Ada beberapa alasan mengapa Hyunsu pada akhirnya memilih bertahan daripada menyerah akan hidupnya. Salah satunya adalah kehadiran seorang perempuan yang selalu memberikan bahu untuknya bersandar ketika ia berada di tengah keterpurukan.
Hyunsu ingat hari itu, hari dimana ia dan para penghuni green home yang lain kehilangan pria 1408 karenanya. Tidak, itu bukan karenanya, tetapi karena Jung Ui-Myeong si berandal itu. Hari itu adalah hari dimana terakhir kalinya merasakan dekapan hangat dari perempuan berambut sebahu.
Pandangannya terlihat kosong, lelaki paruh baya yang selama beberapa hari ini menolongnya terluka karena menahannya agar ia tak mengeluarkan jiwanya yang lain. Hyunsu berlalu begitu saja, melewati Eunyu yang berdiri di belakangnya juga Jisu dan Eunhyeok yang berada di belakang gadis itu. Air matanya kembali menetes tatkala maniknya bertemu dengan manik milik seorang perempuan yang berdiri beberapa meter di balik tubuh Eunhyeok.
"Ssaem," panggilnya lirih.
Perempuan yang dipanggil 'Ssaem' olehnya tersenyum tipis, cairan bening dari kelopak matanya kembali terjun bebas mengenai pipinya. Hyunsu meletakkan kepalanya di bahu perempuan itu, ia menangis hingga bahunya bergetar disertai isakan kecil keluar dari mulutnya.
Minjee ㅡsatu-satunya penghuni green home yang baru saja keluar dari unit apartemennyaㅡ menepuk punggung pemuda di depannya. Meski ia tak melihat secara langsung apa yang terjadi, tetapi ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh murid kesayangannya itu.
"Kau sudah melalui banyak hal, Hyunsu," katanya tanpa peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya.
"Pasti sulit rasanya melewati semuanya sendirian," lanjutnya sambil mengusap kepala Hyunsu menggunakan tangannya yang lain.
Hyunsu menarik kepalanya, matanya menatap sosok gurunya yang kondisinya tidak jauh berbeda dari Jisu. Wajah perempuan itu terlihat pucat dan keringat membasahi keningnya, meski kening itu terhalang oleh poni tetapi Hyunsu masih bisa jelas melihatnya. Tatapannya turun ke bawah, melihat darah yang mengalir di betis gurunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FantasíaHidup di antara dua pilihan memang sangatlah sulit, apalagi jika pilihan yang ada adalah mati sebagai manusia atau hidup sebagai monster. Tentu saja kedua pilihan itu tak pernah terbayang dalam benak manusia-manusia yang hidup di zaman dimana semua...