"Bagus sekali, Anania." Jean, koreografer The Royal Ballet of Denmark yang mengawasi latihannya, bertepuk tangan. "Aku tidak tahu apa yang kamu lakukan sebelum datang ke sini. Apa pun itu, lanjutkan. Semuanya hidup sekali. Kamu terlihat ... dan terasa ... seperti sedang benar-benar patah hati. Apa ada seseorang yang baru saja mematahkan hatimu?"
Anania meneguk air dari botol di tangannya. Seandainya saja semua orang tahu bahwa Anania baru saja menari sambil membayangkan nasib cintanya kepada Haagen dan harapan Anania yang harus dikubur sesaat setelah kencan pertama mereka. "Mungkin."
"Aku bersimpati ... tapi ... pertahankan terus seperti itu."
"Thank you." Anania berusaha mengumpulkan napas.
Principal dancer memerankan tokoh utama dalam setiap pementasan. Mereka adalah bintang utama. Rasanya semua balerina pasti ingin menjadi salah satunya. Namun, jalan menuju ke posisi ini tidak mudah. Direktur artistik hanya mempromosikan balerina terbaik dari yang terbaik untuk menjadi principal dancer. Yaitu balerina yang menguasai semua teknik dalam balet dengan sangat baik—mendekati sempurna—dan mampu mentranformasi teknik itu menjadi pertunjukan seni yang memukau.
Tidak hanya itu, principal dancer harus memiliki kemampuan akting yang mumpuni. Untuk menari dalam pertunjukan balet yang memiliki jalan cerita, principal dancer dituntut bisa memainkan peran layaknya aktor atau aktris dalam film. Jadi menari dengan sempurna saja tidak cukup. Principal dancer juga harus mampu menghidupkan setiap tokoh yang diperankan serta menginterpretasikan karakter tokoh ke dalam setiap gerakan. Misalnya gerakan yang megah dan elegan untuk Sleeping Beauty, eksotik untuk Firebirds, dan sebagainya.
Juga, seorang principal dancer harus bisa menyampaikan rasa bahagia, marah, sedih, menderita dan berbagai macam emosi lain sebagaimana yang tengah dialami oleh tokoh yang dibawakan, dengan menuangkannya ke dalam setiap bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Agar penonton bisa menangkapnya. Lebih baik lagi kalau penonton larut dan terbawa perasaan. Berbeda dengan pemain film, balerina tidak bersuara sepanjang pementasan.
Tidak tahu apakah ini keberuntungan atau bukan, saat harus mendalami isi hati Giselle, Anania sedang mengalami apa yang terjadi pada Giselle. Laki-laki yang disukainya masih memiliki rasa kepada wanita lain. Dengan begini, tanpa perlu bersusah-payah, Anania bisa menjiwai peran yang dia bawakan.
Anania menarik napas dan mengaduk tasnya. Saat menemukan ponselnya, Anania langsung memeriksa pesan dan panggilan masuk. Ada dua panggilan dari Haagen. Satu pesan dari ibunda Anania di Indonesia. Dan yang lain dari Liisa, yang mengingatkan Anania untuk datang pada acara makan malam rutin minggu ini. Tidak boleh mangkir lagi katanya.
Apa lagi yang diinginkan Haagen? Anania memutuskan untuk tidak menelepon balik. Atau mengirimi Haagen pesan. No. The ship has sailed. Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk memperbaiki kencan pertama mereka yang cacat. Jika Haagen berniat meminta maaf dan menjelaskan sikapnya, Anania merasa itu sudah tidak perlu. Anania tidak membutuhkannya. Seandainya Haagen menghubungi Anania untuk memberi tahu bahwa Haagen menikmati kebersamaan mereka pada kencan pertama, Anania berpikir itu sudah terlambat. Sangat terlambat.
Setelah menyimpan kembali ponselnya, Anania berjalan menuju ruang ganti. Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini dan waktunya terlalu berharga untuk disia-siakan dengan memikirkan Haagen.
***
Anania mengerang kesal saat mengintip dari peep hole dan mendapati Haagen berdiri di depan pintu apartemen. Setelah Anania berulang kali tidak menghiraukan panggilannya, Haagen mengirim pesan dan meminta waktu kepada Anania untuk bertemu dan bicara. Sengaja Anania mengabaikan pesan tersebut, karena hati kecilnya mengatakan pertemuan yang diinginkan Haagen tidak akan menguntungkan bagi Anania. Kalau Haagen memerlukan waktu sebanyak ini untuk mempertimbangkan akan menghubungi Anania kembali atau tidak, bisa dipastikan niat Haagen bukan didasari antusiasme, tapi rasa tidak enak.
"What do you want?" Anania membuka pintu dan melipat tangannya di dada.
"Aku ingin bicara sebentar denganmu."
"Aku nggak ingin." Anania memutar tubuhnya, melangkah dan bersiap menutup pintu.
"Anania, please." Haagen menahan lengan Anania.
Terpaksa Anania membatalkan langkah. "Kamu punya kesempatan untuk bicara padaku malam itu. Saat mengantarku pulang dan aku menawarimu mampir dulu. Lalu kamu punya kesempatan untuk bicara keesokan harinya. Tapi kamu melewatkan semuanya. Sekarang kamu mau bicara? Aku nggak mau dengar."
"Aku akan menjelaskan semuanya, Anania."
Setelah mengembuskan napas keras, Anania menyuruh Haagen masuk dan duduk.
"Apa kamu mau minum sesuatu?" Anania berbasa-basi.
"No, it's fine. Mungkin kamu perlu duduk." Haagen memilih bean bag kuning di sebelah kanan sofa.
"Aku mau berdiri." Kalau Anania duduk, dia akan memberi kesan bahwa dia memiliki banyak waktu untuk meladeni Haagen.
"Kalau kamu mengira aku tidak tertarik padamu, kamu salah besar, Anania. Bukan tanpa alasan aku mengirimimu bunga dan mengajakmu kencan. Aku ingin melihat apakah ... kamu merasakan ketertarikan yang sama denganku." Haagen berhenti sebentar. "Aku menyukaimu ... menyukai kebersamaan kita. Hanya saja saat melihat Asger dan tunangannya, aku menyadari sesuatu. Aku baru saja kehilangan apa yang mereka miliki. Kamu tahu ... pertunanganku dengan Liv berakhir beberapa bulan yang lalu?"
"Kamu masih mencintainya." Anania menarik kesimpulan.
"I don't know. But ... there is no easy way to unlove a person. Bukan tidak mungkin kulakukan, hanya saja aku perlu waktu untuk menyiapkan kembali hatiku. Supaya ... bisa ditempati cinta baru. Kalau aku mau bersikap egois, aku ingin mengabaikan semua itu dan memilih untuk bersamamu. Tapi apa artinya kita bersama, kalau aku belum bisa memberikan seluruh hatiku kepadamu."
"Mungkin aku mau menerima apa saja yang bisa kamu berikan kepadaku." Sedetik kemudian Anania menyesali kalimat ini. Kenapa dia terdengar seperti sangat tergila-gila pada Haagen dan tidak mempermasalahkan kalau Haagen tidak memiliki perasaan yang sama, bahkan sampai rela mendapatkan serpihan terkecil hati Haagen?
You deserve better than that, Anania, sebuah suara di kepala Anania memberi teguran. Dan Anania setuju.
"Saat ini tidak ada yang bisa kuberikan padamu. Tidak ada yang tersisa dari hatiku. Sama sekali tidak ada. Tapi aku akan kembali nanti, Anania, saat hatiku sudah siap sepenuhnya. Beri aku waktu untuk menyelesaikan masalah dari masa laluku."
"Kamu memiliki semua waktu yang ada di dunia ini, Haagen. Untuk melakukan ... apa yang perlu kamu lakukan. Tapi aku nggak akan menunggumu." Tidak ada yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi nanti. Jangankan besok. Satu menit berikutnya saja tidak ada yang bisa menebak hidup akan berbelok ke arah mana. Anania tidak ingin berjudi dengan waktu dan mempertaruhkan hatinya. Iya kalau Haagen tidak bertemu wanita lain selama proses berdamai dengan masa lalu. Kalau sebaliknya? Anania akan rugi sendiri, patah hati untuk kesekian kali.
"Ana—"
"Kita nggak tahu dengan pasti berapa lama waktu yang kamu perlukan. Mungkin akan sangat lama. Karena cinta bukan sesuatu yang mudah kita buang saat sebuah hubungan berakhir. Kamu akan perlu sangat banyak waktu, karena kamu sangat mencintainya. Kamu nggak ingin, kan, aku kehilangan kesempatan bertemu dengan ... you know ... seseorang yang spesial karena harus menunggumu tanpa kepastian?"
###
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DANCE OF LOVE
RomanceAnania Ingelisa Tjandrasukmana, principal dancer di The Royal Ballet of Denmark, tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk cinta pertamanya. Sebuah proyek buku mempertemukan kembali Anania dengan Haagen Verstergaard, urbanist dan CEO P...