Bab 12(Rahasia??)

1.8K 162 3
                                    

Selamat membaca




Setelah selesai membereskan tugas mereka, Leo dan Geo pun pulang karena sudah ditelpon oleh kedua orangtuanya.

Malam harinya,

"Reygan, Xavier, keluar makan dulu!" teriak sang mama dari ruang makan.

Tidak lama kemudian, Xavier dan Reygan turun ke meja makan. Mereka berempat segera makan malam tanpa bersuara karena memang aturannya tidak boleh berbicara saat makan.

"Anak-anak, gimana sekolahnya?" tanya sang papa setelah acara makan malam tersebut selesai.

"Biasa aja, Pa," jawab Xavier.

"Reygan, kalau kamu gimana? Apa ada yang gangguin kamu lagi?" tanya sang mama.

"Aku gapapa kok, Ma. Gak ada yang gangguin aku juga," jawab Reygan.

"Beneran kan? Kamu ga bohong?" tanya sang mama dengan nada khawatir.

"Beneran, Ma," jawab Reygan meyakinkan.

"Mah, Pah, besok temen-temen aku ijin nginep, boleh ga?" tanya Xavier.

"Hmm... Tanya mamamu aja," jawab sang papa.

"Tapi itu pacar kamu, Evelyn, ga ikut nginep kan? Gak baik cewe nginep dirumah cowo," tanya sang mama.

"Engga, Ma. Evelyn cuma main sampe sore, habis itu nanti pulang," jawab Xavier.

"Oh, yaudah gapapa," ucap sang mama menyetujui.

"Ma, Pa, aku ijin keluar ya, pengen beli snack di Indo*****," ucap Reygan.

"Oh, yaudah. Mama nitip martabak coklat kacang 1 ya, Reygan," ucap sang mama.

"Oh, yaudah Ma, Pa, Xavier, aku pergi dulu," ucap Reygan.

"Iya, hati-hati, Nak," jawab mama dan papanya, tapi Xavier hanya diam saja.

Setelah Reygan keluar dari rumah,

"Ma, Pa, Xavier juga ke kamar dulu ya," ucap Xavier lalu pergi ke kamarnya.

"Iya," jawab mama dan papanya.

"Pa, kapan ya Xavier bisa balik kaya dulu lagi, akrab sama Reygan lagi?" tanya sang mama sendu.

"Mungkin Xavier masih trauma kejadian itu, Ma," ucap sang papa.

Sebenarnya, kejadian apa yang terjadi? Dan apakah Reygan dan Xavier sebenarnya akrab? Tunggu jawabannya ya.

Di sisi Reygan,

"Hahh... Udah lama ga ngirup udara malam," ucap Reygan menikmati udara malam tersebut sambil menuju ke Indo***** untuk membeli cemilannya.

"Ini gua udah beli snack buat cemilan malam ini, tinggal beli martabak coklat kacang titipan mama deh," ucap Reygan lalu mencari penjual martabak di dekat situ.

Tidak lama kemudian, Reygan menemukan penjual martabak di sekitar situ dan langsung memesan martabak coklat kacang satu.

"Pak, martabak coklat kacangnya satu," ucap Reygan lalu duduk di bangku yang tersedia menunggu pesanannya.

"Ini, Dek, martabaknya udah jadi. Harganya 56.000," ucap penjual tersebut.

"Oh, ini ya, Pak. Uangnya, kembalian nya buat Bapak aja," ucap Reygan menyerahkan uang sebesar 100.000.

"Makasih, Dek. Semoga rejeki nya makin lancar," ucap bapak tersebut.

"Iya, Pak. Makasih," ucap Reygan lalu pergi dari sana dan ingin pulang.

Pada saat Reygan ingin pulang, ia melihat seseorang di tepi jembatan tua. Ia seperti ingin loncat ke sungai, keadaannya juga sangat berantakan.

"Itu siapa malem-malem di jembatan tua gitu? Berantakan juga penampilan nya," ucap Reygan.

Reygan langsung berlari ke arah pemuda tersebut saat melihat pemuda tersebut ingin loncat ke sungai.

"Woi, lu mau ngapain, jir?" teriak Reygan lalu langsung menarik tangan pemuda tersebut agak jauh dari jembatan sedangkan pemuda tersebut masih terdiam dengan tatapan kosong


"Lu kalau ada masalah ga usah pake acara bunuh diri ngapa lu kira kalau lu bunuh diri masalah lu selesai lu langsung masuk surga gitu"Ucap reygan panjang lebar

"Gua ga peduli ..gua mau nyusul abang gua ..hikss"Ucap pemuda tersebut sambil menangis

Suaranya .. Reygan mengenal suara tersebut,suara yang sangat ia rindukan.Lalu Reygan menatap pemuda tersebut dan...

"Lu...."

To be continued...

Nah hayoo siapa tuu yang mau bundir mana reygan kenal lagi suaranya...ada yang bisa nebak gaa??

Cerita ini 200 vote baru lanjut bab 13..makanyaa jangan lupa votee sama komen yaa


The invisible brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang