Feeling Unworthy of Your Purple

414 52 23
                                    

🔞

Selamat pagiii..
Maaf banget absen beberapa hari, soalnya kemarin pas hari pertama di tahun 2024 sibuk banget di real life..
Seperti biasa karena jam update jingga sekarang ngga tentu, jadi aku bakalan up kapan aku selesai nulis aja..
Semoga aja kali ini Wattpad berbaik hati mau ngasi notif pas aku update

Happy reading...

🥀🥀🥀
.
.
.
.
.

Berada disisi Jungkook adalah hal yang paling menenangkan bagi Aera, selain dengan Ayahnya. Perhatian Jungkook padanya membuat Aera jadi bergantung pada pria itu. Aera bukan anak manja, tetapi dia memang selalu di layani ketika di rumah. Dan saat dia berkencan, dia mengencaninya pria yang memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ke ujung kuku.

Hal itu membuat Aera merasa bahwa dia semakin tak tau diri. Aera menyadari bahwa seharusnya dia menyerahkan nyawanya pada Jungkook, bukan cintanya. Semakin Jungkook memperlihatkan betapa pria itu mencintainya, semakin Aera merasa tak pantas. Seperti sekarang, air matanya meleleh di kedua sisi wajahnya ketika mengingat latar belakang mereka berdua.

Aera merangkul leher Jungkook lebih erat supaya Jungkook tak menyadari jika dirinya sedang menangis. Jarinya mencengkeram punggung Jungkook ketika hentakan itu sedikit bertambah cepat. Jungkook pikir suara desahan Aera begitu lirih karena wanita itu sedang merintih, padahal Aera sedang menangis sungguhan.

Karena kesalahpahamannya, Jungkook memelankan laju pinggangnya. Dia tak mau membuat Aera kesakitan. Karena Aera segera menghapus air matanya saat Jungkook menjauhkan jarak mereka berdua, Jungkook tak tau jika tadi mata indah yang ia kagumi itu telah mengeluarkan air mata.

"Apa aku terlalu kasar?" Jungkook masih bergerak, tetapi begitu pelan.

Aera menggeleng, dia bertumpu menggunakan kedua tangannya ke belakang tubuhnya. Posisi mereka, Jungkook sedang berdiri sedangkan Aera duduk di pinggir meja sambil mengangkangi sang adam. Mereka tak mengenakan sehelai benangpun untuk menutupi tubuh.

"Sayang.." panggil Jungkook.

Aera yang semula menunduk membuatnya mengangkat pandangannya lalu mereka bertemu tatap mata.

"Bisa ku selesaikan? Kita harus segera keluar dari sini dan menuju suatu tempat." Jungkook berujar.

Anggukan kepala Aera memberi isyarat bahwa dia setuju. Jungkook menunduk lalu menghisap dada Aera, tangannya menahan pinggang kekasihnya itu supaya tidak bergeser. Meski dia memang bergerak cepat, tetapi tekanannya tak sekuat biasanya.

Hal itu membuat Aera semakin kehilangan akal sehatnya. Dia menengadah ke atas sambil meremas rambut Jungkook merasakan sensasi luar biasa yang Jungkook berikan padanya. Dia di serang di bawah, di dada dan kini di bibirnya juga.

Ketika isapan itu berpindah pada bibir Aera, tangan Jungkook memijat payudara Aera yang terasa lebih besar dari sebelumnya oleh sebab kehamilan wanita itu berpengaruh pada perubahan fisiknya. Jungkook terus mengacak di bawah sana membuat Aera berteriak nikmat beberapa kali.

Wanita cantik jelita bak dewi Yunani tersebut telah benar-benar dihancurkan oleh Jungkook. Yang membuat Jungkook puas adalah ketika Aera terus mendesahkan namanya dengan ekspresi wajah sangat menikmati seperti sekarang. Tau jika wanitanya hampir sampai, Jungkook memberi sisi terbaiknya mengantarkan Aera pada puncak kenikmatan.

Ciuman mereka terlepas oleh sebab guncangan yang Jungkook lakukan. "Cantik sekali, cintaku.." saat ia terus berusaha memberi nikmat pada Aera, mulut manisnya itu terus memuja kekasihnya.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang