Selamat membaca
•
•
•
•
•"Lu Bang Reygan? Sejak kapan lu bisa bawa motor, Bang?" tanya Angkasa, salah satu anggota inti Beetless.
"Udah bisa dari lama, gue males doang bawa motor," jawab Reygan malas.
"Nih, obatin Xavier. Jangan ajak berantem lagi," perintah Reygan kepada mereka sambil menyerahkan Xavier.
"Loh, lu mau ke mana, Bang?" tanya Arka.
"Mau ke depan sebentar," jawab Reygan lalu segera melajukan motornya dengan sedikit aksi.
Setelah Reygan pergi, mereka masih hening karena kaget ternyata Reygan bisa membawa motornya sekeren itu.
"Woi, daripada diem-dieman, mending bawa Xavier ke markas dulu. Kita bicarain di sana," kata Aska memecah keheningan.
---
Di tempat lain
"Tadi kenapa Xavier dikeroyok gitu ya? Emang ada masalah sama tuh orang yang ngeroyok?" pikir Reygan.
Kayaknya otaknya Reygan lagi konslet ya, teman-teman. Udah tahu si Xavier dikeroyok sama geng, pasti mereka punya masalah, kan?
"Udahlah, daripada pusing mikirin masalah Xavier, mending gue cari pangkas rambut dulu," kata Reygan sambil berkeliling mencari pangkas rambut yang sekiranya bagus.
"Kayaknya ini bagus deh, soalnya rame," pikir Reygan saat menemukan pangkas rambut yang cukup ramai.
"Selamat siang, Mas. Silakan duduk dulu. Rambutnya mau gaya yang seperti apa ya?" tanya bapak pangkas rambut tersebut.
"Gaya ini aja, Pak. Kayaknya keren," pilih Reygan setelah melihat beberapa gaya rambut yang ditunjukkan oleh bapak tersebut.
"Wow, si Reygan ganteng juga ya, cuma tertutupi penampilan culunnya aja," batin Reygan saat melihat hasil potongan rambutnya.
"Jadi, harganya berapa, Pak?" tanya Reygan saat ingin membayar.
"150.000 aja, Mas. Pembayarannya mau melalui apa?" tanya bapak tersebut.
"Pakai ini aja, Pak. Bisa kan?" jawab Reygan sambil menyerahkan black card-nya.
"Bisa, Mas. Tunggu sebentar ya," pinta bapak tersebut.
"Baik, Mas. Ini sudah, terima kasih. Silakan datang kembali," ucapnya lagi sambil menyerahkan black card-nya.
"Terima kasih, Pak," ucap Reygan lalu segera keluar dan menaiki motornya kembali.
"Tinggal ke mall nih, beli outfit yang keren," ucap Reygan sambil melajukan motornya ke mall terdekat.
---
Di Markas Beetless
"Nih Xavier nggak bangun-bangun, simulasi mati apa gimana, dah?" ucap Angkasa kesal sekaligus panik karena Xavier belum juga sadar.
"Guyur air aja kalau mau cepet bangun," usul Arka.
"Jangan lah, gila lu. Kalau Xavier bangun, habis lu sama dia," ucap Aska waswas.
"Di mana ini?" tanya Xavier, menghentikan percakapan mereka.
"Di markas. Tadi lu pingsan dikeroyok geng Aodra itu," jawab Vano, sang ketua, menjelaskan ke Xavier.
"Kalian yang bantuin gue tadi?" tanya Xavier lagi.
"Bukan, tapi abang lu, si Reygan. Kita pas nyampe ke lokasi, geng Aodra itu udah nggak ada. Cuma ada abang lu doang," ucap Angkasa menjelaskan dengan antusias.
"Bener, mana tadi abang lu pake motor jago lagi. Sejak kapan dia bisa makenya?" tanya Arka bingung.
"Hah, Bang Reygan yang nolongin gue? Mana mungkin! Di sekolah aja kesenggol dikit, malah dia yang minta maaf. Dan apa tadi, dia pake motor? Sejak kapan dia bisa?" jelas Xavier panjang lebar.
Sebenarnya, ia juga bingung sejak kapan abangnya bisa berantem dan mengendarai motor.
Saat mereka sedang asik membahas Reygan, tiba-tiba...
"HALO SEMUAA!"
---
**Note:**
Tadi geng Beetless masih memakai kata "abang" ke Reygan karena mereka masih menghormati yang lebih tua dari mereka.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The invisible brother
Teen Fiction[SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE YA !!!] Lucas Gabriel Alexander, kakak dari Aslan Argantara Alexander, adalah seorang penggemar novel. Suatu hari, ia membeli sebuah novel berjudul "The Unvalued Sibling". Novel tersebut bercerita tentang Reygan Raymon...