1.1932

739 55 5
                                    

Sekarang adalah tanggal 13 Januari 1932 di Hindia Belanda. Herman seorang Kolonel dari Divisi 13 KNIL Belanda memanggil semua pemimpin batalion di Divisi 13 untuk rapat.

Herman adalah Kolonel muda dengan umum 23 tahun yang merupakan jenius militer di KNIL.

Tetapi yang tidak diketahui oleh Belanda adalah bahwa Herman adalah seorang penjelajah waktu yang terbangun di tubuh Herman lain yang menjadi Kolonel KNIL.

Sudah 3 bulan sejak dia sampai di era ini dan dia sudah terbiasa dengan berbagai hal yang berbeda dengan eranya.

Walaupun dia terkejut memimpin sebuah Divisi Infanteri untungnya dia mempunyai dasar kepemimpinan sehingga semuanya berjalan normal.

Segera para komandan batalion masuk memenuhi ruang rapat. Disampingnya terdapat Wakil Komandan Divisi 13 Asep dan Kepala Staf Ferdian yang merupakan bawahannya.

Divisi 13 berjumlah 15.000 personil yang terdiri dari 14 batalion Infanteri dan 3 batalion Artileri.

Hal ini merupakan kekuatan besar di Hindia Belanda. Ketahuilah bahwa di Hindia Belanda hanya terdapat 50.000 tentara saja yang tersebar di berbagai wilayah.

Untungnya Divisi 13 berada di pulau Jawa dan merupakan salah satu kekuatan utama di Hindia Belanda.

Di pulau Jawa terdapat 2 Divisi yaitu Divisi 13 dan Divisi 5 yang bermarkas di Bandung.

Bandung menjadi markas berkas tentara KNIL di Hindia Belanda yang membuatnya harus memiliki Divisi untuk menjaga tempat itu.

Tentara KNIL mayoritas adalah orang pribumi yang banyak diisi oleh orang Jawa, Manado dan Ambon.

Sekitar 70% tentara KNIL adalah orang pribumi yang diseleksi oleh Belanda. Belanda hanya merekrut daerah yang mereka pikir memiliki pengaruh kuat disana.

Herman adalah orang yang beruntung menjadi perwira tinggi KNIL dengan pangkat Kolonel. Di Hindia Belanda perwira yang berpangkat Kolonel mampu dihitung jari apa lagi yang dari pribumi.

Dia adalah satu-satunya perwira tinggi berpangkat Kolonel yang berasal dari pribumi membuat statusnya di kalangan tentara sangat terkenal.

Walaupun begitu dia tidak ingin melayani Belanda dan membiarkan masyarakat pribumi lainnya menderita.

"Saya buka rapat ini, sekarang kita akan membahas rencana kita untuk memberontak melawan Belanda"ucap Herman membuka rapat kali ini.

Memang selama 3 bulan ini dia telah mengajak bawahannya untuk memberontak melawan Belanda, walaupun sedikit terhalang karena ada beberapa yang tidak ingin ikut tapi Herman berhasil menyingkirkan mereka dan menggantinya dengan orang-orangnya.

"Menurut kondisi saat ini sangat cocok dikarenakan dunia sedang mengalami yang namanya Great Depresion yang disebabkan oleh jatuhnya harga saham di Amerika serikat"ucap Herman meyakinkan para bawahannya.

"Kawan-kawan kami di luar Jawa juga sudah bersiap menunggu perintah kami, di Sulawesi kami memiliki 3.000 tentara, di Kalimantan 5.000 tentara dan di Sumatra 4.000 tentara. Total kekuatan kami di Hindia Belanda telah mencapai 27.000 personil yang sudah setengah dari personil KNIL di Hindia Belanda"lanjut Herman.

Komandan batalion saling memandang dan mengangguk. Mereka sekarang berada di keunggulan dalam jumlah.

"Komandan, maka kami siap untuk memulai pemberontakan melawan Belanda. Kami bisa menyerang pabrik amunisi Belanda di daerah Bogor dan merebut senapan dan artileri ringan disana"jawab komandan batalion 34 Raymond Peter.

"Kami harus menghancurkan tentara KNIL di Bandung dan merebut markas besar KNIL. Tapi sebelum itu kami harus menawan beberapa petinggi Hindia Belanda seperti Gubernur Jendral dan staffnya"lanjut Peter membuat Herman puas.

Indonesia 1932Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang