"Oh, Ann." Yunnie menatap Anania penuh simpati. "Tapi jangan memandang itu sebagai kegagalan. Lihatlah setiap kencan pertamamu ... gagal atau tidak ... sebagai sebuah kesempatan untuk bertemu dan mengenal teman baru, mendengar cerita suksesnya yang mungkin bisa menginspirasi, belajar berkomunikasi, atau hanya sekadar menjadikan pertemuan kalian sebagai pembelajaran, sehingga saat ada laki-laki yang mendekatimu lagi, kamu tahu apa yang inginkan dari mereka."
"Bagaimana kencan pertamamu dulu?" Telapak tangan Anania melingkari cangkir tehnya. Yunnie memiliki kekasih di Kanada, tempatnya memulai karier sebelum pindah ke sini. Sekarang mereka menjalani hubungan jarak jauh.
"Sebelum bersama Cameron, aku sempat dekat dengan beberapa laki-laki berbeda. Hanya sedikit kencan pertama yang berlanjut dengan kencan kedua. Yang paling berkesan dari semua kencan pertamaku tentu kencanku bersama Cameron. Crazy Stupid Love."
"Apa itu?" Kening Anania berkerut.
Yunnie tertawa. "Film, Anania. Ryan Gosling?"
"Aku tahu film itu, Yunnie," tukas Anania.
"Kencan pertama kami seperti yang digambarkan dalam film itu. Aku dan Cam merasa nyaman bersama sejak kencan pertama. Kami tidak ingin berpisah malam itu dan memutuskan pulang ke apartemenku, melanjutkan ngobrol dan bercanda di sofa. Berpelukan sampai pagi. Tapi, Ann, apa yang menyebabkan kamu berpikir kencan pertamamu gagal?"
Sesuai dengan pendapat Anania tadi. Kencan pertama Yunnie adalah contoh sukses kencan pertama. Terbukti pula Yunnie masih bersama laki-laki itu hingga hari ini.
"Karena dia berubah dari hangat menjadi dingin dalam hitungan detik saja. Karena dia tidak mengatakan apa-apa saat kubilang aku harus pulang lebih cepat. Dia tidak mampir ketika mengantarku. No goodnight kisses. Cium pipi saja tidak."
"Itu saja tidak bisa digunakan untuk membuat kesimpulan. Kamu harus menunggu apakah dia menghubungimu malam ini ... atau besok, dan bilang dia menikmati kebersamaan kalian. Kalau tidak, kita akan sepakat bahwa kencanmu tidak berhasil."
"Kalau dia menikmati kencan kami, Yunnie, dia tidak akan mau pulang."
"Mungkin dia pikir alasanmu mengakhiri kencan bukan bohongan dan dia tidak mau dianggap menghalangimu dari ... apa pun alasanmu itu?"
"Well, let's see." Anania tidak mau berharap banyak.
"Yes, we do that."
***
Haagen duduk bersama Asger di tepi Inner Harbor. Botol bir di tangan Asger dan kaleng soda di tangan Haagen. Seperti yang telah dijanjikannya di Geranium tadi malam, Asger benar-benar mendatangi Haagen ke kantor Projektbyen. Apa yang akan dibicarakan Asger, Haagen sudah bisa menebak. Pasti berkaitan dengan Anania. Meskipun begitu, Haagen akan tetap mendengarkan sahabatnya.
Meskipun berteman sejak sekolah dasar, tapi persahabatan Haagen dan Asger dimulai ketika mereka menginjak remaja. Apalagi yang mendorong keakraban mereka kalau bukan handball? Banyak anak bergabung di klub handball pada usia delapan tahun. Tetapi tidak banyak yang tetap bermain dan tergabung dalam tim setelah umur dua belas tahun. Sulit membagi waktu dan energi antara olahraga dengan sekolah, ingin melakukan kegiatan lain di akhir pekan, punya pacar, mendapat pekerjaan sampingan, dan berbagai faktor lain menjadi penyebab remaja meninggalkan klub olahraga. Tetapi Haagen dan Asger bertahan.
Anggota-anggota lain datang dan pergi, tapi sebagai anggota terlama di klub, Haagen lebih akrab dengan Asger, dibandingkan teman yang lain. Selain selalu bertemu saat berlatih, dalam perjalanan ke banyak daerah lain di Denmark untuk bertanding, mereka selalu duduk berdua. Kalau harus bermalam di luar kota, mereka berbagi kamar di penginapan. Lebih dari sepuluh tahun mereka melakukannya.
Menjaga nilai yang baik di sekolah dan pada saat bersamaan menjadi atlet berprestasi tidak mudah. Karena itu mereka berdua sering belajar bersama di luar jam sekolah dengan bantuan Liv dan siapa pun pacar Asger pada masa itu. Asger memang sangat terkenal di antara anak-anak perempuan dan Asger menikmati kepopulerannya.
Sebelum memutuskan berhenti bermain dan berkompetisi—karena tidak juga bisa masuk tim nasional—untuk fokus pada pendidikan, Haagen sempat berdiskusi dengan Asger. Haagen tidak punya kakak atau adik laki-laki dan Asger mengisi kekosongan itu. Kedekatan mereka hampir sama dengan kedekatan Asger dengan adiknya. Naik turun kehidupan mereka lewati bersama. Pada masa tersulit dalam hidup Asger—wanita yang dicintainya sakit keras, kemudian meninggal—Haagen hadir sebagai salah satu tiang penyangga. Yang menguatkan sahabatnya. Demikian juga saat Haagen dicampakkan oleh tunangannya, Asger menjadi orang pertama yang dihubungi Haagen.
Sekarang Asger sudah menemukan cinta sejatinya. Sebentar lagi akan menikah dan di luar dugaan Haagen, Asger meminta Haagen untuk menjadi best man. Haagen keberatan, sebab menurut Haagen, Jesper lebih layak mendapat kehormatan itu. Namun Jesper, yang juga bersama mereka saat itu, dengan sangat menyesal mengatakan dirinya sedang tidak bisa memikul tanggung-jawab tersebut. Kepada sahabatnya, Haagen berjanji akan melakukan yang terbaik, untuk membantu Asger menuju hari bahagia.
"Anania anak yang baik." Asger memberikan informasi yang sudah diketahui Haagen.
"Dia bukan anak-anak," gerutu Haagen pelan. Lima tahun yang lalu, Haagen sangat terkejut saat untuk pertama kali menyadari Anania sudah berubah menjadi seorang wanita dewasa. Yang sangat memesona. Bukan lagi seorang remaja kurus dengan rambut ekor kuda, yang menundukkan kepala setiap kali Haagen menyapanya. Di mata Haagen, dulu, Anania adalah seorang anak yang manis. Bahkan saking manisnya sikap Anania, Haagen pernah berharap kedua adik perempuannya bisa meniru Anania. Jika Haagen bertanya bagaimana sekolahnya atau baletnya, Anania selalu menjawab dengan sopan dan suara pelan.
Tetapi, wow. Betapa waktu sangat berpihak kepada Anania. Begitu lepas dari masa remaja, hilang sudah sosok gadis canggung yang dikenal Haagen. Berganti menjadi wanita dewasa yang bisa dengan mudah menghilangkan akal sehat laki-laki mana pun yang melihatnya. Wajah Anania tidak perlu dibahas lagi. Siapa pun yang menatapnya tidak akan bisa berpaling. Bagian-bagian tertentu tubuh Anania mulai berisi. Badan Anania khas seorang penari. Sangat fit. Haagen belum pernah melihat ada wanita memiliki sepasang lengan dan kaki yang sangat seksi seperti milik Anania. Haagen bisa leluasa memperhatikan, karena hari itu Anania mengenakan celana sangat pendek berwarna putih dan atasan merah muda berkerah halter.
Bahasa tubuh Anania semakin anggun dan Anania sudah pandai membawa diri di depan orang lain. Anania tidak lagi menyembunyikan wajahnya. Suara Anania pun tidak lagi cempreng, berubah lembut dan teduh. Membelai telinga siapa pun yang mendengarnya. Suara tawanya jangan ditanya. Merdu sekali. Setiap kali Anania tersenyum, Haagen seperti kena hipnotis. Demi Tuhan, saat Haagen ikut piknik dengan keluarga Asger hari itu, Haagen melihat semua laki-laki di taman memandangi Anania dengan tatapan tertarik.
Haagen jadi mengerti kenapa Asger dan Jesper berusaha keras melindungi Anania dari segala marabahaya. Salah satunya dalam bentuk laki-laki yang mendekatinya. Kalau Haagen punya hak, Haagen juga akan melakukannya. Bukan karena apa-apa, tapi Haagen berharap Anania selektif memilih pasangan. Wanita luar biasa sepertinya harus mendapatkan laki-laki terbaik.
Seandainya saat itu Haagen tidak sedang menjalin hubungan sangat serius dengan Liv, Haagen akan berusaha membujuk Asger agar mendapat izin mendekati AnaniaBahkan kalau harus baku hantam dengan Asger demi mendapat kesempatan berharga itu, Haagen dengan senang hati akan melakukannya. Untuk memenangkan hati wanita luar biasa seperti Anania diperlukan perjuangan yang tidak mudah. Haagen tidak keberatan mengusahakan apa saja, supaya dia bisa menjadi laki-laki terbaik untuk Anania.
Tetapi Haagen masih bisa berpikir dengan jernih dan tidak membiarkan ketertarikan kepada Anania merusak tatanan hidupnya. Haagen dan Liv tinggal beberapa langkah lagi menuju pernikahan. Terlalu besar risikonya jika Haagen meninggalkan Liv dan hubungan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun, hanya untuk mengejar Anania. Selain itu Haagen tidak punya energi dan waktu lebih untuk memulai dari nol lagi. Semua sudah tercurah untuk menyukseskan Projektbyen.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DANCE OF LOVE
RomanceAnania Ingelisa Tjandrasukmana, principal dancer di The Royal Ballet of Denmark, tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk cinta pertamanya. Sebuah proyek buku mempertemukan kembali Anania dengan Haagen Verstergaard, urbanist dan CEO P...