21

597 44 17
                                    

Kobaran api membubung tinggi, membumihanguskan bangunan yang hampir sama rata dengan tanah. Terdengar suara isak tangis seseorang serta seruan pilu dari luar gedung yang sudah dilahap si jago merah. Di dalam sana ada wanita yang mereka kenal sekali, di dalam sana masih ada Lee Minjee yang tersenyum menatap kepergian mereka berlima.

Seojin terisak di sebelah Yongseok yang merangkulnya, Sujin berseru pilu memanggil ibunya dengan tangan yang dicengkeram kuat oleh Yeonghu di belakangnya, sedangkan Seokchan terdiam tak berekspresi, lelaki itu masih mencerna atas kejadian yang telah terjadi sebelum keluar dari gedung mengerikan itu.

Dari kelima laki-laki yang ada di sana, tentu saja yang paling merasakan kesedihan adalah Yeonghu. Namun, lelaki itu sedikit kecewa karena Minjee lebih memilih Ui-Myeong dibanding dirinya, entah apa alasan wanita itu tak memilihnya tetapi ia yakin ada maksud dari pilihan yang diambil wanitanya.

"Ayo, kita kembali ke stadion." Tak ada nada tegas yang biasa ia keluarkan dari mulutnya, jelas sekali Yeonghu tengah menahan perasaannya agar tidak meluap di depan rekan dan anak semata wayangnya.

Dengan berat hati mereka meninggalkan gedung terbakar itu, kelimanya kembali ke kamp penampungan bersama air mata dan kenangan. Tak ada yang tahu jika Yeonghu mengepal kuat tangannya, mencoba menahan semampunya untuk tidak mengeluarkan air mata apalagi terisak.

Meskipun Kim Yeonghu bukanlah cinta pertama Lee Minjee, tetapi Lee Minjee adalah cinta pertama dan mungkin juga menjadi cinta terakhir sersan peleton gagak yang dikenal garang.

Waktu terus berputar, mereka tiba di kamp penampungan ketika bulan berada di puncak kepala. Yeonghu masih diam di tempatnya, memerintahkan Seojin dan yang lainnya untuk masuk lebih dulu beristirahat karena telah menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

Di saat punggung rekannya tak lagi terlihat, saat itu pula air matanya jatuh begitu deras disertai isakan yang amat pilu. Yeonghu juga manusia, dia juga berhak mengekspresikan perasaannya meski tak ingin ada satupun orang yang melihat.

∽스위트 호므~

Sayup-sayup terdengar suara mesin elektrokardiogram yang sangat berisik, seorang perempuan perlahan membuka matanya. Samar ia lihat seseorang berjalan seperti orang bingung disusul dua hingga tiga orang berpakaian berwarna biru yang memanggil namanya.

Perlahan tapi pasti, semua objek yang awalnya terlihat samar perlahan semakin jelas hingga wajah seorang pria menjadi objek pertamanya yang terlihat jelas.

"Sayang." Panggilan itu terdengar lirih. Setetes air mata jatuh mengenai pipi tirusnya, ia tersenyum kecil sebelum membalas genggaman tangan menggunakan jari telunjuknya.

"Syukurlah kau sudah sadar. Sujin menunggumu pulang." Kerutan terlihat jelas di keningnya. Menyadari jika ia kebingungan, lelaki itu kembali berkata, "Sujin, jagoan kecil kita. Terima kasih sudah berjuang untuknya, Sayang."

Senyum yang sempat hilang kembali terukir meski sangat tipis. Ia kembali menutup kedua matanya begitu keningnya dikecup oleh laki-laki yang merupakan suaminya.

"Ayo, sembuh, lalu pulang dan kita besarkan Sujin dengan penuh kasih sayang." Anggukan pelan sebagai balasan, bibirnya mencoba membentuk senyum yang lebih lebar.

Nyatanya, semua itu hanyalah mimpi semasa kritisnya. Lee Minjee mengalami kecelakaan lalu lintas membuat suaminya harus memilih salah satu pilihan yang berat. Istri atau anak, bukankah pilihan yang sulit untuk seorang suami sekaligus calon ayah yang menantikan kehadiran sang buah hati selama hampir tiga tahun lamanya?

Lelaki itu, Kim Yeonghu, dia tersenyum bahagia melihat istrinya kembali membuka mata padahal dokter mengatakan hanya sepuluh persen kemungkinan itu akan terjadi. Namun, ternyata sepuluh persen itu terus berkembang hingga seratus persen meski harus menunggu selama kurang lebih setengah tahun. Tentunya bukan hal yang mudah, banyak kejadian-kejadian yang telah Yeonghu lalui tanpa diketahui oleh istri tercinta. Namun, berkat kesabaran yang ia miliki, Yeonghu berhasil melalui itu semua meski tempat bersandarnya dan tempatnya berkeluh kesah tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit.

End

Yey selesai meski agak gimana gitu, soalnya aku juga kehabisan ide wkwkwk. Komen yuk yang setuju aku bikin cerita NHC x Minjee hihihihiwww

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang