"Ui-Myeong, kau… jika seandainya nanti aku memiliki anak, aku tak ingin anakku tumbuh seperti aku." Ui-Myeong menoleh, sepertinya gadis di sebelahnya sedang berada di mode serius. "Kenapa?" tanyanya.
"Aku ingin dia atau mereka tumbuh dengan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya. Meskipun nantinya dia sudah tumbuh besar dan menjadi anak yang kuat, aku akan tetap melihatnya sebagai anak kecil yang tetap membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya." Bibirnya masih terkatup, telinganya senantiasa mendengarkan ocehan gadis yang tengah membayangkan masa depannya.
"Kalau seandainya aku mati sebelum melihatnya sukses dan berkeluarga, aku titip dia, ya. Meskipun dia memiliki ayah, dia juga pasti membutuhkan seseorang yang mengetahui banyak tentang masa lalu ibunya." Sorot mata itu memandangnya penuh harap, Ui-Myeong menghela napasnya panjang, ia nampak berpikir sebentar sebelum mendongak menatap langit di atasnya.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana? Lagipula kau harus melihatnya sendiri jika dia tumbuh menjadi pria atau wanita yang sukses dan bisa membahagiakanmu. Bukankah itu salah satu cita-citamu?" Gadis bersurai sebahu itu tersenyum tipis, ia bahkan tidak mengerti perasaan apa yang tengah ia rasakan saat ini.
"Kurasa, hidupku di dunia ini tak akan lama. Entah itu besok atau nanti, aku bisa sajaㅡ" Seakan paham arah pembicaraan gadis yang tengah menatap sayu objek di depannya, Ui-Myeong dengan cepat menaruh jari telunjuknya di depan bibir gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FantasyHidup di antara dua pilihan memang sangatlah sulit, apalagi jika pilihan yang ada adalah mati sebagai manusia atau hidup sebagai monster. Tentu saja kedua pilihan itu tak pernah terbayang dalam benak manusia-manusia yang hidup di zaman dimana semua...