Selamat membaca
•
•
•
•
•
"Yaudah, sini, Reygan, kita makan malam dulu," ajak sang mama."Iya, Ma," jawab Reygan.
Setelah itu, Reygan duduk di kursi samping Xavier karena hanya itu kursi yang tersisa, dan mereka pun makan dengan tenang karena saat makan memang tidak diizinkan untuk berbicara.
"Pa, Ma, apa besok aku sudah boleh berangkat ke sekolah?" tanya Reygan setelah acara makan malam selesai.
"Yaudah, besok kamu boleh berangkat sekolah. Tapi kamu yakin masih mau sekolah di sana? Gak mau pindah sekolah aja?" tanya sang mama khawatir.
"Gak apa-apa, Ma," ucap Reygan meyakinkan mamanya.
"Yaudah, besok kamu sudah boleh sekolah. Tapi, kalau ada yang gangguin kamu lagi, kamu lapor ke Papa. Xavier juga jangan diem aja kalau kakak kamu digangguin. Kalian kakak adik harusnya saling jaga," nasihat sang papa kepada mereka.
"Iya, Pa," jawab Xavier mengiyakan perintah sang papa, entah akan dilakukan atau tidak ya...
"Iya, Pa, aku pasti jaga diri baik-baik," ucap Reygan.
"Pa, Ma, aku ke kamar dulu ya, mau istirahat," ucap Xavier meminta izin untuk pergi ke kamarnya.
"Iya, jangan tidur kemaleman," ucap sang mama.
"Ma, Pa, aku juga izin ke kamar ya, mau siap-siap," ucap Reygan setelah Xavier.
"Iya, sekalian siapin perlengkapan besok ya, Reygan," ucap sang mama.
"Siap, Ma," jawab Reygan, lalu pergi ke kamarnya.
Di kamar Reygan
"Hmm... besok gue udah masuk sekolah lagi. Liat aja, gue akan buat mereka kaget dengan perubahan gue," ucap Reygan penuh rencana. Setelah itu, Reygan pun tidur.
Keesokan paginya
"Selamat pagi, Ma, Pa," sapa Reygan kepada mama dan papanya saat sampai di ruang makan.
"Pagi, Rey," jawab mama dan papanya bersamaan.
"Sarapan dulu, nanti baru berangkat," ucap sang mama.
"Iya, Ma. Oh ya, Xavier udah berangkat, kah? Gak keliatan," tanya Reygan sambil mengoleskan selai pada rotinya.
"Iya, dia berangkat awal. Katanya mau berangkat bareng temen-temennya," jawab sang mama.
"Ohh, yaudah, Ma, Pa, aku berangkat sekolah dulu ya," ucap Reygan berpamitan.
"Iya, hati-hati di jalan, jangan ngebut," jawab mama dan papanya.
Reygan pun keluar, mengambil motornya yang terparkir, lalu berangkat sekolah dengan motornya.
Sampai di sekolah, Reygan memarkirkan motornya dan disambut pekikan histeris dari para siswa HIS (High International School).
"Wow, itu Mubar kah? Keren banget!" pekik salah satu siswa.
"Pacar gue itu," ucap siswa lain, tentu saja hanya dalam hayalannya semata.
"Mimpi lu ketinggian! Mana mau dia sama lu," jawab siswa lain menanggapi ucapan temannya.
Di sisi geng Beatless, mereka sedang mengobrol santai bersama anggota Beatless, dan tentu saja ada Evelyn.
"Weh, itu siapa, Mubar kah?" tanya Angkasa kepada teman-temannya.
"Bukannya itu motor Bang Reygan ya?" sadar Aska saat melihat motor yang dipakai.
"KEREN BANGET JIR!" teriak Arka.
"Ternyata Bang Reygan bener bisa bawa motor," batin Xavier.
"Reygan gak boleh seneng, dia harus dapet balasan atas perbuatannya," batin Evelyn sambil melihat Reygan dengan tatapan benci.
"Waw, pesona gue gak main-main, sampe pada histeris gitu," ucap Reygan pede sambil tersenyum di balik helmnya.
Setelah itu, Reygan membuka helmnya dan...
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The invisible brother
Teen Fiction[SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE YA !!!] Lucas Gabriel Alexander, kakak dari Aslan Argantara Alexander, adalah seorang penggemar novel. Suatu hari, ia membeli sebuah novel berjudul "The Unvalued Sibling". Novel tersebut bercerita tentang Reygan Raymon...