengan mereka.

"Udah penuh semua nih, gimana?" tanya Angkasa saat tidak menemukan tempat duduk yang kosong.

"Di situ aja, tempat bang Reygan masih kosong," ucap Evelyn menunjuk ke arah Reygan, Leo, dan Geo.

"Tapi emang kamu gak apa-apa duduk sama bang Reygan?" tanya Xavier.

"Gak apa-apa kok, aku jadi bisa lebih dekat sama bang Reygan," balas Evelyn.

Setelah itu, mereka menuju tempat duduk Reygan, Leo, dan Geo.

"Kita izin duduk di sini ya, bang?" tanya Arka meminta izin.

"Yaudah, duduk aja," ucap Leo.

Reygan melihat ke mereka dan tatapannya terhenti di satu orang di antara mereka.

"Aslan, lu sekolah di sini juga?" tanya Reygan saat melihat Aslan ada di antara mereka.

"Bang Rey... iya, gua baru pindah sekolah ke sini," ucap Aslan.

"Bang, lu kenal sama Aslan?" tanya Aksa.

"Kenal kemarin dia... aduh," ucapan Reygan terhenti karena Aslan menginjak kakinya.

"Kemarin dia kenapa, bang?" tanya Angkasa penasaran.

"Kemarin dia... hmm... beli martabak juga, hehehe, jadi kita ketemu," ucap Reygan berbohong karena menyadari tatapan kesal dari Aslan.

Sedangkan Xavier menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tiba-tiba, ibu kantin datang membawa pesanan makanan mereka.

"Ini ya pesanan kalian," ucap ibu kantin mengantarkan bakso.

"Iya, Bu, makasih," ucap Angkasa.

Saat Aslan ingin memakan baksonya, Reygan langsung menarik bakso milik Aslan dan menggantinya dengan nasi goreng miliknya.

"Bang, bakso gua, ngapain lu ambil?" ucap Aslan protes.

"Lu makan bakso cabenya sebanyak itu, nanti sakit," ucap Reygan yang membuat teman-teman Xavier menatap bingung ke arahnya.

"Biasanya bang Reygan gak pernah sepeduli itu sama orang lain selain ke Xavier," batin Aska.

"Kok gue kayak gak suka ya bang Reygan perhatian sama Aslan?" batin Xavier.

To be continued...

Update kalau dah 250 Vote ya teman teman...jangan lupa vote sama komen!

The invisible brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang