Bab 18 (Pikiran)

1.7K 156 15
                                    

Selamat membaca





Setelah selesai sarapan, Xavier, dkk, dan juga Reygan segera pergi ke sekolah menggunakan motor masing-masing.

"Selamat pagi, anak-anak," ucap seorang guru wanita memasuki kelas.

"Pagi juga, Bu," jawab mereka sekelas dengan kompak.

"Hari ini, Bu akan memberikan kalian ulangan tentang materi bab 7 kemarin ya," ucap guru tersebut yang membuat seisi kelas mendadak kesal karena ada ulangan dadakan.

"Bu, kita belum ada dikasih tau loh kalau ada ulangan," ucap seorang siswa yang bernama Riko.

"Iya, Bu, belum ada belajar nih kita, setidaknya kasih waktu buat belajar lah, Bu," kali ini Leo juga ikut menawar.

"Ibu sengaja ngadain ulangan dadakan buat ngetes seberapa jauh pemahaman kalian terhadap materi kali ini dan seberapa jauh kalian belajar selama di rumah," ucap guru tersebut. Setelah itu, guru tersebut memberikan kertas ujian tersebut kepada mereka.

"Ssst, Reygan, no 5 jawabannya apa?" tanya Leo kepada Reygan, sedangkan Geo sedang tenang mengerjakan ulangan tersebut karena sepertinya ia sudah belajar.

"Kerjain sendiri lah, jangan nanya ke gue," ucap Reygan menolak untuk memberikan Leo jawaban.

"Gua traktir bakso deh seminggu, tapi kasih gua contekan," ucap Leo kembali menawarkan imbalan ke Reygan dengan berbisik.

"Awas kalau lu bohong ya," ucap Reygan lalu memberikan jawabannya ke Leo.

"Iya! Aman itu, daripada gua diomelin sama ibu negara nanti kalau nilainya jelek," ucap Leo membalas perkataan Reygan.

⏱️⏱️⏱️


Skip bell istirahat.

"Kalian berdua ke kantin aja, gua mau ke rooftop nenangin pikiran," ucap Reygan.

"Masalah apa lagi? Adek lu bikin masalah?" tanya Leo.

"Bukan, tapi gua pengen sendiri dulu," ucap Reygan lalu meninggalkan mereka berdua menuju rooftop.

"Kenapa ya anak itu hari ini diem mulu?" tanya Leo kepada Geo.

"Mungkin lagi ada masalah kali, udahlah kita ke kantin aja biar dia sendiri dulu," ucap Geo. Setelah itu mereka berdua lalu menuju ke kantin.

"BANG LEO, BANG GEO, gua mau tanya. Bang Reygan di mana ya? Kok ga bareng kalian?" tanya Aslan kepada mereka berdua.

"Ke rooftop tadi dia, katanya mau sendiri dulu," ucap Geo menjawab pertanyaan Aslan.

"Oke, bang. Makasih, gua ke rooftop dulu mau nyamperin bang Reygan," ucap Aslan lalu pergi menuju ke rooftop.

⏱️⏱️⏱️


Di sisi Xavier dkk...

"Xavier, kayaknya Aslan sekarang nempel banget sama abang lu," ucap Angkasa.

"Biarin aja, ada untungnya juga buat gue, jadi bang Reygan ga gangguin gue lagi," ucap Xavier santai. Setelah itu mereka melanjutkan memakan makanan mereka.

"Teman-teman, aku mau ke toilet dulu ya," ucap Evelyn kepada Xavier dkk.

"Iya," jawab mereka. Setelah itu, Evelyn langsung pergi ke toilet.

"Kenapa gelagat Evelyn sedikit aneh ya," batin seseorang di situ menatap kepergian Evelyn.

⏱️⏱️⏱️

Kembali ke sisi Reygan.

"Kenapa gue kayak ga tenang ya ngeliat keadaan Xavier kayak kemarin padahal dia bukan siapa-siapa gue," ucap Reygan sambil mengacak rambutnya lalu menatap langit.

"Dan kapan gue harus bisa kasih tau yang sebenarnya ke Aslan. Gua ga mau dia ngerasa bersalah dan nyalahin diri sendiri gara-gara gue kecelakaan," ucap Reygan sendu.

"Maksud lu apa, bang ? kecelakaan??"Tanya Aslan tiba tiba dari pintu rooftop.

"A... Aslan? Sejak kapan lu di sini?" tanya Reygan, kaget dengan kehadiran Aslan.

"Sejak tadi lu ngomong kalau gua ngerasa bersalah karena lu kecelakaan? Maksudnya apa, bang?" tanya Aslan kembali.

"Ah, kayaknya udah waktunya gua cerita ke lu." Ucap Reygan, lalu berjalan ke arah pagar batas rooftop.

To be continued...

Haloo guys.. siapa yang nungguin aku update nihh??Maaf ya telat update soalnyaa kemarin habis ujiann.

Jangan lupa komen dan Vote biar aku tambah semangat yaa..Byeee

The invisible brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang