Bab 16 (Mimpi)

1.9K 147 4
                                    

Selamat membaca




Setelah memarkirkan motornya, Reygan langsung masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum"Ucap Reygan saat masuk ke dalam rumah

"Waalaikumsalam"Ucap Xavier,dkk
__________________________

"Bang Reygan dari mana? Kenapa baru pulang?" tanya Evelyn kepada Reygan.

Reygan hanya melihat Evelyn sekilas tanpa niat untuk menjawab pertanyaannya. Setelah itu, Reygan langsung berjalan ke kamarnya.

"Budek lu? Ditanya baik-baik, bukannya jawab malah diem, dasar ga tau terimakasih," ucap Xavier sarkas.

Reygan tidak menghiraukan perkataan Xavier dan langsung menuju ke kamarnya.

Di kamar Reygan, ia masih bingung mengapa Xavier membenci dirinya. "Masa cuma gara-gara Reygan sering dibully?" ucap Reygan sambil melihat bintang-bintang dari jendelanya.

"Cepat atau lambat, gua juga harus ngasi tau Aslan yang sebenarnya, tapi emang dia bakalan percaya," sambung Reygan meneruskan ucapannya.

"Cape gua, mending tidur dulu lah biar lebih fresh otaknya buat mikir." Setelah itu, Reygan menuju kasurnya dan tidak lama kemudian ia tertidur pulas.

⏱️⏱️⏱️

"Ini gua dimana?" ucap Reygan kebingungan saat melihat dirinya sendirian berada di sebuah ruangan kosong.

Tidak lama kemudian, ia melihat tampilan seorang anak kecil bersama kedua abangnya sedang bermain bersama.

"Abang, jangan kelitikin aku... Hahahaa... Abang geli... Haha," ucap anak kecil tersebut sambil tertawa karena ia dikelitiki oleh kedua abangnya.

"Ini hukuman kamu karena kamu udah jailin abang ya," ucap salah satu abangnya.

"Biar kapok, habisnya usilnya kebangetan," ucap abangnya yang satu lagi menimpali.

"Udah, abang hikss..." Mata anak kecil tersebut mulai berkaca-kaca karena sudah sangat kesal dengan kedua abangnya.

Saat melihat sang adik ingin menangis, kedua abangnya langsung menghentikan kelitikannya pada adiknya dan langsung menggendong sang adik.

"Udah ya, jangan nangis... Cup cup," ucap sang abang yang kelihatan lebih tua saat menenangkan adiknya.

"Iya, jangan nangis, nanti abang janji bakalan beliin adek es krim," ucap abangnya yang kelihatan lebih muda juga turut membantu menenangkan sang adik.

"Janji ya..." ucap anak kecil tersebut dengan sesegukan. Lalu anak kecil tersebut mengulurkan kelingkingnya.

"Iya, abang janji," ucap sang abang sambil menyatukan kelingkingnya dengan sang adik.

Setelah itu, mereka tertawa dan melanjutkan bermain.

⏱️⏱️⏱️

Setelah itu, Reygan terbangun dari tidurnya dan ternyata ia hanya bermimpi. Diluar juga sedang hujan.

"Mimpi tadi kenapa ga asing ya... Siapa mereka bertiga itu dan tempat itu juga ga asing, seperti gue pernah kesana," ucap Reygan kebingungan dengan mimpinya barusan.

"Gue harus cari tau tentang mimpi itu, siapa tau itu kilasan ingatan Reygan asli," pikir Reygan.

Sekitar sepuluh menit Reygan memikirkan mimpinya yang terasa tidak asing baginya dan ia yang merasa mengenal dengan baik tempat tersebut, walau ia lupa kapan ia pernah kesana.

"Gua haus banget dah, dari tadi ngomong sendiri kaya orang gila," setelah itu Reygan menuju ke dapur untuk mengambil air dingin.

Setelah selesai minum, Reygan langsung kembali ke kamarnya. Namun, langkahnya terhenti di depan sebuah kamar. Ia melihat seorang pemuda yang sepertinya sedang menangis ketakutan.

Reygan langsung memeluk pemuda itu dan membisikkan kata-kata untuk menenangkan dan meredakan tangisannya.

To be continued...
_____________________

Nahh siapa tu yang nangis??coba tebakk.

Udah lama kayanya aku ga update .Soalnya lagi sibuk banget ulangan sama tugas disekolah,Maaf banget ya😅.

Lanjut kalau udah 500 Vote ya jangan lupa vote dan komen biar aku tambah semangat..byee

The invisible brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang