•
•
•
•
•
•Hari ini, Arabian mengajak Callysta main kerumah orang tuanya. Mereka baru kembali dari Kanada, keluarga Arabian memiliki perusahaan di Kanada. Sedangkan yang di jakarta adalah salah satu cabang, pusatnya di Kanada. Jadi keluarga Arabian tinggal di Kanada karena papa Arabian mengurus perusahaan yang ada disana. Mereka sering bolak-balik Indonesia Kanada.
Anna, adiknya Arabian ia terpaksa ikut ortu karena Riana mamanya tidak bisa melepaskan Anna begitu saja. Anna, gadis itu tidak takut apa pun, ia berbuat seenaknya. Awalnya ia sekolah di sini, tinggal berdua dengan Arabian. Namun Anna sangat nakal melebihi Arabian dulu, ia sering polos, gangguin temen yang lagi belajar. Bahkan sedang ujian orang lain sibuk isi jawaban, dia malah tidur.
Marfion dan Mariana kehabisan akal untuk mengurus Anna, ia tidak mau mendengarkan siapa pun. Jika sudah dengan Arabian, ia tunduk. Mengiyakan semua apa yang di katakan Arabian tidak membantah.
"Mama!" Panggil Arabian memasuki rumah dengan Callysta.
"Iya sayang! mama di taman!!" Pekik Riana. Arabian menggandeng tangan Callysta menghampiri Riana di taman sampai rumahnya.
"Mama!" Panggil Arabian lagi, Riana melemparkan pot bunga ke sembarang arah saat melihat anak dan menantu datang.
"Ya Tuhan!" Senyuman mengembang di wajahnya, Riana merentangkan tangannya Arabian juga ikut merentangkan tangannya. Ternyata Riana memeluk Callysta, senyum Arabian seketika buyar.
"Menantu mama apa kabar?"
"Baik ma, mama apa kabar?"
"Baik juga, ehh.. kamu udah makan? Mama tadi masak pasta, cobain deh." Riana menggandeng Callysta masuk ke rumah.
"Kayaknya enak banget, Lysta gak sabar mau cobain!"
Arabian masih berdiri di tempat semula, ia memperhatikan komunikasi mama dengan istri nya sangat dekat, sejak kapan mereka dekat?
"Mama! Kok aku di cuekin?!" Arabian merasa tidak dianggap oleh mereka.
"Ehh.. ada menantu papa, gimana kabar kamu sama Bian?" Marfion duduk di meja makan.
"Baik pa, no problem." Ucap Callysta santai sambil makan pasta buatan Riana.
"Bagus lah kalau begitu, jika Bian macam macam sama kamu bilang sama papa, biar papa hajar dia." Kata Marfion mengusap rambut Callysta.
"Jangan dong pa, nanti Callysta jadi janda!"
Tawa Marfion dan Riana mengisi ruang makan, mereka terlihat sangat bahagia. Keluarga Arabian memperlakukan Callysta dengan baik sangat baik malah, Callysta seperti bukan menantu di rumah itu melainkan putri. Mereka memperlakukan layak anak sendiri. Callysta merasa ia di sayang dan di cinta oleh mereka.
"Kalian ngomongin apaan sih? Kayaknya seruu banget." Penasaran Arabian, ia duduk di samping Callysta.
"Kamu nggak di ajak!" Ledek Marfion, mereka bertiga banget dalam tawa.
"Kayaknya kalian dekat banget, pada baru beberapa kali ketemu." Imbuh Arabian bingung.
"Iyah, kami emang dekat, kami setiap hari tukar pesan." Jawab Riana.

KAMU SEDANG MEMBACA
CALLYSTA! |END|
RomanceFollow dulu sebelum baca! Selama dua tahun tinggal di Amerika, Callysta memutuskan untuk kembali ke indonesia dan sekolah disana. Callysta kembali untuk mencari tau penyebab kepergian sang bunda. Sebenarnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu...