The Sweetest Farewell

344 49 9
                                    

Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.

Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.

Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.

Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!


🥀🥀🥀
EIGHTEEN
.
.
.
.
.

Kabar kematian Park Hyunsik yang merupakan juru bicara presiden menyebar ke seluruh penjuru negeri. Tapi, penyebab kematiannya yang diungkap ke publik bukan karena dibunuh melainkan sakit jantung.

Semua media Korea Selatan memuat berita tentang hal tersebut dan tentu saja sampai ke telinga Jung Yoonji.

"Daebak. Dua orang penting di sisi Ji Kyung meninggal dalam satu malam," kekeh Jung Yoonji. "Itu akibatnya jika bermain-main denganku, Moon Ji Kyung."

Yoonji tengah menonton berita di televisi yang membahas tentang kematian Park Hyunsik secara mendadak tadi subuh, lalu kematian salah satu menteri yang Jungkook bunuh pada malam harinya.

"Aku harus membayar Jeon Jungkook dalam jumlah yang besar," kata Yoonji sambil meraih ponsel.

Yoonji mengirimkan bayaran pada Jungkook berkali-kali lipat karena telah berhasil melaksanakan misi lalu membunuh Park Hyunsik yang memang sudah lama ingin dia singkirkan.

Di tempat lain, Moon Ji Kyung melempar semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya. Ketika dia baru terbangun dari tidur, dia mendapat kabar dari ajudannya bahwa satu menteri dan juru bicaranya meninggal hanya dalam semalam.

"Black Jack ...," gumam Ji Kyung sambil menyeringai.

"Kau sudah membuat kesalahan besar, Jung Yoonji. Kau pikir bisa mengalahkanku begitu saja? Tentu tidak. Kau salah besar, Yoonji!" ucap Ji Kyung dengan penuh penekanan di setiap kalimat.

Sesungguhnya, seorang pemimpin sebuah negara tersebut cukup kewalahan menghadapi sindikat gelap yang menjadi saingannya kali ini. Masa jabatannya tinggal satu tahun. Ada banyak oknum yang sedang berusaha menjatuhkan posisinya dan melengserkan kekuasaannya, termasuk Jung Yoonji.

"Jika aku kehilangan dua jari, maka kau harus kehilangan dua tanganmu, Jung Yoonji," Ji Kyung berujar sembari memasang dasi dengan benar pada lehernya.

🥀🥀🥀

Sebuah pintu berwarna putih terbuka setelah Yoongi menekan bel sepuluh menit yang lalu. Dia menunggu beberapa waktu baru sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya. Terlihat pria tampan dengan raut wajah sangat dingin ketika membuka daun pintu.

Wajah pria itu pucat dan lelah. Dia sedang menggunakan bathrobe warna putih dan masih sibuk mengikat tali pada pinggangnya dengan ekspresi wajah datar.

"Apa aku mengganggmu sedang bersenang-senang dengan istrimu?" seringai Yoongi.

Seperti biasa, pria itu tak bereaksi. Dia terlihat sedang menunggu hal penting seperti apa yang akan Yoongi sampaikan padanya, sehingga dia harus meninggalkan istrinya yang sedang terkulai lemas di atas ranjang panasnya.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang