Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.
Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.
Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.
Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!
🥀🥀🥀
FIFTEEN
.
.
.
.
.Mobil yang membawa Aera ke tempat yang Ji Kyung siapkan untuk keempat buronan khususnya itu terhenti karena ada beberapa buah mobil yang menghadang di depan.
Aera menoleh ke luar jendela. Seberkas senyuman terbit di bibirnya karena dia tahu jika Ayahnya mana mungkin membiarkannya diserahkan pada Ji Kyung begitu saja.
"Tamat sudah riwayat kalian semua," gumam Aera membuat beberapa pria yang telah menculiknya saling berpandangan.
"Jika tak ingin mati, lepaskan aku." Aera memperingatkan.
Seorang di antara mereka melepaskan ikatan pada kaki dan tangan Aera lalu membiarkan wanita itu keluar dari mobil. Aera berjalan cepat menuju orang-orang suruhan Ayahnya.
"Jay, cari mayat Pendeta Park Ji Sung di gereja St. Dominica. Tolong kuburkan dia dengan layak," ujar Aera memberi perintah pada Jay.
Setelah Jay mengangguk baru kemudian Aera berjalan menuju salah satu mobil di sana.
"Lalu mereka ini bagaimana, Nona?" tanya Jay pada putri dari majikannya tersebut tanpa mengalihkan perhatian pada sekumpulan pria yang telah menculik Aera.
Aera menghentikan langkah kakinya sejenak. "Terserah mau kalian apakan mereka, aku tidak peduli."
Aera masuk ke dalam mobil yang pintunya telah dibuka oleh seseorang. Dia menyandarkan punggung pada sandaran kursi sambil memejamkan mata.
Aera mendengar suara tembakan beberapa kali di luar sana, tetapi seperti yang dia katakan tadi bahwa dia tak peduli. Pikirannya melayang jauh pada Jungkook yang sekarang entah bagaimana keadaannya.
Mana mungkin aku meminta bantuan Ayahku untuk menyelamatkan Jungkook. Lantaa, apa yang harus aku lakukan sekarang? Jungkook dalam bahaya, ucap batin Aera.
Mobil yang Aera tumpangi telah membawanya pergi dari tempat itu. Aera sendiri terus berpikir keras bagaimana cara supaya dia bisa mengirim bantuan pada Jungkook dan tiga orang lainnya di pantai. Aera membuka kedua matanya, dia mengingat nama seseorang.
Jung Yoonji. Aera kembali membatin.
"Bawa aku pulang ke rumah Ayahku saja, Jay."
🥀🥀🥀
Di rumah Seojoon, Aera segera menuju kamarnya. Seorang pelayan nampak kebingungan saat melihat nona mudanya mengenakan gaun pengantin tetapi penampilannya sungguh berantakan dan kotor, bagian bawah gaun itu robek lalu perutnya juga buncit.
![](https://img.wattpad.com/cover/355337331-288-k834896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUE VILLAIN
Romance🔞 21+++ HARD MATURE Bijaklah dalam memilih bacaan, bagi yang belum cukup umur dilarang mampir.