Where You're Hiding

434 55 40
                                    

🪶

Selamat siang..
Gimana kabarnya?
Aku datang lagi dengan chapter baru, semoga suka 😍 Oh iyaaa.. Walaupun kisah ini banyak adegan menegangkan, tapi tetep ini adalah romance action, yaa..
Jadi aku sisipin yang manis-manis ditengah ketegangan berlangsung..
Happy reading 😊

🥀🥀🥀
.
.
.
.
.

Ciuman keduanya terlepas dan menimbulkan bunyi, Jungkook merangkul Aera layaknya merangkul anak kecil karena Aera memeluk leher Jungkook dengan posisi yang sama seperti tadi. Jungkook melangkahkan kakinya dengan ragu sebab dia merasa tak sanggup sepertinya melihat Aera di mutilasi lalu di ambil organ tubuhnya.

"Kau ingin mengatakan apa pada Jungwon?" tanya Jungkook sembari terus mengayunkan langkah demi langkah kakinya mengikuti Jimin dan yang lainnya.

"Aku tak boleh memberitahu pada siapapun." jawab Aera.

Langkah Jungkook terhenti dan Aera pun turun perlahan dari gendongan kepala sipir tersebut. Ia membelakangi Jungkook dan melihat beberapa tahanan yang sudah meninggal di depan matanya dan hanya dirinya yang masih hidup di ruangan itu. Mereka yang sudah meninggal di tumpuk begitu saja di lantai seperti seonggok daging tak berharga.

"Tinggalkan dia disini, Jungkook. Ayo kita berpesta disana. Ada banyak gadis cantik." ajak Jimin pada Jungkook, tetapi pria itu tak bergeming sama sekali.

Aera berbalik lalu berhadapan dengan Jungkook. Dilihatnya Jimin telah berjalan pergi hingga menyisakan mereka berdua disini.

"Kau tak tau di mana ruangan Jungwon? Ku pikir mereka akan membunuhku disini. Jadi, sebelum aku mati aku harus.." kalimat Aera menggantung ketika Jungkook meraih tangannya.

Jungkook memegang erat kedua tangan Aera, ia terus memandangi gadis itu begitu lekat. "Satu-satunya ruangan yang memiliki pintu berwarna hitam." ujar Jungkook. "Aera.. Dengar. Setelah ini mungkin mereka akan mengincarku juga. Jadi dengarkan kata-kataku."

Aera menganggukkan kepalanya, ia merasakan tangan Jungkook begitu dingin dan berkeringat ketika menggenggam tangannya.

"Setelah kau selesai dengan urusanmu, bisakah kau memberi tanda padaku?" tanya Jungkook. Ia memejamkan kedua matanya membayangkan hal yang buruk terjadi pada Aera.

"Bagaimana caranya?"

Jungkook kembali membuka mata, "Buat kekacauan, tetapi di saat yang sama kau harus mengalihkan perhatian mereka darimu. Saat itu, kita berdua keluar dari sini diam-diam lalu keluar dari Mariana Island berdua."

"Apa? Kita berdua? Dari Mariana Island?"

Jungkook menganggukkan kepalanya dengan begitu yakin. "Aku tau jalan keluar dari sini tanpa ketahuan. Aku juga memiliki koneksi yang bisa di percaya. Yang paling penting adalah kita berdua keluar dulu dari sini. Saat nanti sirine berbunyi, berlarilah ke mulut lubang yang kita lewati tadi. Usahakan jangan ada yang melihatmu atau menyadari keberadaanmu. Mengerti?"

Aera menganggukkan kepalanya dengan cepat. Degup jantungnya membuat nafasnya jadi tersendat sebab sesungguhnya dia sedang melakukan hal berbahaya dan berada dalam ruangan yang akan menjadikan dirinya sebagai korban mutilasi beberapa jam ke depan.

Mereka berdua kembali berciuman sebelum Jungkook beranjak pergi dari ruangan itu meninggalkan Aera. Seakan tak rela membiarkan Aera menghadapi misi berbahaya ini seorang diri, ketika ciuman mereka terlepas, Jungkook kembali mencium Aera lagi. Dia adalah seorang pembunuh. Namun, baru kali ini dia takut akan kematian seseorang.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang