18

341 54 3
                                    

Di media itu outfitnya Ibu Minjee ya ges ya



Kaki jenjangnya berhenti di tempat yang tak pernah ia sisir sebelumnya. Terhitung sudah hampir empat jam ia berdiri tanpa melakukan apa-apa. Dimulai dari malam yang sepi hingga langit berwarna biru ia terdiam dengan sorot lurus ke arah gerbang yang ditutup.

Kamp penampungan. Entah apa yang membuat Sujin melangkahkan kakinya ke arah tempat itu. Matanya mengerjap, mencoba bergerak dan bersikap seperti manusia pada umumnya yang tengah tersesat begitu seorang wanita menangkap kehadirannya dari sela-sela pintu gerbang yang bolong.

Wanita berkemeja kotak itu mendekat, menelisik penampilannya dari atas ke bawah lalu kembali lagi ke atas. "Darimana kau menemukan tempat ini?" tanya wanita itu.

"Aku mendengar ledakan waktu itu dan ibuku bilang itu berasal dari stadion, jadi aku kemari untuk memastikan apakah ada manusia yang hidup di tempat ini," ujar Sujin setengah berbohong.

"Lalu kemana ibumu sekarang?" Sujin mengangkat bahunya pertanda ia tidak tahu. Bisa Sujin lihat wanita berambut sebahu itu tengah berpikir. Namun, setelahnya pintu itu terbuka, Sujin tersenyum kemudian masuk setelahnya.

"Ikut aku untuk bergabung bersama yang lain." Anggukan singkat sebagai jawaban, Sujin mengekori wanita yang sepertinya memiliki pengaruh besar di tempat ini.

'Ibu, sebentar lagi aku akan bertemu dengan Ayah. Aku akan mengajaknya mencarimu dan membawamu pulang.' Senyum miring yang terlihat seperti sebuah seringai tipis tercetak jelas di bibir Sujin. Buru-buru ia mengubah ekspresinya begitu melihat keramaian di bawah tanah.

∽스위트 호므~

"Pacar?" Seojin terkejut, maniknya tak lepas dari Yeonghu di depannya.

"Ya. Kau tahu soal itu?" tanya Yeonghu yang menduga jika Yongseok tak menceritakan semuanya pada lelaki di hadapannya.

"Tidak. Apa kau yakin?" Benar dugaan Yeonghu, Yongseok tidak pernah menceritakan tentang percintaannya pada Seojin meski keduanya berteman dekat.

"Karena tidak mungkin Yongseok tidak bilang itu padaku. Itu berarti dia tidak desersi hanya untuk kabur," kata Seojin setelah melihat anggukan Yeonghu.

"Kita harus mencarinya. Aku siapkan yang lain," lanjut Seojin hendak pergi mengumpulkan teman-temannya, namun Yeonghu menahan lengannya membuatnya kembali mundur menoleh menanti ucapan yang akan dilontarkan oleh suami dari perempuan yang pernah menjadi sahabatnya.

"Ini belum disetujui." Tatapan Yeonghu terlihat lelah, apalagi melihat kemarahan yang tersirat di wajah Seojin.

"Apa maksudmu? Aku akan bicara dengan Serma Tak." Seojin beranjak dari tempatnya, tapi lagi-lagi Yeonghu menahannya. Ia yang tidak sabaran pun melepaskan tangannya yang ditahan Yeonghu secara kasar.

"Apa? Jangan bilang kalau kau juga setuju dengannya?" kesal Seojin.

"Tidak, kita memang harus menemukan Yongseok," balas Yeonghu.

"Lalu kenapa?" Yeonghu menghela napas berat sambil menatap ujung sepatunya, ia terdiam sebentar sebelum kembali mendongak dan menjawab, "Peleton bertindak demi kebaikan publik. Dan Yongseok bukan sekedar menghilang, tapi dia kabur. Dari keadaannya, kasus Yongseok hanyalah kesalahan personal."

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang