He Was 98 Days Old

387 52 66
                                    

🦌

Hai, twilight 💕

Aku emang ngga punya jadwal pasti untuk update ceritaku..
Jadi buat pembaca baru jangan kaget aku tiba-tiba update sore, siang, pagi atau subuh 😭

Happy reading luv 💕

🥀🥀🥀
.
.
.
.
.

Aera menoleh ke belakang saat Nara melepaskan tembakan beberapa kali pada mobil polisi tengah yang mengejar mereka. Dan yang membuat keduanya semakin panik, bus yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti padahal halte bus masih jauh. Itu karena supir bus mengikuti instruksi polisi untuk menghentikan kendaraan yang sedang ia kemudi.

"Sialan!" teriak Nara.

Keduanya melompat ke bawah lalu berlari kencang tak tentu arah. Terdengar bunyi klakson di mana-mana karena dua mata-mata BIN tersebut berlari menyeberang jalan membuat jalur lalu lintas menjadi kacau.

Aera menoleh pada Nara tetapi mereka terus mengayunkan langkah kaki mereka dengan secepat yang mereka bisa. "Nara, kau mengerti maksudku, kan?" sesaat setelah Aera berbicara, gadis gila itu melompat ke tengah jalan tepat ketika sebuah truk melintas.

Aera terlihat sedang berusaha masuk ke dalam truk itu lewat jendela kaca truk yang memang sedang terbuka.

"Ya Tuhan, aku mencintai-Mu. Tapi tolong jangan temui aku dulu." gumam Nara sembari melakukan hal yang sama dengan Aera tadi, yakni melompat pada sebuah truk lalu berusaha untuk masuk ke dalam sana.

Bedanya, mereka menaiki truk di ruas jalan yang berbeda. Truk yang di naikin oleh Aera sempat berbelok ke kanan dan ke kiri sebab supirnya tengah bergulat dengan gadis cantik yang ternyata sangat berbahaya itu. Aera duduk di kursi samping kemudi, dia menerjang supir truk hingga pria paruh baya itu keluar dari truk lewat pintu mobil yang telah terbuka.

Aera segera mengambil alih kemudi dan menutup pintu truk. Mobil besar itu sempat menabrak pembatas jalan karena kehilangan kendali beberapa saat, tetapi setelah Aera mengambil alih truk itu kembali berada di jalurnya. Dia menyeringai saat melihat beberapa mobil polisi sedang mengikuti di belakangnya.

"Bedebah sialan." gumamnya.

Aera menabrak mobil polisi yang berada di depannya. Dia menoleh ke samping dan melihat Nara sedang melakukan hal yang sama.

"Kita lompat ke sungai di sana!" teriak Aera pada Nara yang sedang berada tak jauh darinya.

"Melompat lagi? Apa dia sudah gila?" ucap Nara dengan suara pelan. Jantungnya sedang berdetak tak normal sekarang, karena ini baru pertama kalinya Nara melakukan hal segila itu dalam hidupnya dengan menjadi buronan polisi lalu di kejar seperti sekarang.

"Apa Jungwon Sajangnim belum menghapus kami dari daftar buronan? Dia menjanjikan kebebasan padaku dan Aera jika informasi itu telah mereka dapatkan." Nara terus bergumam sendiri sembari menyetir truk mengikuti belakang truk yang Aera kendarai di depannya.

Nara melihat Aera keluar dari truk tanpa menghentikan kendaraan besar itu lalu melompat ke sungai besar di bawah jembatan. Walau tak yakin setelah ini akan tetap hidup, Nara pun mengikuti apa yang Aera lakukan.

Sementara kedua mobil truk mereka tadi terus melaju tanpa ada yang mengemudinya membuat kekacauan besar di jembatan tersebut. Dua gadis nakal di dalam sungai itu sedang bersembunyi di tiang besar pondasi jembatan. Mereka terengah tetapi terus memperhatikan ke atas sana, tetap siaga jika ada polisi yang ikut terjun ke bawah juga.

THE TRUE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang