You've Stolen Something More Valuable

739 63 125
                                    

Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.

Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.

Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.

Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!

🥀🥀🥀
TWO
.
.
.
.
.

Aera sudah sadar dari pingsan sejak beberapa menit yang lalu, tetapi dia hanya diam tak bergerak, membuka mata pun tidak. Namun, pendengarnya sedang fokus pada pembicaraan orang-orang di sampingnya.

"Kenapa bisa ada penjahat wanita secantik dia? Dae In hebat juga, ya? Dia bisa menghajar Nona Kim sampai babak belur begitu. Kalau aku, belum tentu bisa. Membersihkan luka di tubuhnya saja aku sudah gemetar," ujar seseorang di samping Aera. Dia baru saja selesai membersihkan lalu mengobati luka pada tubuh Aera.

"Justru, dia diincar oleh pengendalinya sekarang. Pasti mereka berpikir dengan wajahnya ini bisa memikat sekaligus memperdaya target. Wanita cantik memang sangat berbahaya. Jadi, jangan pernah tertipu dengan mereka," jawab seorang lagi.

Aera masih diam tak bergeming. Tapi, setelah mendengar langkah kaki beberapa orang sedang mendekat, dia mulai merasa siaga. Ia merasakan sebelah kaki seseorang menyentuh pahanya yang terkena tembakan. Rasanya begitu sakit tetapi Aera berusaha setengah mati supaya tak berteriak.

"Pelurunya sudah dikeluarkan?" tanya seseorang.

Aera tidak tahu siapa yang bicara karena dia masih setia memejamkan kedua matanya.

"Belum, Pak. Saya ... Bingung bagaimana cara ... Membuka ...." Polisi yang tadi telah mengobati Aera merasa ragu untuk melakukan tindakan pada luka tembakan pada paha Aera.

Mengobati wajah perempuan itu saja dia sudah gemetar, bagaimana bisa dia mengobati bagian paha si jelita?  Namun, Aera merasakan celananya ditarik turun sebatas lutut menyisakan celana dalam yang masih menutupi bagian intimnya.

Gadis itu meringis saat merasakan ujung pisau melukai pahanya. Aera membuka mata seakan baru saja sadar dari pingsan. Dia melihat seseorang tengah mengeluarkan peluru yang bersarang di dalam pahanya.

Aera menengadah ke atas saat merasakan ujung pisau itu menusuknya semakin dalam, rasanya sungguh menyakitkan. Dengan raut wajah garang, Aera menatap pria yang tengah mengeluarkan peluru di pahanya.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku. Aku sedang mencoba untuk menghentikan perdarahannya. Mereka mengobati wajahmu terlebih dahulu tapi melupakan jika perdarahan paling banyak keluarnya dari sini," ucap seorang pria yang ternyata adalah kepala tim yang kemarin telah menangkap Aera, Kim Taehyung.

"Aku akan mengingat wajahmu ini baik-baik, karena aku bersumpah di masa depan aku yang akan membuatmu merasakan apa yang kurasakan sekarang," jawab Aera.

Wajahnya begitu garang meski sudah babak belur tetapi Aera tetap bersikap seolah dia akan terus hidup dalam jangka waktu lama meski tahu di dalam penjara yang sedang ia huni sekarang bukan hal tabu terjadinya pembantaian oleh para sipir pada tahanan.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang