Perjodohan

48 9 0
                                    

Semua keluarga ndalem sedang berbincang di ruang tamu, ntah perbincangan apa yang mereka sedang ucapkan. Tetapi di lihat dari suasana yaitu cukup tegang dan serius.

"Gimana kak, apa kamu mau di jodohkan dengan santriwati yang bernama aisyah"ujar sang ayah.

"Hmm, kakak ikut gimana baiknya saja"jawabnya.

"Baiklah sebentar, kita panggilkan aisyah terlebih dahulu"ucap kiyai.

Sekitar menunggu 30 menitan, aisyah sampai ke rumah ndalem dan tidak lupa aisyah mengucapkan salam.

"Assalamualaikum"ucapnya ketika sampai di dalam ruang tamu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab mereka.

"Sudah sampai nak, duduk dulu sini"ujar sang umi yang tersenyum.

Aisyah menganggukan kepalanya dan duduk di sebelah kanan bu nyai. Mereka semua masih terdiam, sehingga bu nyai inisiatif memulai perbincaraannya.

"Nak umi mau tanya boleh?"Tanyanya.

"Boleh mi."

"Kamu sudah punya niat untuk menikah nak?"Tanya umi nyai.

Aisyah menyeritkan keningnya tanda tidak paham, dan kenapa bu nyai malah menanyakan perihal ini

"Belum mi"ujar aisyah.

"Begini nak, kami ingin menjodohkan kamu dengan salah satu cucu umi. Apa kamu bersedia?"Tanya umi kembali.

Deg

Jantung aisyah bergedup dengan kencang, mendengar pertanyaan umi nyai. Aisyah diam di tempat dan masih sibuk dengan pikirin pikiran yang mulai mengusiknya. Sehingga tepukan di bahu membuyarkan lamunannya.

"Kamu kenapa melamun nak?"Tanya bunda fatim.

"Eh tidak kok bunda"ucapnya gugup yang ketahuan sedang melamun.

"Kami tidak memaksa kamu nak, pikirkan baik baik dan jika kamu belum bisa memutuskan apa jawaban kamu. Mintalah jawaban dari Allah lewat shalat istikharahmu"nasihat kiyai.

"Nggih kiyai, aisyah minta waktu seminggu untuk memutuskannya boleh?"Tanyanya tak enak hati.

"Boleh nak, setelah seminggu itu kamu putuskan jawabannya ya. Kami akan menunggu"ujar umi nyai kembali.

Aisyah menganggukan kepalanya dan pamit pergi dari rumah ndalem untuk kembali ke kamar. Selama di perjalanan, aisyah masih bingung dengan ucapan dan pikiran yang berkecamuk sekarang. Aisyah sebenernya masih syok dengan hal ini, tapi aisyah sebisa mungkin menetralkan kembali wajahnya setenang mungkin.

"Abis ngapain aish, kamu ke rumah ndalem?"Tanya fara ketika aisyah masuk ke kamar.

"Iya abis ngapain, penasaran nih kita. Cerita dong"ujar sella menambahi sedangkan masny hanya diam saja.

"Bukan apa apa kok, hanya ada sedikit obrolan tadi"jawab aisyah.

"Benar gak ada apa apa aish?"Tanya masny memastikan, yang sedikit ragu dengan ucapan dan wajah aisyah.

"Iya gak ada apa apa, kalian tenang aja"ujarnya.

"Yasudah kalo begitu"jawab mereka bertiga yang ada di kamar.

Aisyah menganggukan kepalanya dan mereka berbincang bincang di dalam kamar, sambil memakan seblak yang tadi mereka pesan di warung teh any. Salah satu kantin yang ada di pesantren.

"Umi pernah bilang kalau aisyah itu gak akur sama keluarganya. Terus nanti gimana kalo aisyah setuju dengan perjodohan ini?"Tanya gus bagas.

"Abi dan umi tanya sama kamu kak, gimana menurutmu"ujar mereka berdua yang tidak langsung menjawab pertanyaan gus bagas, melainkan menanyakan kepada orangnya langsung.

"Hmm, menurut kakak kami berdua harus minta restu keduanya. Kalau soal di restui atau tidak, itu urusan belakangan"ujar gus fathi.

"Yasudah kita tunggu jawaban aisyah saja dulu, karena dia juga belum tau, dia di jodohkan sama siapa? Umi bilang salah satu cucu umi"ucap sang umi.

Mereka menganggukan kepalanya dan kembali melanjutkan perbincangan perjodohan ini. Serta mencari solusi untuk nanti jika keluarga aisyah tidak setuju, mereka harus apa dan bagaimana.

Sedangkan di sisi lain. Aisyah sedang di buat kelabakan dengan jalan pikirannya sendiri, ingin menanyakan siapa yang di jodohkan dengannya, tapi ia sungkan kepada keluarga ndalem untuk menanyakannya. Jadilah sekarang aisyah kelimpungan sendiri siapa pria yang di jodohkan untuknya. Ingin berharap Gus fathi, tapi aisyah tidak mau kegeeran. Mau ke adiknya Gus fatih, aisyah merasa tidak yakin bahwa dia adalah orangnya, aisyah sampai sampai frustasi memikirkan hal ini.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang