You've Stolen Something More Valuable

611 58 125
                                    

🐢

Selamat malam..
Kalian udah pada tidur belum? Tapi kayanya sih aku telat ya?.. Maaf banget soalnya lagi sibuk di real life..

Selamat membaca..

🥀🥀🥀
.
.
.
.
.

Aera sudah sadar dari pingsannya sejak beberapa menit yang lalu, tetapi dia hanya diam tak bergerak, membuka mata pun tidak. Namun, pendengarnya sedang fokus pada pembicaraan orang-orang disampingnya.

"Kenapa bisa ada penjahat wanita secantik dia? Dae In hebat juga, ya? Dia bisa menghajar Nona Kim sampai babak belur begitu. Kalau aku belum tentu bisa. Membersihkan luka di tubuhnya saja aku sudah gemetar." ujar seseorang di samping Aera. Dia baru saja selesai membersihkan lalu mengobati luka pada tubuh Aera.

"Justru, dia diincar oleh pengendali nya sekarang. Pasti mereka berpikir dengan wajahnya ini bisa memikat sekaligus memperdaya target mereka. Wanita cantik memang sangat berbahaya. Jadi, jangan pernah tertipu dengan mereka." jawab seorang lagi.

Aera masih diam tak bergeming. Tapi, setelah mendengar langkah kaki beberapa orang sepertinya sedang mendekat, dia mulai merasa siaga. Ia merasakan sebelah kaki seseorang menyentuh pahanya yang terkena tembakan. Rasanya begitu sakit tetapi Aera berusaha setengah mati supaya tidak berteriak.

"Pelurunya sudah di keluarkan?" tanya seseorang. Aera tidak tau siapa yang bicara karena dia masih setia memejamkan kedua matanya.

"Belum, Pak. Saya.. Bingung bagaimana cara.. Membuka.." polisi yang tadi telah mengobati Aera merasa ragu untuk melakukan tindakan pada luka tembakan pada paha Aera. Mengobati wajah perempuan itu saja dia sudah gemetar, bagaimana bisa dia mengobati bagian paha si jelita itu?

Namun, Aera merasakan celananya di tarik turun sebatas lutut menyisakan celana dalamnya yang masih menutupi bagian intimnya. Gadis itu meringis saat merasakan ujung pisau melukai pahanya. Ia membuka matanya seakan baru saja sadar dari pingsannya.

Aera melihat seseorang tengah mengeluarkan peluru yang bersarang di dalam pahanya. Ia menengadah ke atas saat merasakan ujung pisau itu menusuknya semakin dalam, rasanya sungguh menyakitkan. Dengan raut wajah garangnya, Aera menatap pria yang kini tengah mengeluarkan peluru di pahanya.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku. Aku sedang mencoba untuk menghentikan perdarahannya. Mereka mengobati wajahmu terlebih dahulu tapi melupakan jika perdarahan paling banyak itu keluarnya dari sini." ucap seorang pria yang ternyata adalah kepala tim yang kemarin telah menangkap Aera, Kim Taehyung.

"Aku akan mengingat wajahmu ini baik-baik, karena aku bersumpah di masa depan aku yang akan membuatmu merasakan apa yang kurasakan sekarang." jawab Aera.

Wajahnya begitu garang meski dia sudah babak belur tetapi ia tetap bersikap seolah dia akan terus hidup dalam jangka waktu yang lama meski dia tau di dalam penjara yang sedang ia huni sekarang bukan hal tabu terjadinya pembantaian oleh para sipir pada tahanan.

"Kalau begitu aku harus mengeluarkan peluru ini, kan? Supaya kau bisa hidup lebih lama dan membalaskan dendammu padaku."

Tepat setelah Taehyung berhenti berbicara, suara raungan Aera terdengar begitu memilukan. Bagaimanapun juga, dia seorang perempuan dan hanya manusia biasa yang ketika ditusuk menggunakan pisau pahanya untuk mengeluarkan peluru dari sana, dia akan merasa kesakitan sebab dilakukan tanpa bius.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang