Who is The Villain?

233 42 10
                                    

Selamat malam..
Maaf jam upload nya random gini, soalnya aku nulis sesempetku aja..
Akhir² ini jadwal nulis ku berantakan karena aku ada kesibukan lain 😢
Makasih ya, buat yang masih setia baca cerita ini ❤️
Selamat membaca ✨

🥀🥀🥀
.
.
.
.
.

Beberapa bulan kemudian...

Aera sedang berada di satu ruangan yang Yoongi katakan sering di jadikan oleh Jungkook sebagai tempatnya menginap jika di markas. Kamar itu tidak terlalu mewah, tetapi nyaman untuk di tempati. Ada beberapa barang pribadi milik Jungkook juga disana, seperti senjata dan beberapa pakaian.

Karena merindukan Jungkook, Aera sering memakai baju pria itu pada tubuhnya seperti yang dia lakukan sekarang. Dia sedang menatap keluar jendela kaca, melihat rintik gerimis diluar sana yang terus turun dari awan seakan tak lelah menjatuhkan diri dari ketinggian sana. Perhatiannya teralihkan manakala suara pintu kamar itu terbuka.

"Kenapa tidak turun ke bawah saat seharusnya kau makan siang?" tanya Yoongi sembari berjalan mendekati Aera. Pria itu menyodorkan  segelas susu hamil berwarna cokelat pada Aera.

Aera menerima gelas berisi susu tersebut tetapi tidak langsung meminumnya. "Aku akan makan jika aku sudah merasa lapar," jawabnya.

"Aku tau kau sedang memikirkan Jungkook. Kau ingat bagaimana caranya membunuh saat di Mariana Island? Dia itu pemburu sesungguhnya. Dia punya sembilan nyawa dan tidak akan mati begitu saja dengan mudah. Jika kau ingin dia cepat kembali, jangan membuatnya khawatir dengan tidak mau makan saat kau sedang hamil anaknya seperti ini," ucap Yoongi.

Aera tersenyum kecut. "Aku bukanlah orang yang mudah di tangani, Min Yoongi. Tapi, sejauh ini aku terus menurut padamu karena Jungkook memintanya," ucapnya sembari memandangi susu cokelat di tangannya.

"Aku tidak suka susu cokelat dan Jungkook tau itu, maka dia selalu membuatkan susu hamil dengan rasa lain selain coklat untukku. Tapi, aku memakan semua makanan yang kau berikan padaku entah aku suka atau tidak bahkan entah itu beracun atau tidak," Aera kembali berucap.

Yoongi terdiam sejenak. Dia memang tidak pernah menanyakan apakah Aera suka atau tidak dengan semua makanan bahkan hal lain yang dia lakukan terhadap wanita hamil itu, seperti memintanya untuk terus berada di dalam kamar ini sepanjang waktu kecuali jika hendak makan.

"Aku hanya merindukan suamiku, Yoongi. Dia tidak pulang berhari-hari hingga berbulan-bulan dalam pengejaran banyak orang yang ingin membunuhnya, lalu aku khawatir. Apa itu salah?" tutur Aera.

"Apa kau bisa membayangkan sekeras apa hidup kami? Aku hanya tidak terbiasa melihat hal normal seperti yang kau lakukan. Kau tentu tau sekeji apa saat kami membunuh. Kami menjadikan wanita hanya sebagai pelampiasan napsu lalu akan kami buang jika sudah merasa bosan dengan mereka. Seringnya akan kami bunuh. Melihat kau dan Jungkook seperti ini, jujur saja aku menganggapnya lucu," kekeh Yoongi di akhir kalimatnya.

Aera meminum susu pada gelas yang ia pegang tersebut beberapa teguk. Dia terus memaksakan diri meski tak menyukai rasa dari susu yang Yoongi buat untuknya sebab Jungkook berpesan padanya supaya mengikuti semua yang Yoongi katakan yang mana artinya Jungkook mempercayai pria di sampingnya sekarang.

Sementara itu di suatu tempat sangat jauh jaraknya dari Aera, Jungkook tengah berkelahi dengan beberapa orang pria yang sedang mengejarnya. Dia sudah babak belur dan tenaganya telah terkuras banyak.

Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, Jungkook melarikan diri lalu bersembunyi setelah merampas senjata api dari salah satu lawannya. Dia terus menekan bahunya yang terkena tembakan sambil berlari hingga menemukan tempat persembunyian.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang